Jawi temple ( Indonesian: Candi Jawi , original name: Jajawa ) is a syncretic Hindu - Buddhist candi (temple) dated from late 13th century Singhasari kingdom. The temple is located on the eastern slope of Mount Welirang, Candi Wates village, Kecamatan Prigen , Pasuruan, East Java, Indonesia , approximately 31 kilometers west of Pasuruan city or 41 kilometers south of Surabaya .The temple located on the main road between Kecamatan Pandaan - Kecamatan Prigen and Pringebukan . The temple was thought to be a Hindu-Buddhist place of worship, however the temple actually was dedicated as mortuary temple to honor King Kertanegara , the last king of Singhasari. It is believed that the ashes of the late king was also placed in two more temples, the Singhasari and Jago temple. The Nagarakretagama canto 56 mentioned this temple as Jajawa. King Kertanegara of Singhasari ordered the construction of this temple to provide a place of worship for the adherents of Shiva-Buddha sect, a syncretic religion patronage...
Read moreLOKASI Candi Jawi adalah peninggalan bersejarah Hindu-Budha Kerajaan Singhasari yang terletak di kaki gunung Welirang, tepatnya di desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan.Candi Jawi berada dipinggir jalan raya antara Kecamatan Pandaan-Kecamatan Prigen, sebelah barat jalan.Dari arah Pandaan sobat dolenku ambil arah ke Prigen atau Tretes sampai bertemu dengan Candi Jawi.
Candi Jawi menempati lahan yang cukup luas, sekitar 40 x 60 m2, yang dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 m. Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang saat ini dihiasi oleh bunga teratai. Ketinggian candi ini sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m dan lebar 9,5 m. Bentuknya tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah dengan atap yang bentuknya merupakan paduan antara stupa dan kubus bersusun yang meruncing pada puncaknya. Posisi Candi Jawi yang menghadap ke timur, membelakangi Gunung Pananggungan, menguatkan dugaan sebagian ahli bahwa candi ini bukan tempat pemujaan, karena candi untuk peribadatan umumnya menghadap ke arah gunung, tempat bersemayam kepada Dewa. Sebagian ahli lain tetap meyakini bahwa Candi Jawi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Posisi pintu yang tidak menghadap ke gunung dianggap sebagai akibat pengaruh ajaran Buddha.
Salah satu keunikan Candi Jawi adalah batu yang dipakai sebagai bahan bangunannya terdiri dari dua jenis. Dari Kaki sampai selasar candi dibangun menggunakan batu berwarna gelap, tubuh candi menggunakan batu putih, sedangkan atap candi menggunakan campuran batu berwarna gelap dan putih. Diduga candi ini dibangun dalam dua masa pembangunan. Kitab Negarakertagama menyebutkan bahwa pada tahun 1253 Saka (candrasengkala: Api Memanah Hari) Candi Jawi disambar petir. Dalam kejadian itu arca Maha Aksobaya menghilang. Hilangnya arca tersebut sempat membuat sedih Raja Hayam Wuruk ketika baginda mengunjungi Candi Jawi. Setahun setelah disambar petir, Candi Jawi dibangun kembali. Pada masa inilah diperkirakan mulai digunakannya batu putih. Penggunaan batu putih tersebut juga mengundang pertanyaan, karena yang terdapat di kawasan G. Welirang kebanyakan adalah batu berwarna gelap. Kemungkinan batu-batu tersebut didatangkan dari pesisir utara Jawa atau Madura.
TIKET MASUK Tiket masuk Candi Jawi Prigen Pasuruan gratis. Parkir Rp 2000/motor akan tetapi saat pagi dan siang biasanya tidak ada juru parkir sehingga gratis namun harus memperhatikan keamanan kendaraan sobat dolenku.
WISATA YANG BISA DINIKMATI Dilihat dari jalan raya, Candi Jawi sudah terlihat keindahannya.Begitu masuk komplek Candi Jawi kita akan disuguhi kolam yang berisi ikan dan ditumbuhi bunga teratai.Candi Jawi berbeda dengan kebanyakan candi-candi lainnya karena batuannya yang berwarna putih.Naik ke atas candi, kita bisa menikmati indahnya kota pandaan dan prigen dari atas candi jawi.Banyak spot-spot menarik di tempat ini untuk sobat dolenku yang suka foto-foto tau...
Read moreCandi Jawi merupakan simbol pendharmaan untuk Raja Kertanegara yang diperkirakan dibangun pada 1304 Masehi.
Lingkungan candi ini dikelola dengan sangat baik. Halamannya bersih, dan juga ada bangunan kecil di belakang pos yang berisi infografis sejarah candi serta beberapa serpihan dan barang temuan hasil dari ekskavasi candi berupa fragmen arca dan tembikar.
Candi ini masih aktif digunakan untuk beribadah. Oleh sebab itu, dihimbau untuk para pengunjung supaya menjaga kesopanan di area candi. Salah satu hal sederhana yang sering diabaikan adalah melepas alas kaki ketika memasuki bagian badan candi (mulai dari naik tangga pertama) mengingat candi ini merupakan tempat ibadah. Selain itu dihimbau untuk tidak membuat kegaduhan saat menikmati keindahan candi supaya saudara-saudara kita bisa beribadah dengan khusyuk.
Jika kalian penasaran mengenai sejarah candi lebih dalam, kalian bisa bertanya langsung ke penjaganya. Bapaknya sangat ramah dan terbuka ke semua orang. Jadi kita bisa mendapat informasi yang lebih detail dengan nyaman.
Memasuki candi ini tidak dipungut biaya kecuali parkir. Kalian juga bisa mendonasikan sebagian uang untuk operasional candi.
Candi Jawi merupakan identitas dari Kabupaten Pasuruan, sehingga situs ini memiliki nilai sangat penting bagi perkembangan kebudayaan Kabupaten Pasuruan. Semoga masyarakat Pasuruan dan pemerintah lokal dapat melestarikan Candi Jawi dengan beberapa aksi nyata seperti menyelenggarakan event dan mempromosikan Candi Jawi sebagai objek wisata...
Read more