HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Museum Perjoangan Bogor — Attraction in Bogor

Name
Museum Perjoangan Bogor
Description
Nearby attractions
Museum Kepresidenan Balai Kirti
Jl. Ir. H. Juanda No.1, RT.04/RW.01, Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16122, Indonesia
Nearby restaurants
Warung kebun kota stasiun bogor
CQ3R+X46, RT.04/RW.06, Cibogor, Bogor Tengah, Bogor City, West Java 16124, Indonesia
Love Garden Resto & Cafe
Jl. Veteran No.66, RT.01/RW.01, Kb. Klp., Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16125, Indonesia
Ketoprak Japar
CQ7Q+G2G, Gg. Muha, RT.02/RW.14, Ciwaringin, Kec. Menteng, Kota Bogor, Jawa Barat 16111, Indonesia
Warung Timbel Ibu Ai
CQ5V+45M, jl. telkom pengadilan, RT.03/RW.01, Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16121, Indonesia
Ayam Goreng Fatmawati
Hotel Salak The Heritage, Jl. Ir. H. Juanda No.8, RT.01/RW.01, Pabaton, Bogor Tengah, Bogor City, West Java 16121, Indonesia
Siomay Batagor Tidagor
Jl Menteng belakang No. 49 Rt 2/2 (Gang Belimbing), Menteng, RT.01/RW.04, Menteng, Bogor Barat, Bogor City, West Java 16111, Indonesia
The Binnenhof Restaurant
Hotel Salak The Heritage, Jl. Ir. H. Juanda No.8 Lantai 1, Pabaton, Bogor Tengah, Bogor City, West Java 16121, Indonesia
Depot Sate & Soto As-Syifa
Kebon Kelapa, Bogor Tengah, Bogor City, West Java, Indonesia
Nearby hotels
Hotel Salak The Heritage
Jl. Ir. H. Juanda No.8, RT.01/RW.01, Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16121, Indonesia
Hotel Mirah Sartika
Jl. Dewi Sartika No.6A, RT.01/RW.01, Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16121, Indonesia
RedDoorz near Stasiun Kota Bogor
Jl. Gedong Sawah III No.1, RT.01/RW.01, Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16121, Indonesia
Hotel Efita
Jl. Sawojajar No.5, RT.01/RW.04, Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16121, Indonesia
Wisma Juanda Bogor Mitra RedDoorz
Jl. Kantor Batu No.34, RT.02/RW.08, Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16122, Indonesia
Wisma Bogor Permai
Jl. Sawojajar Blok Cibalok 2 No.38, RT.01/RW.03, Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16121, Indonesia
Related posts
Keywords
Museum Perjoangan Bogor tourism.Museum Perjoangan Bogor hotels.Museum Perjoangan Bogor bed and breakfast. flights to Museum Perjoangan Bogor.Museum Perjoangan Bogor attractions.Museum Perjoangan Bogor restaurants.Museum Perjoangan Bogor travel.Museum Perjoangan Bogor travel guide.Museum Perjoangan Bogor travel blog.Museum Perjoangan Bogor pictures.Museum Perjoangan Bogor photos.Museum Perjoangan Bogor travel tips.Museum Perjoangan Bogor maps.Museum Perjoangan Bogor things to do.
Museum Perjoangan Bogor things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Museum Perjoangan Bogor
IndonesiaWest JavaBogorMuseum Perjoangan Bogor

Basic Info

Museum Perjoangan Bogor

CQ4Q+5W, Jl. Merdeka No.56, RT.04/RW.01, Kp. Parung Jambu, Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16124, Indonesia
4.6(296)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Family friendly
Accessibility
attractions: Museum Kepresidenan Balai Kirti, restaurants: Warung kebun kota stasiun bogor, Love Garden Resto & Cafe, Ketoprak Japar, Warung Timbel Ibu Ai, Ayam Goreng Fatmawati, Siomay Batagor Tidagor, The Binnenhof Restaurant, Depot Sate & Soto As-Syifa
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Bogor
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Bogor
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Bogor
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Museum Perjoangan Bogor

