Ki Buyut Trusmi (atau Pangeran Walangsungsang, atau Pangeran Cakrabuana, pendiri Kerajaan Cirebon) adalah putra pertama Prabu Siliwangi.
Setelah Ki Buyut Trusmi menyerahkan keraton yang sekarang Keraton Kasepuhan ke Sunan Gunung Jati, Ki Buyut pindah ke daerah Trusmi ini pada tahun 1470, dan membangun kompleks ini pada tahun 1481.
Ada satu bangunan yaitu Witana (awit ana, mulai ada) adalah bangunan tempat sholat yang pertama kali dibuat oleh Ki Buyut ketika baru saja datang ke tempat ini, sebelum dibangunnya masjid yang permanen.
Di sebelah bangunan Witana terdapat undakan untuk masuk ke dalam sebuah kolam tua. Sayang sekali kolam ini airnya hijau keruh, sehingga tidak begitu sedap dipandang mata. Memayu, yaitu penggantian sirap separuh bangunan setiap empat tahun sekali, dilakukan setiap tahun pada 25 Maulud. Memayu juga dimaksudkan untuk memperindah sifat-sifat manusia dari sifat lama yang buruk ke sifat baru yang bagus.
Pada acara Memayu, sumbangan mengalir dari warga, baik tenaga, bahan makanan, jajanan dan minuman, maupun uang. Maka jadilah sebuah pesta rakyat. Sebelum sirap dibuka, malamnya ada acara tahlilan disertai Shalawat Brai (kesenian Bayalangu) yang diiring alat musik gembyung (semacam rebana), kendang, dan kecrek. Setelah itu setiap malam sampai selesai penggantian sirap, Kramat Buyut Trusmi Cirebon diramaikan acara hiburan, seperti terbangan, layar tancap, wayang kulit, dangdut, dan sandiwara. Ada pula arak-arakan kirab 14 tombak pusaka Ki Buyut serta hasil bumi, dan ditampilkan tarian Babak Yoso dan Tari Angun yang sudah jarang dibawakan.
Ki Buyut Trusmi mempunyai dua adik, yaitu Rara Santang (Ibunda Sunan Gunung Jati), dan Pangeran Rajasengara. Menurut ki Haji Ahmad, setelah ditinggal puteri Cina, Sunan Gunung Jati kawin lagi namun tak ada yang cocok. Barulah cocok setelah menikah dengan Pakungwati, anak Ki Buyut. Karena itu Keraton Kesultanan Cirebon disebut juga Keraton Pakungwati.
Ki Buyut adalah sesepuh Trusmi dan sangat berjasa dalam mengembangkan tradisi kerajinan batik.
Gerbang masuk pertama ke kompleks Kramat Buyut Trusmi Cirebon berupa gapura terbuat dari susunan bata merah bakar. Tidak terlihat ornamen keramik pada dinding gapura ini. Lapangan rumput di sebelah kiri adalah tempat dimana kami memarkir kendaraan agar lebih dekat berjalan ke lokasi. Tempat parkir yang lebih rapi berada di seberang pintu...
Read moreMari belajar sejarah penyebaran Islam dengan lebih luas lagi. Tidak hanya ustadz, kyai, dll yg kita kenal, tapi para Waliyullah juga harus kita kenal biar kita tahu cara berterima kasih. Waliyullah adalah kepanjangan tangan dari Allah Swt setelah wafatnya para Nabi dan Rasul umumnya di NKRI, terkhusus dalam hal penyebaran agama Islam di pulau Jawa, Jawa Barat, Cirebon. Beliau ini adalah salah satu wali penyebar Islam yang merupakan salah satu keturunan dari Kanjeng Sunan Gunung Djati (Syekh Syarif Hidayatullah) dengan metode menciptakan budaya batik dan menjadi ciri khas serta mata pencarian warga Trusmi,...
Read moreSaya sangat bersyukur Alhamdulillah dan salam hormat yg sebesar besarnya buat pengelola Di maqbaroh Ki buyut trusmi Yg begitu amanah dalam menjaga warisan leluhur dan mengimplementasikannya dalam perbuatan Dan juga buat masyarakat setempat yg begitu ramah2 dan menjaga kpd para pengunjung/penziarah tanpa pamrih Tempat yg sangat saya rekomendasikan buat...
Read more