HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Masjid Agung Sumedang — Attraction in West Java

Name
Masjid Agung Sumedang
Description
Nearby attractions
Lingga Sumedang
4WRC+474, Regol Wetan, Sumedang Selatan, Sumedang Regency, West Java 45311, Indonesia
Museum Prabu Geusan Ulun
Jl. Prabu Geusan Ulun No.408, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
Binokasih Monument
Jl. P. Sugih No.16, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
Tahura Gunung Kunci
4WV8+GP9, Kotakulon, Sumedang Selatan, Sumedang Regency, West Java 45311, Indonesia
Makam Keluarga Pangeran Sugih
4WP9+H46, Sukajaya, Sumedang Selatan, Sumedang Regency, West Java 45311, Indonesia
Nearby restaurants
Nearby hotels
Airy Prabu Geusan Ulun 22 Sumedang
𝗡𝗼 𝗪𝗵𝗮𝘁𝘀𝗮𝗽𝗽, Jl. Prabu Geusan Ulun No.22 𝟬𝟴𝟭𝟮-𝟮𝟮𝟴𝟮-𝟳𝟱𝟴𝟮, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
Cipada Guesthouse Syariah
Jl. Cipada No.c23, Kotakulon, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
OYO Life 90701 Kost Syariah Deris
street cipada 27, Sumedang, Jawa Barat, 45321, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
RedDoorz Syariah near Alun Alun Sumedang
4WRF+W44, Gg. Ojon No.17, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
OYO Life 91480 Putridapisa Syariah
Gg. Ojon No.Kelurahan, RW.17, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45321, Indonesia
Hotel Kencana Jaya
Jl. Pangeran Kornel No.216, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
Related posts
Keywords
Masjid Agung Sumedang tourism.Masjid Agung Sumedang hotels.Masjid Agung Sumedang bed and breakfast. flights to Masjid Agung Sumedang.Masjid Agung Sumedang attractions.Masjid Agung Sumedang restaurants.Masjid Agung Sumedang travel.Masjid Agung Sumedang travel guide.Masjid Agung Sumedang travel blog.Masjid Agung Sumedang pictures.Masjid Agung Sumedang photos.Masjid Agung Sumedang travel tips.Masjid Agung Sumedang maps.Masjid Agung Sumedang things to do.
Masjid Agung Sumedang things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Masjid Agung Sumedang
IndonesiaWest JavaMasjid Agung Sumedang

Basic Info

Masjid Agung Sumedang

4WR9+6W9, Jl. P. Sugih, Regol Wetan, Kec. Sumedang Sel., Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45311, Indonesia
4.7(2.1K)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Accessibility
attractions: Lingga Sumedang, Museum Prabu Geusan Ulun, Binokasih Monument, Tahura Gunung Kunci, Makam Keluarga Pangeran Sugih, restaurants:
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in West Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in West Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in West Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Masjid Agung Sumedang

Lingga Sumedang

Museum Prabu Geusan Ulun

Binokasih Monument

Tahura Gunung Kunci

Makam Keluarga Pangeran Sugih

Lingga Sumedang

Lingga Sumedang

4.6

(32)

Closed
Click for details
Museum Prabu Geusan Ulun

Museum Prabu Geusan Ulun

4.8

(119)

Open 24 hours
Click for details
Binokasih Monument

Binokasih Monument

4.6

(876)

Open 24 hours
Click for details
Tahura Gunung Kunci

Tahura Gunung Kunci

4.4

(880)

Open 24 hours
Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Masjid Agung Sumedang

4.7
(2,082)
avatar
5.0
1y

Masjid Agung Sumedang salah satu masjid yang ramai dikunjungi jemaah saat melaksanakan ibadah salat tarawih. Masjid tersebut merupakan bangunan cagar budaya di Kabupaten Sumedang. Masjid yang dibangun sejak masa kolonial Belanda ini, ternyata menyimpan fakta menarik untuk diketahui. Masjid ini dekat Alun-alun Sumedang atau tepatnya di Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan.

