Ini kali pertama saya & keluarga makan di Omah Cobek Gegutu. Kalau yg di Maktal sih udah sering banget, dari dulu. Sebenarnya saya berharap ada menu2 baru ketika pindah ke tempat ini. Tapi ternyata tidak ada. Yo wes lah. Saya datang di sore hari pemilu. Parkiran mobil full. Saya kira kami nggak akan dapat tempat saat itu. Alhamdulillaah ternyata di dalam masih cukup banyak meja yg kosong, baik di bawah maupun di atas. Kami pun memesan makanan plus minumannya untuk masing2 (kami ber-4). Saya pribadi pesan nasi goreng kecombrang. Waitress pun menulis pesanan kami. Dan seperti biasa hasil print di tempel di ujung meja kami. Si waitress tidak ada komen apa2 sampai dengan dia pergi. Dalam waktu yg wajar (tidak terlalu lama & tidak terlalu cepat) hidangan kami pun datang. Makanan & minuman datang, tapi nasi goreng kecombrang saya tidak ada. Saya pun bertanya pada waitress yg mengantarkan hidangan (waitress yg berbeda dengan yg sebelumnya menuliskan pesanan kami, karena saya cari2 waitress yg tadi tidak ada). Si waitress bilang bahwa tidak ada pesanan nasi goreng kecombrang di dalam pesanan saya. Lho, kok bisa gitu? Saya minta dipertemukan dengan si waitress yg menulis pesanan saya, karena dia tiba2 nggak kelihatan batang hidungnya. Harusnya kalau memang habis, ya bilang habis lah. Akhirnya saya ditawarkan, apakah saya tetap mau pesan nasi goreng kecombrang? Kalau memang tetap mau, saya harus menunggu lagi. Saya bilang saya tetap pesan nasi goreng kecombrang & saya akan nunggu. Saya pun meminta istri & anak2 saya makan duluan. Saya masih menunggu. Makanan anak2 saya habis. Dan azan Maghrib terdengar. Istri saya pun akhirnya berbagi makanan nya dengan saya. Terlihat ada nasi goreng yg dibawa seorang waiter. Tapi ternyata untuk tamu lain. Akhirnya kami sepakat untuk minta dibungkus saja nasi goreng nya, karena kami harus shalat Maghrib. Saya merasa harus nya nasi goreng nya sudah jadi, karena sudah cukup lama waktu yang kami tunggu. Saya pun ke arah tempat makanan dikeluarkan (di depan meja kasir yg di atas) untuk minta nasi goreng nya dibungkus saja. Dan dijawablah permintaan saya oleh waitress nya bahwa nasi goreng nya belum jadi, karena sambel kecombrang nya lagi dibuat. Lah, gimana ceritanya ini? Kalau memang habis, kenapa nggak bilang dari awal? Saya sampai harus nunggu dua kali tanpa hasil. Ajib bener ini urusan. Akhirnya saya cancel nasi goreng nya dan saya segera bayar bill nya terus pulang. Saya pun dikasih diskon pembayaran (nggak tau berapa rupiah/persen) & saya udah nggak peduli. Kesel banget. Asli. Terus terang saya jadi agak males...
Read moreMy plan to go to this place cause i wanna try Taliwang chicken but by the time we arrived around 6PM, their stock is not ready. So i tried ayam kampung & bebek which was good. But the Beberuk something kinda veggy i forgot the name, i could not even touch it, its all oil. And the kangkung looks terrible, too much oil as well. The juices good. Its Worth to visit tho, so cool to see the bamboo design with very good details, particularly the roof. Here, do not expect good Service especially at busy hours. If you wanna be served quick you move your ass to the staff otherwise they would not notice your waving 👋 Oh, you need to pay the parking like why would they do that? I spent my money eating out there but they still ask me for...
Read morePelayanannya 1/5. Banyak sekali catatan merah:
Pelayan membawa makanan dengan buru-buru, sampai makanan tumpah di meja, cuma bilang "sorry", tanpa etika minta maaf atau menawarkan mengganti.
Saat baru sampai, front office tidak memberikan informasi atau mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pengunjung, bahwa lantai 2 hanya diperuntukkan bagi reservasi atau VIP. Pengunjung dibiarkan naik ke atas, setelah ke atas, diintruksikan turun bahwa lt 2 hanya untuk reservasi / VIP.
Saat duduk, pelayan tidak memberikan arahan kepada jumlah pengunjung dengan kesesuaian jumlah kursi. Kami dibiarkan mencari tempat duduk sendiri, yang mana jumlah kursi tidak sesuai dengan pasangannya, sudah dicomot ke tempat lainnya. Mau ambil tempat lain, pengunjung lain sudah "mengklaim" itu miliknya, sedangkan sampai pulang, tidak ada satu pun temannya yang hadir.
Setelah mendapat tempat duduk, kami tidak diberikan menu. Kami sampai meminta sendiri ke pegawai untuk mendapatkan menu.
Pegawai tidak menguasai menu, saat ditanya, banyak tidak tahu.
Saat pengunjung sedang makan, seharusnya jangan menyapu. Kalau mau membersihkan kotoran di lantai, gunakanlah pel, sehingga debu tidak terbang.
Seharusnya, sistem alur pengunjung dibuat dari baru datang, menuju front office, FO mengkonfirmasi jumlahnya, pegawai mencarikan tempat duduk sesuai jumlah, memberikan menu, memesan, makan, dan bayar. Namun, kenyataanya sangat amburadul.
Sayang sekali, dengan harga yang mahal namun pelayanan yang sangat buruk.
Makanan 3/5 Makanannya cukup berbeda rasanya dengan cabang di Mal. Apa mungkin tidak memiliki buku resep sehingga takaran rasanya signifikan berbeda.
Makanannya cepat tersajikan, kurang dari 30 menit, 4 menu sudah dihidangkan.
Karedok seharusnya sayurnya tidak direbus. Rasanya seperti pecel. Bukan karedok.
Bebeknya enak, gurih, dan empuk.
Gurami gorengnya kurang crispy.
Suasana Pemilihan potensi site berada di sekitar sawah mendukung saung Omah Cobek sebagai representasi makanan tradisional. Suasana yang dihadirkan...
Read more