HTML SitemapExplore
Find Things to DoFind The Best Restaurants
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Candi Bajang Ratu — Attraction in Trowulan

Name
Candi Bajang Ratu
Description
Nearby attractions
Candi Tikus
Kompleks Trowulan, Dinuk, Temon, Kec. Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur 61362, Indonesia
Nearby restaurants
Nearby hotels
Related posts
Keywords
Candi Bajang Ratu tourism.Candi Bajang Ratu hotels.Candi Bajang Ratu bed and breakfast. flights to Candi Bajang Ratu.Candi Bajang Ratu attractions.Candi Bajang Ratu restaurants.Candi Bajang Ratu travel.Candi Bajang Ratu travel guide.Candi Bajang Ratu travel blog.Candi Bajang Ratu pictures.Candi Bajang Ratu photos.Candi Bajang Ratu travel tips.Candi Bajang Ratu maps.Candi Bajang Ratu things to do.
Candi Bajang Ratu things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Candi Bajang Ratu
IndonesiaEast JavaTrowulanCandi Bajang Ratu

Basic Info

Candi Bajang Ratu

Jl. Candi Tikus No.9, Pelem, Temon, Kec. Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur 61362, Indonesia
4.6(1.2K)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Outdoor
Family friendly
attractions: Candi Tikus, restaurants:
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Trowulan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Trowulan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Trowulan
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Candi Bajang Ratu

Candi Tikus

Candi Tikus

Candi Tikus

4.5

(1.1K)

Open 24 hours
Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.

Reviews of Candi Bajang Ratu

4.6
(1,182)
avatar
5.0
7y

Candi Bajangratu terletah di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, sekitar 3,5 km dari Candi Wringinlawang dan sekitar 600 m dari Candi Tikus. Candi ini masih menyimpan banyak hal yang belum diketahui secara pasti, baik mengenai tahun pembuatannya, raja yang memerintahkan pembangunannya, fungsinya, maupun segi-segi lainnya.Nama Bajangratu pertama kali disebut dalam Oudheidkunding Verslag (OV) tahun 1915. Arkeolog Sri Soeyatmi Satari menduga nama Bajangratu ada hubungannya dengan Raja Jayanegara dari Majapahit, karena kata 'bajang' berarti kerdil. Menurut Kitab Pararaton dan cerita rakyat, Jayanegara dinobatkan tatkala masih berusia bajang atau masih kecil, sehingga gelar Ratu Bajang atau Bajangratu melekat padanya. Mengenai fungsi candi, diperkirakan bahwa Candi Bajangratu didirikan untuk menghormati Jayanegara. Dasar perkiraan ini adalah adanya relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan