Pintu kali Jagir adalah salahsatu peninggalan era kolonial Belanda yang dibangun tahun 1916 hingga 1932. Berlokasi di jalan Jagir Wonokromo Surabaya, yang berfungsi untuk menahan intrusi laut serta menahan banjir kawasan Surabaya menuju selat madura agar tidak membanjiri pusat kota dikala musim hujan.
Bangunan ini sudah termasuk Cagar Budaya pada tahun 1996 yang harus kita lestarikan bersama karena memilik sejarah yang kuat dan peran vital bagi pengendali kebutuhan air seperti PDAM yang ada disebelahnya bagi keberlangsungan air besih warga kota Surabaya.
Bangunan yang masih terlihat kokoh hingga kini memiliki 3 pintu air yang dikala mana bisa buka tutup tergantung kondisi alam. Jika debit dari hilir meningkat maka pintu akan dibuka, dan akan ditutup kembali untuk keperluan ketersediaan air dan industri.
Jika anda ingin melihat atau mengabadikan dalam bentuk foto, datanglah ke area Stasiun Wonokromo. Karena lokasi bangunan ini yang tidak terlalu jauh dari utara stasiun yang berjarak kurang lebih 50 meter. Tapi perlu di ingat bahwa kawasan ini sangat berbahaya karena tidak ada pagar pembatas, jika tidak hati - hati bisa ter serempet oleh kereta api yang melintas serta jarak yang tidak terlalu jauh dengan pinggir sungai.
Jam yang tepat untuk mengabadikan dalam sebuah foto adalah sore hari hingga menjelang gelap, karena disaat itulah lampu di pintu air ini akan dinyalakan sehingga menambah kerlap kerlip cahaya yang memantuk di permukaan. Hanya karena ketika datang tidak disaat menjelang malam, foto yang ditampilkan hanya ketika...
Read morePintu air ini terletak di Jalan Jagir, Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasi pintu air ini tidak begitu jauh dari Stasiun Kereta Api Wonokromo atau terminal angkot Joyoboyo. Merupakan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1917 oleh arsitek Belanda GC. Citroen. Pintu air ini dibangun untuk mengantisipasi banjir yang marak terjadi di Surabaya kala itu. Fungsi pintu air ini adalah mengatur air yang masuk ke Surabaya melalui anak Sungai Brantas, yaitu Sungai Mas. Apabila Sungai Mas menunjukkan kelebihan debit air karena gelontoran dari Sungai Brantas, maka airnya akan dibuang melalui pintu air ini menuju ke anak Sungai Mas, yaitu Sungai Jagir.
Hingga saat ini, pintu ini masih berfungsi sebagai pengendali banjir di Surabaya. Selain itu, stok air yang melimpah dimanfaatkan oleh PDAM Surabaya untuk menyuplai bahan baku air bersih atau melalui proses sterilisasi sesuai standar PDAM yang berlaku sehingga bisa untuk konsumsi warga Kota Surabaya. Kendati sudah kuno, bangunan pintu air ini masih terawat dengan baik hingga sekarang. Pintu air ini juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar...
Read moreKali Jagir adalah merupakan salah satu anakSungai Mas dan merupakan sungai buatan pada zaman penjajahan Belanda yang mengalir ke arah timur di Kota Surabaya. Kali Jangir terletak di sepanjang Jl. Jagir Wonokromo. Zaman dahulu, Kali Jagir berair jernih, sehingga banyak juga dimanfaatkan masyarakat untuk MCK, atau sekadar berenang. Namun sayang, akibat pencemaran air Kali Jagir berwarna keruh, dan saat ini Pemkot Surabaya telah memulai membersihkan Kali Jagir.
Di sungai ini juga terdapat Pintu Air peninggalan penjajah Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air Kali Mas, yaitu pecahan Sungai Brantas di kota Surabaya untuk dibuang ke Kali Jagir. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari Kali Jagir juga diolah menjadi Air PAM dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih...
Read more