Dibangun Saat Bupati Pangeran Sugih-Diperluas Saat Bupati Pangeran Mekah

Masjid Agung Sumedang dibangun Tahun 1850 saat Bupati Sumedang dijabat oleh Pangeran Suria Kusumah Adinata atau dikenal dengan Pangeran Sugih (1836-1882). Masjid tersebut dibangun di atas tanah wakaf dari Raden Dewi Siti Aisyah.

Masjid Agung Sumedang awalnya memiliki luas bangunan 583,66 meter persegi di atas tanah seluas 6.755 meter persegi. Pembangunannya dimulai pada tanggal 4 Rajab 1267 H atau 3 Juni 1850 M dan selesai pada tanggal 8 Ramadhan 1270 H atau 5 Juni 1854 M.

Bangunan tersebut kemudian diperluas saat Bupati Sumedang dijabat oleh Pangeran Aria Suria Atmadja atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Mekah (1883-1919). Bangunan Masjid Agung Sumedang mengalami pelebaran ke depan, samping utara dan samping selatan dengan penghulunya K.H.R. Muhammad Hamim.

Sosok Pangeran Sugih

Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata (1836-1882) merupakan cucu Pangeran Kornel dari pasangan Raden Adipati Kusumahyuda (1828-1833) dan Nyi Mas Samidjah. Ia terkenal dengan sebutan Pangeran Sugih lantaran menjadi bupati terkaya se-tatar Sunda kala itu.

Selain kaya harta, ia juga dikenal dengan bupati yang pintar serta memiliki banyak istri, yakni 31 istri. Bagi kalangan masyarakat Sumedang, sugih diartikan sebagai sugih harta, sugih istri dan sugih harti (kaya harta, kaya istri dan kaya ilmu).

Berdasarkan catatan babon silsilah Karaton Sumedang Larang, Pangeran Sugih memiliki tiga padmi atau permaisuri serta istri pertama dan 27 selir. Ketiga Padmi itu diantaranya, Dalem Istri Kesatu yaitu Raden Ayu Ratna Ningrat, Dalem Istri Kedua Raden Ayu Rajapamerat dan Dalem Istri Ketiga Raden Ayu Mustikaningrat.

Raden Ayu Ratnaningrat merupakan putri dari Raden Demang Sumadilaga, Jaksa Sumedang. Raden Ayu Rajapamerat merupakan putri dari Raden Aria Wiranatakusuma tiga dari Karang Anyar Bandung, sementara Raden Ayu Mustika Ningrat merupakan putri dari Bupati Galuh, Raden Adipati Aria Kusumadiningrat (1839-1886) atau Kanjeng Prebu dan The Pit Nio, seorang perempuan dari keturunan saudagar Tionghoa.

Khusus untuk Raden Bodedar tidak disebutkan sebagai dalem istri atau yang berarti padmi. Namun ditulis sebagai istri pertama. Itu lantaran saat menikah, Pangeran Sugih belum diangkat menjadi Dalem Sumedang.

Dari istri-istrinya tersebut, Pangeran Sugih memiliki 94 orang keturunan baik putra ataupun putri. Keturunannya itu tersebar di beberapa daerah di tatar Sunda dengan memegang sejumlah jabatan penting.

Pangeran Sugih atau Raden Somanagara diangkat menjadi Bupati Sumedang pada 20 Januari 1836 dengan gelar Tumenggung Suria Kusumah Adinata. Ia juga dikenal sebagai bapak pembangunan Sumedang.

"Pangeran Sugih adalah bapak pembangunan, salah satu peninggalannya adalah kosmologi tata ruang klasik yang ada di Sumedang sekarang ini," ucap Raden Lily Djamhur Soemawilaga yang merupakan keturunan Karaton Sumedanglarang, kepada detikjabar, beberapa waktu lalu.

Lily menyebutkan peninggalan bangunan saat Pangeran Sugih menjabat bupati di antaranya Masjid Agung Sumedang yang ada sekarang ini dan Gedung Negara. Gedung Negara, kata Lily, dulunya bernama Gedung Bengkok yang berfungsi sebagai tempat pemerintahan sekaligus tempat tinggal kediaman Pangeran Sugih.

"Sebelumnya Masjid Agung bukan di lokasi yang sekarang, masjid agung sebelumnya di SD Sukaraja, SD Sukaraja dulunya tempat Masjid Agung dulu, untuk kemudian oleh Pangeran...

