Baca ulasan dulu yuk!
Baru banget tadi siang ke sana habis rapat di sekolah sebelah, kemudian laper dan kepikiran makannya di Ayam bakar wong Solo. Udah sering bolak-balik ke Mojokerto cuman sekedar lewat doang nggak pengen mampir. Dan kebetulan lagi ada kesempatan jadilah aku mampir ke sini. Sebenarnya ini pertama kali sih makan di Ayam bakar wong Solo jadi nggak bisa bedain Ayam bakar wong Solo yang di Mojokerto dan di tempat lain.
Rate Makanan :
Kebetulan tadi aku sama rekan kerja beli bebek bakar dan ayam bakar. Sama minum es teh manis dan lemon tea. Untuk harganya bagi aku ini sangat pricey! Aku aja kaget, bisa bisa seonggok lemon tea harganya hampir lima belas ribu, yang bener aja 😭
• Bebek Bakar : 7/10 dulu deh. Kalo boleh jujur bebeknya alot, ya emang dimana mana bebek memang alot, cmn ini kek alot bgt gitu deh. Makannya jd susah. Rasa bebeknya juga biasa aja. Ketolong sama sambel sih, untuk sambelnya enak kalo menurut aku. Untuk porsi nasinya ya udah segitu aja, cukuplah kalo buat aku pribadi. Oh iya ada tahu goreng itu rasanya enak banget.
• Es Lemon Tea : 7/10. Bukan gimana-gimana cuman es lemon tea nya ini kayak frestea yang dituangkan ke gelas kemudian dikasih es batu dan dikasih irisan lemon. Soalnya rasanya kuat banget. Ada satu minusnya dikit yaitu esnya kemasukan sama lalat (lupa gak foto karena lgsg ku ambil dr airnya)
Untuk ayam bakar no komen karena gak ikut makan hehe
Rate Tempat : 8/10 kalau menurut aku sih udah cukup bersih ya. kalau sejauh mata memandang untuk mejanya ditata rapi dan juga bersih. Ada tempat cuci tangan yang memadai, disediakan sabun juga. Baik di lantai dasar atau lantai dua. Mushalla dan Toilet ada di bagian belakang kedai. Kondisinya bersih dan wangi kok. Tempat parkir juga cukup memadai untuk motor dan juga mobil.
Rate Pelayanan : 7/10 kalau bagi aku sih untuk pelayanannya sih lumayan ya, hanya saja petugasnya kayak kurang ramah atau kurang senyum. Kalo bahasa jawanya "kurang grapyak" kepada pelanggan.
Akhir kata, yang lagi berkunjung ke Mojokerto BOLEH DICOBAIN...
Read moreSalah satu tempat makan yang bisa dikunjungi saat makan siang atau mampir dari dinas luar. Tempat untuk dine in ada dua lantai. Tersedia lahan parkir yang mungkin bisa muat 3-4 mobil aja, but in there ada jukir yang siap sedia mengatur tempat parkiran. Ada tempat cuci tangan juga. Oh ya, biasanya tempat ini ramai di bulan Ramadhan. Banyak umat muslim yang berbuka puasa di sini. Good! 🍗
Jujur ini bukan sekali atau dua kali saya beli ayam bakarnya, dari saya kecil sampai besar pun masih sering beli di sini. Kadang kala pesan juga buat acara hajatan. Sudah sangat sering sekali beli di sini, mulai dari kemasan dengan logo warna hijau, hitam, biru sampai kemasan yang sekarang muehehe.
Apa yang ingin saya kritisi di sini adalah pelayanan pegawainya. Mohon dievaluasi tentang SOP bagaimana menerima pengunjung yang baik dan benar. Gak usah merasa sok judes dan sok dibutuhkan, ya. Saya akui masakan wong solo masuk selera saya, meskipun nggak seotentik ayam bakar di solo beneran karena obat rindu kota solo aja hehew. Kalau bisa, berkaca di rumah makan lain yang ratingnya lebih bagus buat monev bulanan. Terlebih pahami hospitality service. Nggak mungkin nggak tau toh wong solo cabangnya banyak.
Untuk dine in pelayanan cukup cepat, makanan disajikan juga sesuai. Kebersihan tempat lumayan, karena sometimes ada sisa minyak yang tidak hilang di ujung kursi maupun meja. Makanan cukup pricey, tidak sebanding dengan porsi yang didapatkan. Namun, kembali ke preference masing-masing!😉 saya sih ok.
Well, kesan yang kurang baik ada di pelayanan pegawainya. Jika dilihat dari ulasan google di sini banyak yang kurang, mohon jadi evaluasi. Saya sempat tanya di chat WA untuk pesan request mengenai box ternyata jawaban di chat tidak sesuai dengan di tempat. Saya sudah menyampaikan, tetapi hanya dibaca. Tidak ada kata maaf sama sekali (gambar terlampir), sangat disayangkan kurang profesional terlebih image ayam bakar wong solo cukup islamiyah. Mohon ditinjau ulang koordinasinya....
Read moreBagi pecinta kuliner, Ayam Bakar Wongsolo terdengar cukup akrab di telinga. Dipadu dengan nasi putih hangat, kelezatan ayam bakar yang satu ini sangat menggelitik lidah.
Tapi tahukah kamu kalau Ayam Bakar Wongsolo itu bukan aslinya berasal dari kota Solo? Ayam Bakar wongsolo lahir di kota Medan, Sumatera Utara, lho.
Adalah Puspo Wardoyo yang pertama kali memperkenalkan ayam bakar Jawa ini di kota Medan. Pria yang sempat berprofesi sebagai guru ini memulai usaha Ayam Bakar Wongsolo pada tahun 1992, atau sekitar 26 tahun yang lalu!
Dengan modal Rp 700 ribu, pengusaha yang memang asli Solo ini membuka warung ayam bakar ala kaki lima di kawasan Polonia, Medan. Berkat usaha keras dan resep bumbu ayam bakar yang lezat, mas Puspo mampu memperluas jaringan usahanya dengan membuka beberapa cabang.
Kini, Ayam Bakar Wongsolo sudah memiliki 100 lebih outlet di seluruh Indonesia. Antara lain di Medan, Banda Aceh, Padang, Solo, Denpasar, Pekanbaru, Surabaya, Semarang, Jakarta, Malang, Yogyakarta dan beberapa kota di Sulawesi.
BUMBU KECAP GOYANG LIDAH Secara tampilan, Ayam Bakar Wongsolo nggak ada bedanya dengan ayam bakar pada umumnya. Namun, ayam bakar yang satu ini memiliki bumbu kecap manis yang unik. Rasa manis yang sedikit pedas menyatu nikmat dengan lumuran lemak di kulitnya.
Tekstur ayam yang empuk berpadu dengan sambal korek pedas manis mampu membuat lidah tergelitik. Nasi putih hangat pun nggak boleh ketinggalan sebagai teman menikmati sepotong ayam yang satu ini.
Selain ayam bakar, kedai Ayam Bakar Wongsolo juga menyuguhkan beberapa menu andalan lainnya. Seperti ayam penyet, ikan gurame dan nila bakar, hingga tumis kikil.
Nah, tumis kikil di kedai ini terbilang menarik. Disajikan hangat dengan rempah-rempah, kamu dapat menikmati kikil potong dadu di dalam satu piring, menambah puas menu makan siang...
Read more