proklamator indonesia pernah di asingkan ke sini,
-wikipedia- Rumah Pengasingan Bung Karno merupakan tempat Soekarno menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik.[1] Soekarno diasingkan ke Ende, Flores pada 14 Januari 1934. Ia diasingkan di sana selama empat tahun (1934-1938).[1] Setelah itu, ia diasingkan ke Bengkulu.[1] Selama di Ende, Soekarno dan keluarganya menempati sebuah rumah di tengah perumahanan penduduk biasa.[1] Rumah itu milik Abdullah Ambuwaru.[1] Rumah sederhana itu tidak bernomor dan berada di tengah rumah penduduk yang beratap ilalang.[1] Setelah Indonesia merdeka, Soekarno mengunjungi Ende untuk pertama kalinya pada tahun 1951.[1] Ia bertemu Abdullah Ambuwaru dan meminta agar rumah tempat tinggalnya itu dijadikan museum.[1] Pada kesempatan kunjungan yang kedua (1954), Soekarno meresmikan rumah tersebut sebagai Situs Bung Karno pada tanggal 16 Mei 1954.[1]
Pada 1 Mei 2012 diletakkan batu pertama sebagai tanda renovasi Situs Bung Karno.[1] Secara resmi, situs tersebut direnovasi pada 23 Juni 2012.[1] Renovasi dilakukan secara total, mulai dari dinding, lantai sampai atap, tetapi tidak mengubah bangunan lama.[1] Rencana renovasi merupakan inisiatif Wakil Presiden Boediono yang berkunjung ke Ende pada tahun 2009 dalam rangka menelusuri jejak pelopor utama kemerdekaan.[1] Tujuan merenovasi Situs Bung Karno di Ende adalah untuk membuat ikatan batin antara Ende dan Republik Indonesia, antara satu generasi dengan generasi yang akan datang.[1] Keterlibatan aktif Boediono ini diwujudkan dengan membentuk Yayasan Ende Flores yang kegiatan pertamanya adalah pemugaran bangunan fisik Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende.[1] Pembangunan dilaksanakan selama kurang lebih satu tahun di bawah pengawasan Yayasan Ende Flores yang berkoordinasi dengan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[1] Situs bersejarah yang telah selesai dipugar diresmikan oleh Wakil Presiden Boediono pada tanggal 1 Juni 2013 yang bertepatan dengan peringatan hari Kelahiran...
Read moreMini museum related to Soekarno the first president and proclamator of indonesia
Historical stuffs are not a lot but managed in good condition, mostly protected
House is under controlled by indonesian ministry, still in good condition except for some wooden floor, could have been in better condition if the govt gives more attention on the maintenance program and funding
Normally closed on the weekend (sat+sun) However, the keeper named Pak Udin Situsbeka wont be mind to come for welcoming guest. (can be contacted at...
Read moreWe visited this historical place because Soekarno is one of the most significant heroes in Indonesia. He was the first president of Indonesia. The house is clean and well-taken care of. The location is easy to find. You don't have to buy a ticket but there is a donation box where you can put some amount of money to help with maintenance. If you appreciate history and want to know more stories about Soekarno, this place is...
Read more