   Read more
avatar
5.0
3y

The concept where the city hall is the center of the city is not unusual. The concept where the mosque is located at the city hall, opposite the city prison is also not uncommon. But the fact that the mosque is being framed with a mountain is what makes it special. An old mosque with a neat and beautiful city hall where people gather and spend their time. I'd love to visit...

   Read more
avatar
4.0
3y

Masjid unik milik warga Sumedang, salah satu cagar budaya dengan arsitektur bergaya Belanda-Cina. Sudah mengalami renovasi di sana-sini tapi gaya arsitektur aslinya tetap dipertahankan. Bangunannya cukup luas dengan area parkir yang cukup luas juga. Kamar mandi/toilet dan tempat wudhunya nyaman dan luas. Secara keseluruhan betah beribadah di sini karena suasananya nyaman, sejuk, dan tenang. Untuk perempuan disediakan juga mukena yang bersih. Biasanya di masjid-masjid umum mukenanya kotor dan bau. Yang agak mengganggu, pintu2 masuk sering hanya dibuka satu meski banyak pengunjung sehingga harus mengambil jalan memutar. Bagi saya yang perempuan, sering tidak merasa nyaman jika harus melewati "gerbang" masuk sebelah utara (bagian kanan masjid) yang diisi air. Karena bagi perempuan kaki termasuk aurat, jadi ketika harus melewati jalan yang berair suka bingung: jika kaos kaki dibuka, aurat tampak. Jika tidak dibuka, kaos kaki basah kuyup. Akhirnya saya memilih untuk naik dan berjalan di pinggiran tangga. Namun tentu ini berisiko jatuh, apalagi buat perempuan yang sudah sepuh. Bagi pengelola perlu...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Jampang KumbaraJampang Kumbara
Masjid Agung Sumedang salah satu masjid yang ramai dikunjungi jemaah saat melaksanakan ibadah salat tarawih. Masjid tersebut merupakan bangunan cagar budaya di Kabupaten Sumedang. Masjid yang dibangun sejak masa kolonial Belanda ini, ternyata menyimpan fakta menarik untuk diketahui. Masjid ini dekat Alun-alun Sumedang atau tepatnya di Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan. 1. Dibangun Saat Bupati Pangeran Sugih-Diperluas Saat Bupati Pangeran Mekah Masjid Agung Sumedang dibangun Tahun 1850 saat Bupati Sumedang dijabat oleh Pangeran Suria Kusumah Adinata atau dikenal dengan Pangeran Sugih (1836-1882). Masjid tersebut dibangun di atas tanah wakaf dari Raden Dewi Siti Aisyah. Masjid Agung Sumedang awalnya memiliki luas bangunan 583,66 meter persegi di atas tanah seluas 6.755 meter persegi. Pembangunannya dimulai pada tanggal 4 Rajab 1267 H atau 3 Juni 1850 M dan selesai pada tanggal 8 Ramadhan 1270 H atau 5 Juni 1854 M. Bangunan tersebut kemudian diperluas saat Bupati Sumedang dijabat oleh Pangeran Aria Suria Atmadja atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Mekah (1883-1919). Bangunan Masjid Agung Sumedang mengalami pelebaran ke depan, samping utara dan samping selatan dengan penghulunya K.H.R. Muhammad Hamim. 2. Sosok Pangeran Sugih Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata (1836-1882) merupakan cucu Pangeran Kornel dari pasangan Raden Adipati Kusumahyuda (1828-1833) dan Nyi Mas Samidjah. Ia terkenal dengan sebutan Pangeran Sugih lantaran menjadi bupati terkaya se-tatar Sunda kala itu. Selain kaya harta, ia juga dikenal dengan bupati yang pintar serta memiliki banyak istri, yakni 31 istri. Bagi kalangan masyarakat Sumedang, sugih diartikan sebagai sugih harta, sugih istri dan sugih harti (kaya harta, kaya istri dan kaya ilmu). Berdasarkan catatan babon silsilah Karaton Sumedang Larang, Pangeran Sugih memiliki tiga padmi atau permaisuri serta istri pertama dan 27 selir. Ketiga Padmi itu diantaranya, Dalem Istri Kesatu yaitu Raden Ayu Ratna Ningrat, Dalem Istri Kedua Raden Ayu Rajapamerat dan Dalem Istri Ketiga Raden Ayu Mustikaningrat. Raden Ayu Ratnaningrat merupakan putri dari Raden Demang Sumadilaga, Jaksa Sumedang. Raden Ayu