Museum Kepresidenan Balai Kirti

Museum Kepresidenan Balai Kirti

Museum Kepresidenan Balai Kirti

4.7

(526)

Open 24 hours
Click for details

Nearby restaurants of Museum Perjoangan Bogor

Warung kebun kota stasiun bogor

Love Garden Resto & Cafe

Ketoprak Japar

Warung Timbel Ibu Ai

Ayam Goreng Fatmawati

Siomay Batagor Tidagor

The Binnenhof Restaurant

Depot Sate & Soto As-Syifa

Warung kebun kota stasiun bogor

Warung kebun kota stasiun bogor

4.3

(119)

Click for details
Love Garden Resto & Cafe

Love Garden Resto & Cafe

4.5

(570)

Click for details
Ketoprak Japar

Ketoprak Japar

4.6

(224)

Click for details
Warung Timbel Ibu Ai

Warung Timbel Ibu Ai

5.0

(2)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Museum Perjoangan Bogor

4.6
(296)
avatar
5.0
3y

Museum Perjoangan Bogor was established through the consultation of warrior figures the Bogor residency which includes the city and district Bogor, Sukabumi, Cianjur and Depok. Initiated and inaugurated by Major Ishak Djuarsah on November 10, 1957. The Establishment Museum is intended to pass on the spirit and fighting spirit and values ​​of struggle to the younger generation. The building used as a museum previously belonged to a Dutch businessman named Wilhelm Gustaf Wissner. Built in 1879 which was originally used as a warehouse for export agricultural commodities before being sent to countries in Europe. During the movement period this building was used by PARINDRA and was later named the Brotherhood Building. Apart from being used as a place for youth movement activities, this building is also used as a place for youth scouting activities, under the banner of the Indonesian Scout Youth Movement, namely Pandu Suryawirawan. In 1942 it was used as a warehouse for the Japanese army to store goods belonging to Dutch internees, then used to welcome and defend Indonesia's independence in 1945. Between 1945-1950 it was used by the Bogor Residency KNI, Gelora Rakyat, Bogor Residency Defense Council, Call Sigen RRI Perjuangan Residency Bogor, GABSI Bogor Branch, and the Bogor District temporary government office. In 1952-1958 owned and occupied by Umar Bin Usman Al Bawahab. It was only on May 20, 1958 that this building was donated by its last owner, Umar Bin Usman Albawahab, to...

   Read more
avatar
5.0
2y

“Jasmerah” atau singkatan dari “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah” menjadi sebuah kutipan yang cukup fenomenal bagi Bnagsa Indonesia. Untuk itu tidak ada salahnya berlibur dengan anggota keluarga ke salah satu museum yang ada di daerah Bogor yaitu Museum Perjuangan.

Museum Perjuangan ini dibangun pada tahun 1879. Saat pertama kali didirikan bangunan ini digunakan untuk gudang penyimpanan hasil bumi sebelum diekspor ke negara-negara Eropa. Pemilik bangunan ini merupakan seorang pengusaha berkebangsaan Belanda bernana Wilhelm Gustaf Wissner. Lima puluh enam tahun kemudian PARINDRA atau Partai Indonesia Raya menggunakan bangunan ini sebagai kantor dan nama gedung ini pun berubah menjadi Gedung Persaudaraan.

PARINDRA sendiri merupakan sebuah partai politik yang memiliki tujuan untuk membangun Indonesia Mulia dan Sempurna dengan cara bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda. PERINDRA menggunakan gedung ini menjadi tempat untuk melakukan aktivitas organisasi seperti kegiatan kepanduan dan kepemudaan di dalam lingkungannya.

Gedung ini sempat berpindah tangan saat masa Belanda Kalah oleh Jepang dan beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan barang-barang tahanan sebelum menjadikannya sebagai tempat menyambut Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Barulah setelah Indonesia merdeka gedung ini bertempat di jalan Merdeka yang pada masa itu bernama Cikeumeuh weg dan berulang kali beralih fungsi. Berbagai jenis organisasi telah mempergunakan gedung ini untuk pelaksanaan kegiatan mereka. Mulai dari organisasi KNI Kersidenan Bogor, GABSI cabang Bogor dan bahkan menjadi Kantor Pemerintah Sementara Kabupaten Bogor juga pernah mempergunakan gedung ini.

