Mohon maaf sebelumnya🙏
Mau review tapi ngasih foto kualitasnya jelek bgt karna udh ga mood untuk fotoinnya.
Honest review setelah 10 tahun makan disini (tp ga pernh makan sma mama/adek atau keluarga lebih kepada kumpul teman2 sd, smp, bukber berjilid jilid) Di cabang ini. Dari tempatnya msh ya bgtulah smpe sudah diperbarui semua (per 4 tahun lalu kyknya atau lebih spertinya, di lokasi ini di renov krna itu sekali kalinya mama saya nawarin makan distu tapi tutup dengan tulisan "sedang diperbaiki")
"The only one steak & Shake cabang Pondok kelapa Kalimalang sebelah pom bensin"
Untuk pemesanan pada tanggal 7 Januari 2022 pukul 7.48 (di struk ya) setelah saya ngantri 20 menit. Bener bener ramai bangetttt dan pegawai klo boleh jujur musti di tambah lg. Kasian liatnya sbrnya ya. Makanan saya sampai pukul 8.28 (lihat di foto) dan saya makan ga ada 20 menit dari pesenan di terima. Jadi jam 9 malam udh dirumah.
Saya pesan : 1 steak waroeng 1 steak tenderloin double
Dengan kondisi : Sauce yg kurang sih ya. Apa udh abis apa udh ngepas apa udh tinggal dikit.
Mungkin kelihatannya aja basah, tp untuk kategori substansi steak yg di goreng dengan tepung saucenya itu kurang kak. Alhasil pacar saya yg biasanya nambah klo beli dsni ga jadi nambah karna udh kesel duluan. Plus dia ngabisin saus sambelnya sebotol (setempatnya itu) + lada karna ga ada rasa kata dia. Maaf sebelumnya ya🙏
Intinya yg dicari itu saucenya, ketika saucenya dikasih dengan seportionnya ga jadi masalah.
Kalo soal rasa setelah 10 tahun yg lebay ini. Jelas berbeda ya seiiring berjalannya waktu. Saya dan anda berkembang bersama (doeloee bgt waktu awal klo beli yg beef/chick'n benernya karna msh masuk di ongkos anak smp setelah nabung dan kurng suka tepung. Tp klo skrng udh lulus kuliah kok mikir ya klo beli yg diatas gocap😬 *krn bisa nambah yg lain mikirnya) dari harga steak double ga smpe 25k smpe skrng diatas 30k dan skrng lebih bnyak menu yg berkembang dan belom saya coba semua.
Terimakasih bnyak dan mohon maaf yg sedalam...
Read moreSetelah sekian lama, akhirnya saya baru bisa mampir ke sini lagi (setelah renovasi). Benar-benar berubah, untuk tempat makan semua pindah di lantai 2. Jadi, di bawah itu hanya lahan parkir saja. Ya, mungkin memang selama ini kekurangannya adalah lahan parkir yang kurang luas jika pengunjung sedang ramai-ramainya.
Pertama ke atas, bayangan saya dengan tempat yang dulu langsung hilang. Benar-benar berubah total dengan konsep yang berbeda pula. Layaknya resto-resto cepat saji, sekarang di sini juga menerapkan konsep seperti itu.
Sebelumnya kita mengambil menu atau dikasih menu terlebih dahulu, dan memilih menu yang akan dipesan. Jika sudah, baru mengantri untuk memesannya di kasir. Biasanya, minuman lebih didahulukan, agar langsung dibawa sendiri oleh pengunjung ke mejanya. Jadi, pelayan hanya mengantarkan steaknya saja.
Namun, dengan konsep seperti ini, pelayanannya cukup cepat dibandingkan dahulu. Lebih rapi dan tertata. Tidak ada yang namanya tertukar menu pesanan kepada pengunjung.
Menurut saya, kekurangannya hanya satu. Tempat jadi semakin kecil. Jadi saat pengunjung ramai, sepertinya meja kurang memadai. Tetapi, jadi semakin nyaman karena sekarang sudah ber-AC. Namun, tetap ada meja juga di luar yang tak ber-AC.
Untuk harga, tentunya ada sedikit perubahan. Dengan konsep yang lebih "wah" dari sebelumnya, harga pun menjadi lebih mahal. Mahal di sini maksudnya, lebih mahal sedikit dari sebelumnya, tetapi menurut saya masih tetap terjangkau untuk semua kalangan.
Soal rasa tak usah ditanya, tak ada yang berbeda dari dulu hingga sekarang. Tetap enak, tetap juara untuk steak sekelas ini, sangat sebanding. Yang menarik, sekarang ada pilihan menu steak dengan saus keju dan rasanya tak kalah enak.
Overall, saya tetap suka karena rasa tak berubah meski konsep telah berubah, dan tentunya masih menjadi favorit untuk tempat pilihan bersama keluarga maupun...
Read moreWS pertama di jakarta.. Letaknya strategis cuma bangunannya sudah dipugar ga sejadul dahulu.. Sejarah singkat: Pada awalnya, usaha ini didirikan di teras rumah kontrakan oleh Jody Brotosuseno dan istrinya Siti Hariyani (Aniek) di Jalan Cenderawasih no. 30 Yogyakarta. Usaha ini tidak terlepas dari pengaruh ayah Jody. Sebelum mempunyai usaha sendiri, mereka berdua telah aktif membantu usaha ayah Jody yang memang telah lebih dulu berkecimpung di dunia bisnis restoran steak bernama Obonk Steak. Obonk Steak memang sudah cukup lama berdiri di Yogyakarta dan sasaran konsumen restoran ini adalah kelas menengah ke atas. Dari sinilah, Aniek (nama panggilan Siti Haryani) dan Jody mempunyai ide untuk membuka tempat makan steak yang dapat menyentuh lapisan menengah ke bawah.
Mereka kemudian memilih nama Waroeng sebagai nama tempat yang mereka dirikan bukan restoran atau kafe yang nampak mewah. Hal ini dimaksudkan agar dapat menarik minat mahasiswa. Mereka juga tak segan memasang daftar harga di depan warung agar calon pembeli dapat mengetahui harga menu mereka yang murah. Uniknya, Waroeng Steak & Shake menyediakan nasi untuk dimakan dengan steak (bukan kentang, kacang panjang, wortel, atau jenis makanan lain yang biasa dimakan bersama steak)
WS ini unik karena tidak...
Read more