Rajapamerat merupakan putri dari Raden Aria Wiranatakusuma tiga dari Karang Anyar Bandung, sementara Raden Ayu Mustika Ningrat merupakan putri dari Bupati Galuh, Raden Adipati Aria Kusumadiningrat (1839-1886) atau Kanjeng Prebu dan The Pit Nio, seorang perempuan dari keturunan saudagar Tionghoa. Khusus untuk Raden Bodedar tidak disebutkan sebagai dalem istri atau yang berarti padmi. Namun ditulis sebagai istri pertama. Itu lantaran saat menikah, Pangeran Sugih belum diangkat menjadi Dalem Sumedang. Dari istri-istrinya tersebut, Pangeran Sugih memiliki 94 orang keturunan baik putra ataupun putri. Keturunannya itu tersebar di beberapa daerah di tatar Sunda dengan memegang sejumlah jabatan penting. Pangeran Sugih atau Raden Somanagara diangkat menjadi Bupati Sumedang pada 20 Januari 1836 dengan gelar Tumenggung Suria Kusumah Adinata. Ia juga dikenal sebagai bapak pembangunan Sumedang. "Pangeran Sugih adalah bapak pembangunan, salah satu peninggalannya adalah kosmologi tata ruang klasik yang ada di Sumedang sekarang ini," ucap Raden Lily Djamhur Soemawilaga yang merupakan keturunan Karaton Sumedanglarang, kepada detikjabar, beberapa waktu lalu. Lily menyebutkan peninggalan bangunan saat Pangeran Sugih menjabat bupati di antaranya Masjid Agung Sumedang yang ada sekarang ini dan Gedung Negara. Gedung Negara, kata Lily, dulunya bernama Gedung Bengkok yang berfungsi sebagai tempat pemerintahan sekaligus tempat tinggal kediaman Pangeran Sugih. "Sebelumnya Masjid Agung bukan di lokasi yang sekarang, masjid agung sebelumnya di SD Sukaraja, SD Sukaraja dulunya tempat Masjid Agung dulu, untuk kemudian oleh Pangeran Sugih Masjid
Teh TatatTeh Tatat
Masjid unik milik warga Sumedang, salah satu cagar budaya dengan arsitektur bergaya Belanda-Cina. Sudah mengalami renovasi di sana-sini tapi gaya arsitektur aslinya tetap dipertahankan. Bangunannya cukup luas dengan area parkir yang cukup luas juga. Kamar mandi/toilet dan tempat wudhunya nyaman dan luas. Secara keseluruhan betah beribadah di sini karena suasananya nyaman, sejuk, dan tenang. Untuk perempuan disediakan juga mukena yang bersih. Biasanya di masjid-masjid umum mukenanya kotor dan bau. Yang agak mengganggu, pintu2 masuk sering hanya dibuka satu meski banyak pengunjung sehingga harus mengambil jalan memutar. Bagi saya yang perempuan, sering tidak merasa nyaman jika harus melewati "gerbang" masuk sebelah utara (bagian kanan masjid) yang diisi air. Karena bagi perempuan kaki termasuk aurat, jadi ketika harus melewati jalan yang berair suka bingung: jika kaos kaki dibuka, aurat tampak. Jika tidak dibuka, kaos kaki basah kuyup. Akhirnya saya memilih untuk naik dan berjalan di pinggiran tangga. Namun tentu ini berisiko jatuh, apalagi buat perempuan yang sudah sepuh. Bagi pengelola perlu dipertimbangkan hal ini.
Rrad ChangeexRrad Changeex
Sekitar 90 menit dari bandung jika situasi normal,, bisa lebih cepat atau bisa berjam2 jika situasi macet parah,, tapi sudah ada akses tol cisumdawu yg bisa jd alternatif Dari arah bandung melalui bunderan polres sumedang,, ambil jalur lurus sekitar 400'an meter,, tapi tidak d lalui bus umum,, karena jalur.nya hanya lewat gunung kunci yg berakhir d terminal sumedang Fasilitas parkir,, taman,, kantor disdukcapil sumedang,, dan kawasan kuliner serta belanja,, sejarah dari pahlawan nasional Cut Nyak dien,, Jika singgah dari perjalanan menuju arah cirebon atau bandung silahkan belanja oleh2 legendaris yaitu tahu sumedang yg gurih/lezat nan nikmat,, topping terbaik cabe dan saus cabe,, atau bisa dengan indomie Jangan lupa untuk menjaga kelestarian taman dan menjaga kebersihan lingkungan,, siappkan infaq terbaik Berkah berlimpah bermanfaat @rradchangeex_wisata.lokal