Sampai akhirnya pada tahun 1925-1957 gedung ini menjadi milik seseorang yang bernama Umar Bin Usman Alwahab hingga kemudian beliau menghibahkan gedung ini untuk digunakan sebagai Museum Perjuangan Bogor. Kemudian pada tahun 1957, berdirilah museum yang hingga kini dikenal dengan Museum Perjuangan Bogor. Museum ini diresmikanpada tanggal 10 November oleh Pemangku Militer Daerah Res. Inf 8 Suryakencana Mayor Ishak Djuarsa yang saat kini namanya menjadi nama salah satu jalan di daerah Bogor. Tujuan dibangunnya museum ini adalah agar generasi mendatang bisa mengetahui serta mengenang jasa dan pengorbanan para pejuang-pejuang bangsa untuk merebut dan mempertahankan...

   Read more
avatar
3.0
7y

Museum ini sebenarnya merupakan museum yang menarik karena menceritakan sejarah kota Bogor yang juga dapat menjadi kebanggaan masyarakatnya. Namun, kondisi museum ini hanya bagus diluarnya saja. Di dalam, museum sangat gelap disebabkan pencahayaan yang kurang. Udara juga terasa pengap karena tidak adanya kipas apalagi ac. Koleksi berdebu dan tidak terawat, lantai tidak terawat, dinding, dan langit-langit pun tidak terawat. Bahkan, banyak ditemukan jejak-jejak air di langit-langit. Di lantai kedua, jendela-jendela telah pecah, sudah tidak bisa dikunci, sehingga apabila hujan turun dan cuaca berangin lampu-lampu sering jatuh dan menyebabkan kondisi lantai atas porak-poranda. Museum ini berada di tangan swasta, namun kabarnya akan diambil alih pemerintah kota. Tetapi hal itu belum juga terwujud hingga sekarang. Museum ini dikepalai oleh seorang veteran yang saat ini juga tengah berjuang melawan penyakitnya. Pemasukkan museum hanya berasal dari tiket masuk yang sama sekali tidak banyak. Pada 12 November 2018 dalam rangka memperingati hari pahlawan, mahasiswa arkeologi UI angkatan 2017 melakukan pengabdian masyarakat di museum ini dengan memberi sumbangan berupa 500 lembar brosur, dua buah lemari, dan buku-buku sumbangan dari dosen-dosen arkeologi UI dan Departemen Geografi dan Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tetapi sumbangan tersebut tidak berarti museum ini sudah dapat berdiri sendiri dan berjaya lagi, museum ini masih terus membutuhkan bantuan dari masyarakat semua. Hakl yang paling kecil yang dapat dilakukan adalah memberi apresiasi dan mencoba peduli dengan mempromosikan museum ini ke orang-orang sebanyak-banyaknya hingga permasalahan ini dapat di dengar dan akhirnya di bantu...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Alvin EdraAlvin Edra
Museum Perjoangan Bogor was established through the consultation of warrior figures the Bogor residency which includes the city and district Bogor, Sukabumi, Cianjur and Depok. Initiated and inaugurated by Major Ishak Djuarsah on November 10, 1957. The Establishment Museum is intended to pass on the spirit and fighting spirit and values ​​of struggle to the younger generation. The building used as a museum previously belonged to a Dutch businessman named Wilhelm Gustaf Wissner. Built in 1879 which was originally used as a warehouse for export agricultural commodities before being sent to countries in Europe. During the movement period this building was used by PARINDRA and was later named the Brotherhood Building. Apart from being used as a place for youth movement activities, this