cerita peruwatan. Relief yang memuat cerita peruwatan ditemukan juga, antara lain, di Candi Surawana. Candi Surawana diduga dibangun sehubungan dengan wafatnya Bhre Wengker (akhir abad ke-7). Dalam Kitab Pararaton dijelaskan bahwa Jayanegara wafat tahun 1328 ('sira ta dhinar meng Kapopongan, bhiseka ring csrenggapura pratista ring Antarawulan'). Disebutkan juga bahwa Raja Jayanegara, yang kembali ke alam Wisnu (wafat) pada tahun 1328, dibuatkan tempat sucinya di dalam kedaton, dibuatkan arcanya dalam bentuk Wisnu di Shila Petak dan Bubat, serta dibuatkan arcanya dalam bentuk Amoghasidhi di Sukalila. Menurut Krom, Csrenggapura dalam Pararaton sama dengan Antarasasi (Antarawulan) dalam Negarakertagama, sehingga dapat disimpulkan bahwa 'dharma' (tempat suci) Raja Jayanegara berada di Kapopongan alias Csrenggapura alias Crirangga Pura alias Antarawulan, yang kini disebut Trowulan. Arca perwujudan sang raja dalam bentuk Wisnu juga terdapat di Bubat (Trowulan). Hanya lokasi Shila Petak (Selapethak) yang belum diketahui. Di samping pendapat di atas, ada pendapat lain mengenai fungsi Candi Bajangratu. Mengingat bentuknya yang merupakan gapura paduraksa atau gapura beratap dengan tangga naik dan turun, Bajangratu diduga merupakan salah satu pintu gerbang Keraton Majapahit. Perkiraan ini didukung oleh letaknya yang tidak jauh dari lokasi bekas istana Majapahit.Bajangratu diperkirakan didirikan antara abad ke-13 dan ke-14, mengingat: 1) Prakiraan fungsinya sebagai candi peruwatan Prabu Jayanegara yang wafat tahun 1328 M ; 2) Bentuk gapura yang mirip dengan candi berangka tahun di Panataran Blitar; 3) Relief penghias bingkai pintu yang mirip dengan relief Ramayana di Candi Panataran; 4) Bentuk relief naga yang menunjukkan pengaruh Dinasti Yuan. J.L.A. Brandes memperkirakan bahwa Bajangratu dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan Candi Jago di Tumpang, Malang, ditilik dari adanya relief singa yang mengapit sisi kiri dan kanan kepala Kala, yang juga terdapat di Candi Jago. Candi Jago sendiri diperkirakan dibangun pada abad ke-13. Candi Bajangratu menempati area yang cukup luas. Seluruh bangunan candi dibuat dari batu bata merah, kecuali anak tangga dan bagian dalam atapnya. Sehubungan dengan bentuknya yang merupakan gapura beratap, Candi Bajangratu menghadap ke dua arah, yaitu timur-barat. Ketinggian candi sampai pada puncak atap adalah 16,1 m dan panjangnya 6,74 m. Gapura Bajangratu mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri. Pada masing-masing sisi yang...