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in West Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Masjid Agung Sumedang salah satu masjid yang ramai dikunjungi jemaah saat melaksanakan ibadah salat tarawih. Masjid tersebut merupakan bangunan cagar budaya di Kabupaten Sumedang. Masjid yang dibangun sejak masa kolonial Belanda ini, ternyata menyimpan fakta menarik untuk diketahui. Masjid ini dekat Alun-alun Sumedang atau tepatnya di Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan. 1. Dibangun Saat Bupati Pangeran Sugih-Diperluas Saat Bupati Pangeran Mekah Masjid Agung Sumedang dibangun Tahun 1850 saat Bupati Sumedang dijabat oleh Pangeran Suria Kusumah Adinata atau dikenal dengan Pangeran Sugih (1836-1882). Masjid tersebut dibangun di atas tanah wakaf dari Raden Dewi Siti Aisyah. Masjid Agung Sumedang awalnya memiliki luas bangunan 583,66 meter persegi di atas tanah seluas 6.755 meter persegi. Pembangunannya dimulai pada tanggal 4 Rajab 1267 H atau 3 Juni 1850 M dan selesai pada tanggal 8 Ramadhan 1270 H atau 5 Juni 1854 M. Bangunan tersebut kemudian diperluas saat Bupati Sumedang dijabat oleh Pangeran Aria Suria Atmadja atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Mekah (1883-1919). Bangunan Masjid Agung Sumedang mengalami pelebaran ke depan, samping utara dan samping selatan dengan penghulunya K.H.R. Muhammad Hamim. 2. Sosok Pangeran Sugih Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata (1836-1882) merupakan cucu Pangeran Kornel dari pasangan Raden Adipati Kusumahyuda (1828-1833) dan Nyi Mas Samidjah. Ia terkenal dengan sebutan Pangeran Sugih lantaran menjadi bupati terkaya se-tatar Sunda kala itu. Selain kaya harta, ia juga dikenal dengan bupati yang pintar serta memiliki banyak istri, yakni 31 istri. Bagi kalangan masyarakat Sumedang, sugih diartikan sebagai sugih harta, sugih istri dan sugih harti (kaya harta, kaya istri dan kaya ilmu). Berdasarkan catatan babon silsilah Karaton Sumedang Larang, Pangeran Sugih memiliki tiga padmi atau permaisuri serta istri pertama dan 27 selir. Ketiga Padmi itu diantaranya, Dalem Istri Kesatu yaitu Raden Ayu Ratna Ningrat, Dalem Istri Kedua Raden Ayu Rajapamerat dan Dalem Istri Ketiga Raden Ayu Mustikaningrat. Raden Ayu Ratnaningrat merupakan putri dari Raden Demang Sumadilaga, Jaksa Sumedang. Raden Ayu Rajapamerat merupakan putri dari Raden Aria Wiranatakusuma tiga dari Karang Anyar Bandung, sementara Raden Ayu Mustika Ningrat merupakan putri dari Bupati Galuh, Raden Adipati Aria Kusumadiningrat (1839-1886) atau Kanjeng Prebu dan The Pit Nio, seorang perempuan dari keturunan saudagar Tionghoa. Khusus untuk Raden Bodedar tidak disebutkan sebagai dalem istri atau yang berarti padmi. Namun ditulis sebagai istri pertama. Itu lantaran saat menikah, Pangeran Sugih belum diangkat menjadi Dalem Sumedang. Dari istri-istrinya tersebut, Pangeran Sugih memiliki 94 orang keturunan baik putra ataupun putri. Keturunannya itu tersebar di beberapa daerah di tatar Sunda dengan memegang sejumlah jabatan penting. Pangeran Sugih atau Raden Somanagara diangkat menjadi Bupati Sumedang pada 20 Januari 1836 dengan gelar Tumenggung Suria Kusumah Adinata. Ia juga dikenal sebagai bapak pembangunan Sumedang. "Pangeran Sugih adalah bapak pembangunan, salah satu peninggalannya adalah kosmologi tata ruang klasik yang ada di Sumedang sekarang ini," ucap Raden Lily Djamhur Soemawilaga yang merupakan keturunan Karaton Sumedanglarang, kepada detikjabar, beberapa waktu lalu. Lily menyebutkan peninggalan bangunan saat Pangeran Sugih menjabat bupati di antaranya Masjid Agung Sumedang yang ada sekarang ini dan Gedung Negara. Gedung Negara, kata Lily, dulunya bernama Gedung Bengkok yang berfungsi sebagai tempat pemerintahan sekaligus tempat tinggal kediaman Pangeran Sugih. "Sebelumnya Masjid Agung bukan di lokasi yang sekarang, masjid agung sebelumnya di SD Sukaraja, SD Sukaraja dulunya tempat Masjid Agung dulu, untuk kemudian oleh Pangeran Sugih Masjid
Jampang Kumbara

