Merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Kota Kudus. Ada dua versi mengenai asal-usul tempat ini. Versi pertama adalah tempat ini adalah bangunan menara yang gagal dibangun karena suatu sebab. Alkisah Pangeran Pancawati ingin membuat menara untuk adzan dengan kekuatan gaib, dan akan diselesaikan dalam satu malam. Namun salah seorang wanita yang sedang menyapu memergokinya, sehingga terhadi kegagalan dalam membangun menara. Menara gagal dibangun, lalu sang wanita dikutuk menjadi arca batu (seperti di foto yang berupa orang memegang tongkat;sapu?). Versi kedua yaitu tempat ini adalah sanggar pemujaan Hang Anggana, pendiri Kudus Kuno (Tajug) yang dibangun pada tahun 645 M. Terlihat jelas bekas lingga (yang pucuknya sudah hancur) dan yoni berbentuk lumpang besar dengan lubang kecil. Terdapat juga relief yang pada versi pertama dikira sebagai wanita penyapu yang dikutuk, yang sebenarnya adalah relief dewa siwa yang memegang trisula. Terdapat pula relief dewi sri, namun sudah tertutup semen oleh warga. Sanggar pemujaan ini ditinggalkan seiring dengan banyaknya penduduk yang memeluk agama islam. Agaknya versi pertama lebih populer daripada versi kedua, walaupun terdengar...
Read moreSitus cagar budaya di Kabupaten Kudus. Sekilas mirip dengan Menara Kudus, bangunannya terdiri dari tumpukan batu bata merah yang tertata. Namun, karena tidak utuh atau hancur, sehingga dinamakan langgar bubrah atau hancur.
Belum terang betul perihal sejarah pendirian bangunan yg berlokasi di desa Demangan ini. Ada dugaan, langgar bubrah pada mulanya sebuah tempat peribadatan bagi umat Hindu, hal tsb diperkuat dg temuan berupa relief nandiswara dan beberapa lumpang, yg dikemudian masa dialihfungsikan sbg langgar/musala.
Untuk bisa kesini, kalian hanya perlu menyebrangi jalan di utara kawasan Menara. Nantinya ikuti saja plang papan penunjuk dari BPCB Jateng. Tidak ada tiket masuk yg dikenakan alias free. Jika sdg beruntung, kalian bisa saja bersua dg juru pelihara yg bakal dg senang hati menceritakan sejarah dari...
Read moreSalah satu situs sejarah Islam di kota Kudus. Lokasinya di Desa Demangan sekitar 300 m sebelah tenggara Menara Kudus. Langgar ini dibangun oleh Sunan Kudus, tapi tidak selesai tuntas. Bentuk bangunan dari bata merah sama persis dengan bata di Menara Kudus. Ornamen ukirannya juga mirip. Kondisinya masih terawat namun tetap dalam kondisi tidak utuh sebagai bangunan. Terdapat papan nama dan papan informasi. Jalan menuju lokasi sangat sempit, sehingga hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki, sepeda motor atau becak. Tempat parkir tidak ada karena di dalam gang sempit ciri khas perumahan jaman dulu di...
Read more