   Read more
avatar
5.0
6y

I have feeling amazing with our beloved Indonesia's  Archaelogical sites..dan hati saya terpaut untuk mengunjungi salah satu kebudayaan Kerajaan terbesar di Nusantara bahkan dunia, yaitu Kerajaan Majapahit. Saya belum pernah berlibur dengan "tema" budaya hehe.. Biasanya saya berlibur ke pantai atau tempat wisata yang hits dan kekinian plus punya spot foto yang Instagramable untuk saya pajang di media sosial saya. Kali ini saya ingin "out of the box" dengan berlibur ke Candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit, di Trowulan, Mojokerto,Jawa Timur..bakalan seru neh !! Nah,tujuan wisata saya kali ini ke Candi BAJANG RATU. Kenapa saya langsung menuju ke Candi ini? Bukannya ke Candi lain misalnya? Menurut guide saya waktu itu,Candi Bajang Ratu yang didirikan abad 14 berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara dan digunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Hal tersebut akhirnya menjadi suatu Kebudayaan di daerah Trowulan jika melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang..menarik ya ?! Bajang Ratu sendiri berarti "Raja Cacat", karena menurut legenda setempat, ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di Gapura ini dang mengakibatkan cacat pada tubuhnya, sehingga Candi ini dinamakan Bajang Ratu. Candi ini dihiasi relief-relief yang sangat indah lho...sungguh saya tidak habis pikir betapa kreatifnya seniman bangsa kita dan betapa indah dan kayanya kebudayaan Indonesia jaman dahulu dan sekarang tentu saja. Relief seperti hiasan sulur suluran, singa, matahari, naga berkaki,kepala Garuda dan relief bermata satu atau monocle Cyclops... hal itu menurut legenda berfungsi sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Bagi saya, mengunjungi candi-candi nan indah ini adalah wujud mencintai Bangsa dan Negara Indonesia, sudah seyogyanya kita menjadi Traveler sejati dengan mulai dari mencintai Budaya Bangsa sendiri dan bangga dengan apa yang tersirat di dalamnya.Seperti Candi Bajang Ratu ini yang berdiri indah, tenang dan menakjubkan di tengah-tengah Bukit yang hijau dan asri. Candi ini didirikan bukan tanpa maksud, tapi untuk memberikan Ketenangan dari alam yang masih terkontrol. Ketika saya memasuki lokasi Candi Bajang Ratu, waktu seperti terhenti...hanya sepoian angin dan desahan daun seperti menyambut kedatangan saya .. sejuknya udara dan basahnya dedauan seperti bilang kalau saya akan baik-baik saja disini ...puluhan bunga yang mekar cantik berwarna-warni juga seperti melambaikan ucapan selamat datang.. Saya begitu takjub dan sempat merinding serta membayangkan 14 abad lalu bagaimana indahnya lokasi di sini dan betapa tenangnya suasananya...karena saat ini juga saya merasakan hal yang sama .. Lokasi Candi Bajang Ratu ini bisa dicapai dengan sepeda motor atau mobil dengan berkendara sejauh 200 meter dari jalan raya Mojokerto-Jombang.Setelah sampai di perempatan Dukuh Nglikuk,menuju Timur sejauh 3 km, di dukuh Kraton,Desa Temon,Kecamatan Trowulan. Memasuki kawasan candi ini juga tidak ada tiket resmi, hanya diminta biaya seadanya saat pengunjung mengisi daftar hadir pengunjung di pos...

