Saya kesini saat akhir Desember, satu hari sebelum perayaan pergantian tahun 2024 ke 2025. Saya pergi bersama beberapa teman saya dan kami tiba pukul 7 malam dengan disambut oleh langit yang sedang gemar menangis. Bangunan tempat parkir luas, memiliki atap dan sepertinya aman sehingga kami tidak perlu khawatir dengan kendaraan kami. Semua berjalan sebagaimana mestinya; kami mendirikan tenda, barbequean, bebersih kemudian mengistirahatkan diri - saya memilih tidak tidur, sibuk mengagumi suara ombak, aroma laut yang menenangkan dan gugusan bintang yang terkadang malu-malu keluar dari tempat persembunyiannya. Saat subuh kami mengejar sunrise menuju bukit pengilon. Sayangnya, kami kesiangan dan berujung berhenti sampai air terjun saja. Setelah itu kami turun dan ternyata sudah disambut oleh penjaga bukit (tersebar di beberapa titik) yang siap meminta pungutan karenankami telah melewati jalan/wilayah mereka. Setelahnya, kami sarapan, bebersih dan mulai menata ulang barang-barang di tenda kami (kami membawa dua tenda dan flysheet). Tiba-tiba seorang bapak-bapak yang sepertinya tour guide/fotografer lokal (saya mendengar percakapannya dengan salah satu wisatawan jauh) meminta kami untuk segera membongkar tenda saat itu juga karena konon katanya kami menutupi jalan masuk wisatawan. Kemudian kami segera menata barang dan membongkar flysheet, tidak membongkar tenda, toh jalanan masih sangat luas dan tenda kami kecil, kapasitas 2 orang saja. Singkatnya, beliau kekeuh memaksa kami segera membongkar tenda, yang berujung mau tidak mau harus kami lakukan.
Intinya, sepertinya kami sedang tidak beruntung karena harus bertemu dengan bapak-bapak tsb.
(+) Tempatnya indah, terdapat pantai, bukit, sungai dan air terjun (+) Tempat parkir luas (+) Banyak warung yang buka 24 jam dan memiliki jasa charging gadget (+) Terdapat fasilitas mushola dan kamar mandi (+) Penjaga loket, penjaga parkir dan warga setempat cukup ramah (+) Terdapat wifi
(-) Biaya untuk mck dihitung permasuk km, jika ditotal lumayan, hampir 20k hanya untuk kebutuhan mck (-) Terdapat pungutan (-) Mushola bersih tapi bau pipis kucing di mukena...
Read moreThis beach is freaking beautiful. But local treat it wrong, so much trash around the sands, and they sometimes asking more for the fee (illegal).
You not only could enjoying the beach but also can do a little 30 minutes hike to Bukit Pengilon and see a little waterfall called Banyu Tibo, the view is so breathtaking.
Legal government's entrance fee for 2 person: Rp. 10000 Some random local's entrance fee to hike to Bukit Pengilon for 2 person : Rp. 4000 Another random local's entrance fee to Banyu Tibo for 2 person: Rp. 6000 (it's listed Rp. 2000/person, but somehow the guy asking extra Rp. 1000) Ice coconut drink at the beach: Rp. 13000 Illegal parking...
Read morePantai Siung adalah suatu objek wisata pantai yang terletak di Kec. Tepus, tepatnya berada di Dusun Wates, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya berjarak kurang lebih 77 km dari kota Yogya dan memiliki lokasi wisata petualangan panjat tebing dengan 250 jalur berstandar internasional.
Di sepanjang perjalanan menuju lokasi pantai, Anda akan disuguhi pemandangan bukit kapur yang ditumbuhi pohon-pohon jati. Jalan yang berkelok-kelok dan menaik, merupakan tantangan yang harus Anda lewati sebelum mencapai Pantai Siung. Akan tetapi, perjalanan yang melelahkan akan terbayar ketika Anda sudah berada di kawasan Pantai Siung. Pantai dengan hamparan pasir putih dan suara deburan ombak, akan membuat suasana hati dan pikiran Anda tenang dan damai.
Karena pantai ini sangat terpencil, fasilitas yang tersedia mash sangat minim, hanya tersedia tempat parkir luas, toilet, dan warung. Untuk akomodasi hotel tidak tersedia di sini, tetapi jika Anda ingin bermalam di Pantai Siung, Anda bisa menggunakan pondok pemanjat yang bentuknya mirip rumah panggung dengan kapasitas kurang lebih sekitar 20 orang. Jika Anda ingin bermalam dengan suasana alam, Anda bisa membawa tenda sendiri yang bisa Anda gunakan di sekitar tebing-tebing.
Jika Anda dari Kota Yogyakarta, Anda bisa menggunakan jalur Yogyakarta-Wonosari-Tepus-Purwodadi-Pantai Siung. Jika Anda menggunakan transportasi umum, Anda dapat menggunakan bus dari Terminal Giwangan Yogyakarta dengan menggunakan bus jurusan Jogja-Wonosari. Sampai di terminal Wonosari, Anda dapat menggunakan angkutan umum jurusan Wonosari-Tepus. Sesampai terminal Tepus, Anda bisa menggunakan jasa ojek, karena hanya itu transportasi umum yang bisa digunakan sampai ke...
Read more