building is also used as a place for youth scouting activities, under the banner of the Indonesian Scout Youth Movement, namely Pandu Suryawirawan. In 1942 it was used as a warehouse for the Japanese army to store goods belonging to Dutch internees, then used to welcome and defend Indonesia's independence in 1945. Between 1945-1950 it was used by the Bogor Residency KNI, Gelora Rakyat, Bogor Residency Defense Council, Call Sigen RRI Perjuangan Residency Bogor, GABSI Bogor Branch, and the Bogor District temporary government office. In 1952-1958 owned and occupied by Umar Bin Usman Al Bawahab. It was only on May 20, 1958 that this building was donated by its last owner, Umar Bin Usman Albawahab, to become the museum.
Fatih DipanegaraFatih Dipanegara
Tiket masuk: Rp15.000, 00 (worth the price karena digunakan untuk bantu perawatan museum) Museum Perjuangan Bogor itu tempat yang seru buat ngintip sejarah perjuangan rakyat Bogor dan sekitarnya. Dari luar, bangunannya sudah terlihat klasik bikin vibe-nya terasa seperti kembali ke masa lalu. Begitu masuk, kita bisa lihat banyak koleksi unik, mulai dari senjata tradisional, foto-foto lama, kisah terbunuhnya para pejuang, sampai benda peninggalan para pejuang. Di antara kisah yang penting untuk dibaca adalah tentang Kapten Muslihat dan Margonda. Suasana di museum cukup tenang dan bikin kita bisa pelan-pelan nikmatin cerita di setiap ruangnya. Tapi, nggak berlebiha sih kalau ada yang merasa creepy karena cukup gelap. Buat yang masih sekolah atau sekadar penasaran sama sejarah lokal, museum ini bisa jadi tempat belajar sekaligus menambah wawasan. Rasanya ada semangat nasionalisme yang lahir lagi kalau lihat langsung barang-barang asli yang dulu dipakai pada masa perjuangan. Cuma, memang masih ada yang bisa ditingkatin agar semakin menarik. Misalnya pencahayaan, penataan koleksi, video, atau tambahan info yang lebih interaktif biar nggak kaku banget. Kalau ada update begitu, pasti Museum Perjuangan Bogor bakal makin keren jadi destinasi sejarah dan edukasi buat anak muda juga.
Cindy Feby Agustia DisyCindy Feby Agustia Disy
Menurut keterangan dari Pak Ben, penjaga museum, semua koleksi yang ada di Museum Perjoangan Bogor merupakan benda asli dan bukan replika. Sampai saat ini, museum masih dikelola oleh yayasan dan bukan milik Pemkot Bogor, untuk tiket masuk sendiri ketika saya berkunjung ke sana, tidak ada harga tiket masuk khusus namun ada kotak donasi peduli museum yang bisa kita isi dengan nominal seikhlasnya dan dari donasi yang terkumpul itu jugalah dana untuk operasional museum didapatkan, seperti untuk membayar listrik dan air. Koleksi museum juga cukup beragam walaupun luas museum itu sendiri tidak terlalu besar. Saat masuk ke dalamnya, kita dapat langsung melihat surat kabar jaman dahulu (kebanyakan membahas tentang satu tahun Indonesia merdeka) di sisi kanan museum dan ada juga koleksi uang kertas dan koin dari masa kolonial Belanda, Jepang, sampai buatan RI di sisi kiri. Di lantai satu juga ada koleksi berupa senjata-senjata yang digunakan pejuang terdahulu, di dekat tangga menuju lantai dua, ada etalase yang berisi koleksi perangko. Naik ke lantai dua, di sana koleksi disini oleh pakaian dan foto-foto para pahlawan.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Bogor