   Read more
avatar
5.0
1y

Bajang Ratu Temple, located in Trowulan, East Java, Indonesia, is a majestic 14th-century gate that served as part of the Majapahit Kingdom’s architectural complex. This red-brick structure is an impressive example of Majapahit architecture, known for its intricate carvings and elegant proportions.

Standing approximately 16.5 meters tall, Bajang Ratu is believed to have been a ceremonial gateway. Historical inscriptions and local traditions suggest it was possibly erected in honor of King Jayanegara, the second ruler of Majapahit, following his death. The temple features reliefs depicting Hindu epics, such as the Ramayana, showcasing the kingdom's deep spiritual and artistic traditions.

Today, Bajang Ratu stands as one of the few well-preserved remnants of the once-grand Majapahit Empire, attracting visitors who wish to explore Indonesia's rich cultural and historical...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Ar PAr P
Candi Bajangratu terletah di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, sekitar 3,5 km dari Candi Wringinlawang dan sekitar 600 m dari Candi Tikus. Candi ini masih menyimpan banyak hal yang belum diketahui secara pasti, baik mengenai tahun pembuatannya, raja yang memerintahkan pembangunannya, fungsinya, maupun segi-segi lainnya.Nama Bajangratu pertama kali disebut dalam Oudheidkunding Verslag (OV) tahun 1915. Arkeolog Sri Soeyatmi Satari menduga nama Bajangratu ada hubungannya dengan Raja Jayanegara dari Majapahit, karena kata 'bajang' berarti kerdil. Menurut Kitab Pararaton dan cerita rakyat, Jayanegara dinobatkan tatkala masih berusia bajang atau masih kecil, sehingga gelar Ratu Bajang atau Bajangratu melekat padanya. Mengenai fungsi candi, diperkirakan bahwa Candi Bajangratu didirikan untuk menghormati Jayanegara. Dasar perkiraan ini adalah adanya relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan cerita peruwatan. Relief yang memuat cerita peruwatan ditemukan juga, antara lain, di Candi Surawana. Candi Surawana diduga dibangun sehubungan dengan wafatnya Bhre Wengker (akhir abad ke-7). Dalam Kitab Pararaton dijelaskan bahwa Jayanegara wafat tahun 1328 ('sira ta dhinar meng Kapopongan, bhiseka ring csrenggapura pratista ring Antarawulan'). Disebutkan juga bahwa Raja Jayanegara, yang kembali ke alam Wisnu (wafat) pada tahun 1328, dibuatkan tempat sucinya di dalam kedaton, dibuatkan arcanya dalam bentuk Wisnu di Shila Petak dan Bubat, serta dibuatkan arcanya dalam bentuk Amoghasidhi di Sukalila. Menurut Krom, Csrenggapura dalam Pararaton sama dengan Antarasasi (Antarawulan) dalam Negarakertagama, sehingga dapat disimpulkan bahwa 'dharma' (tempat suci) Raja Jayanegara berada di Kapopongan alias Csrenggapura alias Crirangga Pura alias Antarawulan, yang kini disebut Trowulan. Arca perwujudan sang raja dalam bentuk Wisnu juga terdapat di Bubat (Trowulan). Hanya lokasi Shila Petak (Selapethak) yang belum diketahui. Di samping pendapat di atas, ada pendapat lain mengenai fungsi Candi Bajangratu. Mengingat bentuknya yang merupakan gapura paduraksa atau gapura beratap dengan tangga naik dan turun, Bajangratu diduga merupakan salah satu pintu gerbang Keraton Majapahit. Perkiraan ini didukung oleh letaknya yang tidak jauh dari lokasi bekas istana Majapahit.Bajangratu diperkirakan didirikan antara abad ke-13 dan ke-14, mengingat: 1) Prakiraan fungsinya sebagai candi peruwatan Prabu Jayanegara yang wafat tahun 1328 M ; 2) Bentuk gapura yang mirip dengan candi berangka tahun di Panataran Blitar; 3) Relief penghias bingkai pintu yang mirip dengan relief Ramayana di Candi Panataran; 4) Bentuk relief naga yang menunjukkan pengaruh Dinasti Yuan. J.L.A. Brandes memperkirakan bahwa Bajangratu dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan Candi Jago di Tumpang, Malang, ditilik dari adanya relief singa yang mengapit sisi kiri dan kanan kepala Kala, yang juga terdapat di Candi Jago. Candi Jago sendiri diperkirakan dibangun pada abad ke-13. Candi Bajangratu menempati area yang cukup luas. Seluruh bangunan candi dibuat dari batu bata merah, kecuali anak tangga dan bagian dalam atapnya. Sehubungan dengan bentuknya yang merupakan gapura beratap, Candi Bajangratu menghadap ke dua arah, yaitu timur-barat. Ketinggian candi sampai pada puncak atap adalah 16,1 m dan panjangnya 6,74 m. Gapura Bajangratu mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri. Pada masing-masing sisi yang mengapit anak
