The museum is a very interesting one and actually a precious one. With the entrance fee of IDR 15.000,-, we can enjoy the museum's collection display of kites from Indonesia and all over the world. The museum is clean and the main buildings is filled with kites and many things related to it, however the second main building's inner rooms for paintings is not yet used or finished when i visited it. The collections displayed are great and unique but the unfortunate thing is the museum still lacks more collections to satisfy the visitors. But this lack of collections are exchanged with the friendly and expert staffs. I finished viewing the collections in an hour and a half, but if i add the time i spent talking with one of the staff (the conversation was really pleasant and informative) , i pretty much spent an additional two hours. Overall, i recommend this museum since it is an interesting one specially for newer generations where playing kite or even seeing a real one flying with one's own eyes are decaying rapidly.
Now i'm going to fly the kite that they teach me how to make at the museum.
p.s : if you're learning the collections of the museum like me, you can spend literally the whole opening hour from 09:00 am...
Read moreWEALTH AMULET
Seorang Suami di Jakarta Ungkap Trik yang Bikin Istrinya Kaya!
×
Home Berita

BERITA RAGAM
7 Contoh Cerpen Singkat Terbaik Tentang Persahabatan Hingga Pendidikan. Lengkap!
By Gadis Saktika 3 Maret 2022 1022135

7menit
ADVERTISEMENT
Apakah bisa cerpen yang singkat masih memiliki kisah yang menarik? Sebagai jawabannya, lihat saja contoh cerpen singkat pada artikel ini!
ADVERTISEMENT
Tak dipungkiri, cerita pendek atau biasa kita singkat cerpen memang sudah diperkenalkan kepada kita sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Karya sastra tersebut tentunya bisa dengan mudah kita temukan di majalah, buku, atau antologi cerpen di buku cetak.
Cerpen umumnya hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja.
Tulisan ini juga bisa disebut sebagai fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan hanya berfokus pada satu konflik permasalahan.
ADVERTISEMENT
Permasalahan tersebut hanyalah dialami oleh tokoh, mulai dari pengenalan karakter hingga penyelesaian masalah.
Untuk isinya sendiri tak akan lebih dari 10 ribu kata saja.
Nah bila kamu tertarik menulis cerita pendek namun berisi tulisan yang singkat, yuk lihat informasinya pada uraian di bawah ini!
Pengertian Cerpen

Sebelum mengetahui contoh cerpen singkat, ada baiknya untuk kamu memahami pengertian cerpen terlebih dahulu.
Berdasarkan KBBI, cerpen merupakan sebuah tulisan tentang kisah pendek yang isinya tak lebih dari 10 ribu kata, dan berisi tentang seorang tokoh.
Sementara itu, menurut Sumardjo dan Saini, cerpen adalah sebuah cerita yang tak benar-benar terjadi pada dunia nyata, ceritanya singkat, serta juga pendek.
Batas isi dari cerpen ini ditujukan agar pembaca bisa menyelesaikannya dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 30 menit hingga 2 jam saja.
Kemudian, inti dari kisah yang diangkat pada cerpen hanya memuat satu permasalahan utama saja.
Struktur Cerpen
Berikut ini merupakan struktur dari cerpen yang memuat bagian mulai dari abstrak hingga koda.
Abstrak
Abstrak biasanya berada pada bagian awal yang berisi rangkuman singkat tentang penggambaran awal dari cerita yang akan terjadi dalam cerpen tersebut.
Orientasi
Orientasi adalah tahap pengenalan yang berkaitan dengan munculnya tokoh dan latar cerita.
Bagian ini berkaitan dengan peristiwa apa yang sedang dialami oleh tokoh utama.
Komplikasi
Komplikasi yaitu berkaitan dengan hubungan sebab serta akibat dari suatu kejadian yang terjadi pada cerpen.
Evolusi
Umumnya, bagian ini berhubungan dengan pengarahan permasalahan yang akan menjadi semakin memanas.
Resolusi
Pada bagian ini, konflik yang ada di dalam cerpen akan benar-benar menentukan titik penyelesaian.
Konflik dalam cerpen akan terpecahkan secara keseluruhan, sehingga bisa menemukan titik penyelesaiannya.
Koda
Koda berhubungan dengan suatu hikmah atau nilai yang dapat di petik oleh...
Read moreAkhirnya kembali lagi ke Museum Layang-layang setelah sekian lama. Rasanya masih sama: tetap nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung, khususnya anak-anak. Saat kami ke sana, suasana cukup sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang datang. Harga tiketnya sekarang Rp25.000,00/orang, termasuk anak-anak.
Bagi yang baru pertama kali ke Museum Layang-layang, jangan khawatir. Di sana terdapat pemandu yang akan mengajak para pengunjung mengeksplorasi setiap bagian museum. Pertama-tama, pengunjung akan diajak ke salah satu ruangan untuk menonton tayangan mengenai sejarah dan perkembangan layang-layang di Indonesia. Selanjutnya, pengunjung akan dibawa ke bangunan utama yang berisi aneka koleksi layang-layang dari berbagai propinsi di Indonesia, juga dari berbagai negara di dunia. Ukurannya bervariasi, mulai dari yang sekecil kartu hingga superbesar. Ada yang berbentuk layang-layang sederhana hingga berbentuk tiga dimensi, seperti ikan raksasa dan bangunan rumah. Setelah mengeksplorasi koleksi museum, terakhir pengunjung akan diajak membuat layang-layang sendiri. Ada dua jenis layang-layang yang bisa dibuat pengunjung di sini. Pertama adalah layang-layang untuk anak-anak (biasanya bergambar hewan, seperti kupu-kupu dan burung hantu) yang cukup diwarnai dan dipasangi benang. Kedua adalah layang-layang sederhana yang dibuat sendiri, mulai dari menempelkan buluh pada kertas layang-layang, kemudian membentuknya menjadi layang-layang. Layang-layang yang sudah ditempelkan selanjutnya dapat dihias sendiri dan diberi benang. Jika layang-layang sudah jadi, pengunjung dapat bebas memainkannya di area museum, termasuk di panggung mini tempat angin sering bertiup. Pengunjung juga dapat membeli layang-layang kain yang ditawarkan pemandu dengan harga Rp50.000,00/buah.
Selain itu, terdapat beberapa fasilitas lain di museum ini, seperti musala, toilet, saung dan bangku sebagai tempat beristirahat, hingga sanggar tempat berlatih tari. Tempat parkir yang disediakan juga cukup luas, dengan area parkir motor pada bagian dalam dan area parkir mobil pada bagian...
Read more