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Museum Perjoangan Bogor was established through the consultation of warrior figures the Bogor residency which includes the city and district Bogor, Sukabumi, Cianjur and Depok. Initiated and inaugurated by Major Ishak Djuarsah on November 10, 1957. The Establishment Museum is intended to pass on the spirit and fighting spirit and values ​​of struggle to the younger generation. The building used as a museum previously belonged to a Dutch businessman named Wilhelm Gustaf Wissner. Built in 1879 which was originally used as a warehouse for export agricultural commodities before being sent to countries in Europe. During the movement period this building was used by PARINDRA and was later named the Brotherhood Building. Apart from being used as a place for youth movement activities, this building is also used as a place for youth scouting activities, under the banner of the Indonesian Scout Youth Movement, namely Pandu Suryawirawan. In 1942 it was used as a warehouse for the Japanese army to store goods belonging to Dutch internees, then used to welcome and defend Indonesia's independence in 1945. Between 1945-1950 it was used by the Bogor Residency KNI, Gelora Rakyat, Bogor Residency Defense Council, Call Sigen RRI Perjuangan Residency Bogor, GABSI Bogor Branch, and the Bogor District temporary government office. In 1952-1958 owned and occupied by Umar Bin Usman Al Bawahab. It was only on May 20, 1958 that this building was donated by its last owner, Umar Bin Usman Albawahab, to become the museum.
Alvin Edra

Alvin Edra

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Bogor

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Tiket masuk: Rp15.000, 00 (worth the price karena digunakan untuk bantu perawatan museum) Museum Perjuangan Bogor itu tempat yang seru buat ngintip sejarah perjuangan rakyat Bogor dan sekitarnya. Dari luar, bangunannya sudah terlihat klasik bikin vibe-nya terasa seperti kembali ke masa lalu. Begitu masuk, kita bisa lihat banyak koleksi unik, mulai dari senjata tradisional, foto-foto lama, kisah terbunuhnya para pejuang, sampai benda peninggalan para pejuang. Di antara kisah yang penting untuk dibaca adalah tentang Kapten Muslihat dan Margonda. Suasana di museum cukup tenang dan bikin kita bisa pelan-pelan nikmatin cerita di setiap ruangnya. Tapi, nggak berlebiha sih kalau ada yang merasa creepy karena cukup gelap. Buat yang masih sekolah atau sekadar penasaran sama sejarah lokal, museum ini bisa jadi tempat belajar sekaligus menambah wawasan. Rasanya ada semangat nasionalisme yang lahir lagi kalau lihat langsung barang-barang asli yang dulu dipakai pada masa perjuangan. Cuma, memang masih ada yang bisa ditingkatin agar semakin menarik. Misalnya pencahayaan, penataan koleksi, video, atau tambahan info yang lebih interaktif biar nggak kaku banget. Kalau ada update begitu, pasti Museum Perjuangan Bogor bakal makin keren jadi destinasi sejarah dan edukasi buat anak muda juga.
Fatih Dipanegara

Fatih Dipanegara

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Bogor

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Menurut keterangan dari Pak Ben, penjaga museum, semua koleksi yang ada di Museum Perjoangan Bogor merupakan benda asli dan bukan replika. Sampai saat ini, museum masih dikelola oleh yayasan dan bukan milik Pemkot Bogor, untuk tiket masuk sendiri ketika saya berkunjung ke sana, tidak ada harga tiket masuk khusus namun ada kotak donasi peduli museum yang bisa kita isi dengan nominal seikhlasnya dan dari donasi yang terkumpul itu jugalah dana untuk operasional museum didapatkan, seperti untuk membayar listrik dan air. Koleksi museum juga cukup beragam walaupun luas museum itu sendiri tidak terlalu besar. Saat masuk ke dalamnya, kita dapat langsung melihat surat kabar jaman dahulu (kebanyakan membahas tentang satu tahun Indonesia merdeka) di sisi kanan museum dan ada juga koleksi uang kertas dan koin dari masa kolonial Belanda, Jepang, sampai buatan RI di sisi kiri. Di lantai satu juga ada koleksi berupa senjata-senjata yang digunakan pejuang terdahulu, di dekat tangga menuju lantai dua, ada etalase yang berisi koleksi perangko. Naik ke lantai dua, di sana koleksi disini oleh pakaian dan foto-foto para pahlawan.
Cindy Feby Agustia Disy

Cindy Feby Agustia Disy

See more posts
See more posts