ZULFIATI ANISAHZULFIATI ANISAH
I have feeling amazing with our beloved Indonesia's  Archaelogical sites..dan hati saya terpaut untuk mengunjungi salah satu kebudayaan Kerajaan terbesar di Nusantara bahkan dunia, yaitu Kerajaan Majapahit. Saya belum pernah berlibur dengan "tema" budaya hehe.. Biasanya saya berlibur ke pantai atau tempat wisata yang hits dan kekinian plus punya spot foto yang Instagramable untuk saya pajang di media sosial saya. Kali ini saya ingin "out of the box" dengan berlibur ke Candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit, di Trowulan, Mojokerto,Jawa Timur..bakalan seru neh !! Nah,tujuan wisata saya kali ini ke Candi BAJANG RATU. Kenapa saya langsung menuju ke Candi ini? Bukannya ke Candi lain misalnya? Menurut guide saya waktu itu,Candi Bajang Ratu yang didirikan abad 14 berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara dan digunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Hal tersebut akhirnya menjadi suatu Kebudayaan di daerah Trowulan jika melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang..menarik ya ?! Bajang Ratu sendiri berarti "Raja Cacat", karena menurut legenda setempat, ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di Gapura ini dang mengakibatkan cacat pada tubuhnya, sehingga Candi ini dinamakan Bajang Ratu. Candi ini dihiasi relief-relief yang sangat indah lho...sungguh saya tidak habis pikir betapa kreatifnya seniman bangsa kita dan betapa indah dan kayanya kebudayaan Indonesia jaman dahulu dan sekarang tentu saja. Relief seperti hiasan sulur suluran, singa, matahari, naga berkaki,kepala Garuda dan relief bermata satu atau monocle Cyclops... hal itu menurut legenda berfungsi sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Bagi saya, mengunjungi candi-candi nan indah ini adalah wujud mencintai Bangsa dan Negara Indonesia, sudah seyogyanya kita menjadi Traveler sejati dengan mulai dari mencintai Budaya Bangsa sendiri dan bangga dengan apa yang tersirat di dalamnya.Seperti Candi Bajang Ratu ini yang berdiri indah, tenang dan menakjubkan di tengah-tengah Bukit yang hijau dan asri. Candi ini didirikan bukan tanpa maksud, tapi untuk memberikan Ketenangan dari alam yang masih terkontrol. Ketika saya memasuki lokasi Candi Bajang Ratu, waktu seperti terhenti...hanya sepoian angin dan desahan daun seperti menyambut kedatangan saya .. sejuknya udara dan basahnya dedauan seperti bilang kalau saya akan baik-baik saja disini ...puluhan bunga yang mekar cantik berwarna-warni juga seperti melambaikan ucapan selamat datang.. Saya begitu takjub dan sempat merinding serta membayangkan 14 abad lalu bagaimana indahnya lokasi di sini dan betapa tenangnya suasananya...karena saat ini juga saya merasakan hal yang sama .. Lokasi Candi Bajang Ratu ini bisa dicapai dengan sepeda motor atau mobil dengan berkendara sejauh 200 meter dari jalan raya Mojokerto-Jombang.Setelah sampai di perempatan Dukuh Nglikuk,menuju Timur sejauh 3 km, di dukuh Kraton,Desa Temon,Kecamatan Trowulan. Memasuki kawasan candi ini juga tidak ada tiket resmi, hanya diminta biaya seadanya saat pengunjung mengisi daftar hadir pengunjung di pos pendaftaran.
sasf'ssasf's
Bajang Ratu Temple, located in Trowulan, East Java, Indonesia, is a majestic 14th-century gate that served as part of the Majapahit Kingdom’s architectural complex. This red-brick structure is an impressive example of Majapahit architecture, known for its intricate carvings and elegant proportions. Standing approximately 16.5 meters tall, Bajang Ratu is believed to have been a ceremonial gateway. Historical inscriptions and local traditions suggest it was possibly erected in honor of King Jayanegara, the second ruler of Majapahit, following his death. The temple features reliefs depicting Hindu epics, such as the Ramayana, showcasing the kingdom's deep spiritual and artistic traditions. Today, Bajang Ratu stands as one of the few well-preserved remnants of the once-grand Majapahit Empire, attracting visitors who wish to explore Indonesia's rich cultural and historical heritage. Recommended place🤙
