Nahdlatul Ulama museum itself is a resource center of culture and history of Nahdatul Ulama (NU). Was first opened on 25 November 2004 by the late KH[expand acronym]. Abdurrahman Wahid. For its inauguration in NU Congress did on the 31st at the City Boyolali, Central Java, on 28 November 2004 by Ra'is Aam as Chairman of NU and KH. M. Sahal Mahfudh. Museum building consists of three floors. For the first floor, as a museum exhibit and document history, including historical documents dokemen NU, NU Coat, Nahdlatut Tujjar, Afkar and Proceedings Act Tashwirul KH. Hashim As'ari. Also on display Kiswa Kaaba, Dokemen Ulama NU khittah and Photos. As for the second floor, as a place to store the Heritage Objects and Photo. Among the objects and photo sejarah NU, NU Keris, Keris fighters and stick the two central figures NU. Here are also on display as a witness to history of ancient Bicycle Conference participants, as well as documentation in...
Read moreSaya mengunjungi Museum Nahdlatul Ulama. Begitu saya memasuki museum ini, saya merasakan keheningan dan kedamaian yang terpancar dari setiap sudutnya. Museum ini adalah tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah dan nilai-nilai dari organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.
Saya memulai perjalanan saya dengan menjelajahi lantai pertama museum. Di sini, saya disambut oleh berbagai foto dan artefak yang menggambarkan perjalanan panjang Nahdlatul Ulama sejak pendiriannya pada 31 Januari 1926. Saya dapat melihat foto-foto tokoh-tokoh NU yang berperan penting dalam perkembangan organisasi ini. Setiap foto memberikan gambaran yang jelas tentang perjuangan dan dedikasi mereka dalam memperjuangkan Islam yang moderat dan toleran.
Selanjutnya, saya naik ke lantai kedua museum. Di sini, saya menemukan berbagai pameran yang menggambarkan kegiatan-kegiatan NU saat masa lalu. Saya melihat replika majelis taklim, lembaga pendidikan, dan berbagai kegiatan sosial yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama. Semua itu memberikan gambaran yang mendalam tentang peran penting NU dalam masyarakat Indonesia.
Tidak hanya itu, lantai ketiga museum menawarkan ruang yang nyaman untuk belajar dan berdiskusi. Terdapat perpustakaan yang menyimpan berbagai buku dan literatur mengenai NU dan Islam. Saya merasa terinspirasi oleh atmosfer yang tenang dan penuh pengetahuan di ruangan ini.
Selama menjelajahi museum, saya juga terkesan dengan harga tiket masuk yang terjangkau, hanya 2000 rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa Museum Nahdlatul Ulama ingin memberikan akses kepada semua orang untuk mempelajari dan menghargai sejarah NU.
Setelah menghabiskan waktu di Museum Nahdlatul Ulama, saya merasa lebih mengenal dan menghargai peran penting NU dalam memperjuangkan Islam yang moderat dan toleran. Museum ini adalah tempat yang tepat untuk memperluas pengetahuan dan memperdalam pemahaman kita tentang sejarah dan nilai-nilai yang diusung oleh Nahdlatul Ulama.
Jadi, jika kalian ingin mempelajari sejarah NU dan menghargai perjuangan organisasi Islam yang besar ini, jangan ragu untuk mengunjungi Museum Nahdlatul Ulama di Surabaya. Saya yakin Anda akan meninggalkan museum ini dengan pengetahuan yang berharga dan apresiasi...
Read moreDisini ada pemeriksaan antigen. Saya pengen share aja pengalaman antigen disini
Bayar 150 saya tanya dulu hasil keluar berapa lama.
Dijawab dua jam maksimal
Lalu kami test. Pertama mbaknya kurang masuk masukin alatnya. Cocok buat kamu yg pengen hasil negatif karena cuma diulik di buku hidung. Auto bersin.
Gak cocok kalau kamu swab untuk tracing.
Kedua, hasilnya gak dikirim setelah dua jam. Di telp gak diangkat, di wa no respon sampai 2,5 jam baru di respon follow up. Hello follow up kok nunggu di komplain.
Posisi saya sudah di pos pemeriksaan antigen padahal.
Cacat janji, kalau memang lama bilang aja lama. Jangan obral janji dua jam.
Kemudian setelah hard complain baru dikirim hasil menjelang 3 jam. Alhamdulillah saya sudah lolos pemeriksaan, dan gak kepakai dong hasil...
Read more