Jampang Kumbara

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in West Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Masjid unik milik warga Sumedang, salah satu cagar budaya dengan arsitektur bergaya Belanda-Cina. Sudah mengalami renovasi di sana-sini tapi gaya arsitektur aslinya tetap dipertahankan. Bangunannya cukup luas dengan area parkir yang cukup luas juga. Kamar mandi/toilet dan tempat wudhunya nyaman dan luas. Secara keseluruhan betah beribadah di sini karena suasananya nyaman, sejuk, dan tenang. Untuk perempuan disediakan juga mukena yang bersih. Biasanya di masjid-masjid umum mukenanya kotor dan bau. Yang agak mengganggu, pintu2 masuk sering hanya dibuka satu meski banyak pengunjung sehingga harus mengambil jalan memutar. Bagi saya yang perempuan, sering tidak merasa nyaman jika harus melewati "gerbang" masuk sebelah utara (bagian kanan masjid) yang diisi air. Karena bagi perempuan kaki termasuk aurat, jadi ketika harus melewati jalan yang berair suka bingung: jika kaos kaki dibuka, aurat tampak. Jika tidak dibuka, kaos kaki basah kuyup. Akhirnya saya memilih untuk naik dan berjalan di pinggiran tangga. Namun tentu ini berisiko jatuh, apalagi buat perempuan yang sudah sepuh. Bagi pengelola perlu dipertimbangkan hal ini.
Teh Tatat

Teh Tatat

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in West Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Sekitar 90 menit dari bandung jika situasi normal,, bisa lebih cepat atau bisa berjam2 jika situasi macet parah,, tapi sudah ada akses tol cisumdawu yg bisa jd alternatif Dari arah bandung melalui bunderan polres sumedang,, ambil jalur lurus sekitar 400'an meter,, tapi tidak d lalui bus umum,, karena jalur.nya hanya lewat gunung kunci yg berakhir d terminal sumedang Fasilitas parkir,, taman,, kantor disdukcapil sumedang,, dan kawasan kuliner serta belanja,, sejarah dari pahlawan nasional Cut Nyak dien,, Jika singgah dari perjalanan menuju arah cirebon atau bandung silahkan belanja oleh2 legendaris yaitu tahu sumedang yg gurih/lezat nan nikmat,, topping terbaik cabe dan saus cabe,, atau bisa dengan indomie Jangan lupa untuk menjaga kelestarian taman dan menjaga kebersihan lingkungan,, siappkan infaq terbaik Berkah berlimpah bermanfaat @rradchangeex_wisata.lokal
Rrad Changeex

Rrad Changeex

See more posts
See more posts