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Trowulan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Candi Bajangratu terletah di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, sekitar 3,5 km dari Candi Wringinlawang dan sekitar 600 m dari Candi Tikus. Candi ini masih menyimpan banyak hal yang belum diketahui secara pasti, baik mengenai tahun pembuatannya, raja yang memerintahkan pembangunannya, fungsinya, maupun segi-segi lainnya.Nama Bajangratu pertama kali disebut dalam Oudheidkunding Verslag (OV) tahun 1915. Arkeolog Sri Soeyatmi Satari menduga nama Bajangratu ada hubungannya dengan Raja Jayanegara dari Majapahit, karena kata 'bajang' berarti kerdil. Menurut Kitab Pararaton dan cerita rakyat, Jayanegara dinobatkan tatkala masih berusia bajang atau masih kecil, sehingga gelar Ratu Bajang atau Bajangratu melekat padanya. Mengenai fungsi candi, diperkirakan bahwa Candi Bajangratu didirikan untuk menghormati Jayanegara. Dasar perkiraan ini adalah adanya relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan cerita peruwatan. Relief yang memuat cerita peruwatan ditemukan juga, antara lain, di Candi Surawana. Candi Surawana diduga dibangun sehubungan dengan wafatnya Bhre Wengker (akhir abad ke-7). Dalam Kitab Pararaton dijelaskan bahwa Jayanegara wafat tahun 1328 ('sira ta dhinar meng Kapopongan, bhiseka ring csrenggapura pratista ring Antarawulan'). Disebutkan juga bahwa Raja Jayanegara, yang kembali ke alam Wisnu (wafat) pada tahun 1328, dibuatkan tempat sucinya di dalam kedaton, dibuatkan arcanya dalam bentuk Wisnu di Shila Petak dan Bubat, serta dibuatkan arcanya dalam bentuk Amoghasidhi di Sukalila. Menurut Krom, Csrenggapura dalam Pararaton sama dengan Antarasasi (Antarawulan) dalam Negarakertagama, sehingga dapat disimpulkan bahwa 'dharma' (tempat suci) Raja Jayanegara berada di Kapopongan alias Csrenggapura alias Crirangga Pura alias Antarawulan, yang kini disebut Trowulan. Arca perwujudan sang raja dalam bentuk Wisnu juga terdapat di Bubat (Trowulan). Hanya lokasi Shila Petak (Selapethak) yang belum diketahui. Di samping pendapat di atas, ada pendapat lain mengenai fungsi Candi Bajangratu. Mengingat bentuknya yang merupakan gapura paduraksa atau gapura beratap dengan tangga naik dan turun, Bajangratu diduga merupakan salah satu pintu gerbang Keraton Majapahit. Perkiraan ini didukung oleh letaknya yang tidak jauh dari lokasi bekas istana Majapahit.Bajangratu diperkirakan didirikan antara abad ke-13 dan ke-14, mengingat: 1) Prakiraan fungsinya sebagai candi peruwatan Prabu Jayanegara yang wafat tahun 1328 M ; 2) Bentuk gapura yang mirip dengan candi berangka tahun di Panataran Blitar; 3) Relief penghias bingkai pintu yang mirip dengan relief Ramayana di Candi Panataran; 4) Bentuk relief naga yang menunjukkan pengaruh Dinasti Yuan. J.L.A. Brandes memperkirakan bahwa Bajangratu dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan Candi Jago di Tumpang, Malang, ditilik dari adanya relief singa yang mengapit sisi kiri dan kanan kepala Kala, yang juga terdapat di Candi Jago. Candi Jago sendiri diperkirakan dibangun pada abad ke-13. Candi Bajangratu menempati area yang cukup luas. Seluruh bangunan candi dibuat dari batu bata merah, kecuali anak tangga dan bagian dalam atapnya. Sehubungan dengan bentuknya yang merupakan gapura beratap, Candi Bajangratu menghadap ke dua arah, yaitu timur-barat. Ketinggian candi sampai pada puncak atap adalah 16,1 m dan panjangnya 6,74 m. Gapura Bajangratu mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri. Pada masing-masing sisi yang mengapit anak
Ar P

