KBA.ONE, Banda Aceh - Hari masih terang tanah ketika orang-orang mulai mengerubuti rak berwarna jingga itu, Sabtu, 28 Oktober 2017. Matahari belum sepenuhnya terbit. Jalanan juga masih tampak lengang. Namun keramaian sudah terlihat di depan toko seberang Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, itu. Beberapa orang setia mengantre dalam barisan. Sedangkan yang lain duduk manis di meja sembari menyantap hidangan.
Warung Nasi Pak Rasyid, begitulah orang-orang di kota ini mengenalnya. Warung ini terkenal dengan nasi gurihnya. Orang Aceh menyebutnya bu guri. Tampilannya mirip nasi uduk atau nasi lemak Malaysia. Nasi gurih diracik dari beras yang dimasak dengan santan segar. Umumnya memiliki aroma daun jeruk dan daun salam nan semerbak.
Tak hanya rak kaca tempat menjual nasi, dinding warung dan celemek yang dipakai para pekerja juga bernuansa jingga. Di antara para pelayan, seorang pria berjanggut dan berpeci putih hilir mudik antara rak dan kedai, melayani pelanggan. Ia Hafaz, menantu almarhum Rasyid; nama yang ditabalkan menjadi merek usaha tersebut.
“Sebentar ya, itu istri saya,” ujar Hafaz menunjuk ke seorang perempuan berkacamata. Ia Maria Rasyid, putri kedua Rasyid.
Sambil menunggu pemilik warung, KBA.ONE mencoba mencicipi nasi gurih Pak Rasyid. Ada berbagai macam lauk yang tersedia sebagai pendamping nasi. Misalnya, ikan goreng sambal merah yang menggoda. Ada juga si hitam manis nan gurih, dendeng sapi khas Aceh atau gulai ayam, paru goreng, dan menu lainnya. Tinggal pilih sesuai selera dan suasana hati. Harganya bervariasi sesuai dengan lauk. Mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.
Nasi gurih pun dihidangkan di meja. Menu yang dipilih adalah Ikan sambal dan dendeng sapi. Taburan bawang goreng, tauco, serundeng, dan kerupuk di atas nasi membuat lidah seolah tak sabar menyantapnya.
Rasa yang pertama muncul saat suapan nasi bercampur ikan sambal adalah gurih bercampur pedas dan manis di akhir. Porsi nasi memang tak terlalu banyak, tapi setiap suapannya seolah tak ingin cepat dilewatkan. Perlahan, namun nikmat.
Suapan berikutnya bercampur dendeng; potongan daging sapi yang diiris tipis dengan balutan rempah dan dikeringkan itu. Rasa manis lebih mendominasi untuk lauk yang satu ini, diikuti rasa pedas dari jahe dan rempah lainnya.
Mungkin cita rasa khas inilah yang membuat pelanggan rela mengantre lama, demi seporsi nasi. Eko misalnya, prajurit TNI yang berasal dari Jawa yang ditugaskan di Banda Aceh ini mengaku ketagihan akan nasi gurih tersebut. “Bahkan satu porsi rasanya nggak cukup karena nikmatnya luar biasa. Favorit saya di sini adalah nasi gurih dengan lauk rendang,” ujar Eko.
Warung Nasi Pak Rasyid sendiri mulai buka usai salat Subuh hingga pukul 11.00 WIB. Terkadang, mereka harus tutup lebih awal, karena dagangan habis diserbu pembeli. Apalagi jika di akhir pekan, pembeli harus bersabar untuk menikmati nasi gurih yang melegenda ini.
Tak hanya nasi gurih, warung tersebut juga menyediakan nasi putih dan nasi kuning. Uniknya lagi, nasi-nasi ini dibungkus dengan daun pisang, bukan plastik.
Di tengah kesibukan melayani pembeli, Maria nimbrung ke meja. Ia mengenalkan diri sebagai generasi ketiga dari bisnis nasi gurih yang telah eksis sejak awal orde baru berkuasa itu.
Bisnis itu dirintis sang kakek pada 1968. Kemudian dilanjutkan oleh almarhum Rasyid, sejak 1973. Pada 2004, ketika Rasyid meninggal dunia, usaha keluarga itu dilanjutkan oleh Maria dan dibantu adiknya. Saudara-saudara Maria yang lain meninggal dunia saat bencana tsunami menerpa Aceh.
by...
Read moreNasi gurih legendaris di Banda Aceh. Nasi gurih dengan aneka olahan lauk seperti rendang, dendeng, ikan, ayam, telur tersedia disini. Selain nasi gurih, ada juga nasi putih. They wrap the food in banana leaves, membuat wangi nasi semakin khas dan menggugah selera. Harum sekali.
Nasi Gurih Pak Rasyid mempunyai 2 outlet di lokasi strategis, 1 di Mesjid Raya Baiturrahiman dan 1 lagi di Tower coffee Simpang Lima.
Di lokasi pertama, kita akan bertemu dengan owner yang ramah menyapa semua pengunjung. Di lokasi ini, sistem antrian juga di manage dengan rapi. Owner akan mengarahkan pengunjung yang membeli untuk di bungkus (take away) untuk mengambil nomor antrian, jadi walaupun antrean mengular, tapi semua dilayani baik. First come, first served. Tidak ada KKN dan gak bete dengan pengunjung yang main serobot antrian.
Di lokasi kedua, belum ada sistem antrian dengan nomor, jadi memang kadang2 jadi bete dengan pengunjung yang main serobot.
Warung nasi gurih ini selalu ramai setiap pagi, apalagi weekend. Untuk pemesanan dalam Jumlah banyak, mereka menyediakan pemesanan melalui telepon, bisa reserved beberapa...
Read moreSimilar to Nasi Uduk and Nasi Lemak, you choose your own toppings to accompany the Nasi Gurih. My recommendations: Gulai Ayam, Ikan Keumamah, and Dendeng Sapi.
Couple those with either Kopi Saring or Teh Tarik and you have a treat.
Come earlier to ensure that all menu are available. They sell out...
Read more