Ar P

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Trowulan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
I have feeling amazing with our beloved Indonesia's  Archaelogical sites..dan hati saya terpaut untuk mengunjungi salah satu kebudayaan Kerajaan terbesar di Nusantara bahkan dunia, yaitu Kerajaan Majapahit. Saya belum pernah berlibur dengan "tema" budaya hehe.. Biasanya saya berlibur ke pantai atau tempat wisata yang hits dan kekinian plus punya spot foto yang Instagramable untuk saya pajang di media sosial saya. Kali ini saya ingin "out of the box" dengan berlibur ke Candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit, di Trowulan, Mojokerto,Jawa Timur..bakalan seru neh !! Nah,tujuan wisata saya kali ini ke Candi BAJANG RATU. Kenapa saya langsung menuju ke Candi ini? Bukannya ke Candi lain misalnya? Menurut guide saya waktu itu,Candi Bajang Ratu yang didirikan abad 14 berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara dan digunakan sebagai pintu belakang kerajaan. Hal tersebut akhirnya menjadi suatu Kebudayaan di daerah Trowulan jika melayat orang meninggal diharuskan lewat pintu belakang..menarik ya ?! Bajang Ratu sendiri berarti "Raja Cacat", karena menurut legenda setempat, ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di Gapura ini dang mengakibatkan cacat pada tubuhnya, sehingga Candi ini dinamakan Bajang Ratu. Candi ini dihiasi relief-relief yang sangat indah lho...sungguh saya tidak habis pikir betapa kreatifnya seniman bangsa kita dan betapa indah dan kayanya kebudayaan Indonesia jaman dahulu dan sekarang tentu saja. Relief seperti hiasan sulur suluran, singa, matahari, naga berkaki,kepala Garuda dan relief bermata satu atau monocle Cyclops... hal itu menurut legenda berfungsi sebagai pelindung dan penolak mara bahaya. Bagi saya, mengunjungi candi-candi nan indah ini adalah wujud mencintai Bangsa dan Negara Indonesia, sudah seyogyanya kita menjadi Traveler sejati dengan mulai dari mencintai Budaya Bangsa sendiri dan bangga dengan apa yang tersirat di dalamnya.Seperti Candi Bajang Ratu ini yang berdiri indah, tenang dan menakjubkan di tengah-tengah Bukit yang hijau dan asri. Candi ini didirikan bukan tanpa maksud, tapi untuk memberikan Ketenangan dari alam yang masih terkontrol. Ketika saya memasuki lokasi Candi Bajang Ratu, waktu seperti terhenti...hanya sepoian angin dan desahan daun seperti menyambut kedatangan saya .. sejuknya udara dan basahnya dedauan seperti bilang kalau saya akan baik-baik saja disini ...puluhan bunga yang mekar cantik berwarna-warni juga seperti melambaikan ucapan selamat datang.. Saya begitu takjub dan sempat merinding serta membayangkan 14 abad lalu bagaimana indahnya lokasi di sini dan betapa tenangnya suasananya...karena saat ini juga saya merasakan hal yang sama .. Lokasi Candi Bajang Ratu ini bisa dicapai dengan sepeda motor atau mobil dengan berkendara sejauh 200 meter dari jalan raya Mojokerto-Jombang.Setelah sampai di perempatan Dukuh Nglikuk,menuju Timur sejauh 3 km, di dukuh Kraton,Desa Temon,Kecamatan Trowulan. Memasuki kawasan candi ini juga tidak ada tiket resmi, hanya diminta biaya seadanya saat pengunjung mengisi daftar hadir pengunjung di pos pendaftaran.
ZULFIATI ANISAH

ZULFIATI ANISAH

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Trowulan

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Bajang Ratu Temple, located in Trowulan, East Java, Indonesia, is a majestic 14th-century gate that served as part of the Majapahit Kingdom’s architectural complex. This red-brick structure is an impressive example of Majapahit architecture, known for its intricate carvings and elegant proportions. Standing approximately 16.5 meters tall, Bajang Ratu is believed to have been a ceremonial gateway. Historical inscriptions and local traditions suggest it was possibly erected in honor of King Jayanegara, the second ruler of Majapahit, following his death. The temple features reliefs depicting Hindu epics, such as the Ramayana, showcasing the kingdom's deep spiritual and artistic traditions. Today, Bajang Ratu stands as one of the few well-preserved remnants of the once-grand Majapahit Empire, attracting visitors who wish to explore Indonesia's rich cultural and historical heritage. Recommended place🤙
sasf's

sasf's

See more posts
See more posts