Masjid laweyan masjid tertua di kota solo..ketika didirikan oleh kyai ageng henis (kakek dr P Senopati raja mataram I) bersama kanjeng Sunankalijaga..... Yang awalnya merupakan pura agama Hindu yang kemudian berubah menjadi masjid. Jaman pendeta / pedande yang bernama syech Beluk yang kemudian menjadi muamalaf karena jasa Kyai Henis dan Kan jeng Sunankalijaga. Bahkan utk AIR berwudlu konon dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga dg tongkat nagasari maka keluar air nagabumi..sampai sekarang masih dimanfaatkan jemaat masjid. Dibelakang masjid laweyan terdapat makam Kyai Ageng Henis,Nyai Ageng Pandanaran ,Nyai Ageng Pati Juga merupakan makam trah / keturunan raja2 Kraton Surakarta Hadiningrat penerus dari kerajaan mataram. Di komplek makam ini ada makam Sinuhun Pakoe Boewono II raja pertama Kraton SURAKARTA HADININGRAT....
Di komplek makam terdapat tanaman yang oleh kerajaan Mataram masih dikeramatkan yaitu tanaman Nogosari. Yang biasanya hanya bisa tumbuh di lingkungan keraton .
Masjid laweyan jg berada dilingkungan pusat pembuatan batik tradisional solo atau batik tulis yg sangat terkenal yaitu kampoeng batik laweyan. Letaknya di sebelah selatan bagian barat dr kota solo atau kurang lebih 3 km dr kraton Surakarta dan Balai kota Surakarta. Juga sangat mudah dijangkau dari stasiun purwosari solo kurang lebih 1 km. Jika perjalanan jauh juga terdapat hotel hotel yang representatif baik hotel mawar atau hotel berbintang.
Jika berkunjung ke kota solo dalam rangka ziarah atau rekreasi ataupu busnis sangat belum lengkap kalau belum berkunjung ke masjid...
Read moreMasjid Laweyan Solo usianya Hampir 500 tahun, tepatnya 474 tahun.
Masjid ini dibangun semasa Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang berkuasa. Masjid ini dibangun atas kolaborasi Kyai Ageng Henis, kakek pendiri kerajan Mataram di Jawa, Sutawijaya, dengan Ki Beluk, tokoh Hindu kerajaan Pajang, yg mukim di desa Belukan.
Ki Beluk menyerahkan pura nya kepada Kyai Ageng Henis, utk diubah jadi masjid. Beliau lalu masuk Islam dengan suka rela, setelah mendengar petuah- petuah yang menyejukkan dari Henis, sahabatnya itu.
Kyai Ageng Henis, bkn tokoh sembarangan. Selain putra Kyai Ageng Selo, dulu petinggi kerajaan saat Majapahit yg sakti Mandraguna konon bisa menangkap petir, beliau adalah murid Sunan Kalijaga. Kyai Henis juga seorang petinggi kerajaan Pajang.
Sebagai tokoh dakwah di kerajaan Pajang, Kyai Henis adalah pioner batik di Laweyan, dan Indonesia.
Masjid sepuh ini memang akulturasi antara Jawa, Hindu yang sangat kental. Banyak filosofi keduanya tercampur disini. Mulai dari tangga masuknya, sampai gerbangnya, susunan atap juga arsitektur didalamnya.
Konon, kayu masjid ini dibawa dari daerah tertentu dan berpaku emas dibeberapa sisinya.
Masjid ini juga ikut dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Tercatat perhimpunan SDI lahir disini, dan ada salah satu pejuang dari jamaah masjid sini ikut syahid melawan penjajah Belanda.
Kyai Henis dimakamkan dibelakang masjid bersama ratusan atau ribuan ( ada yg menyatakan itu) keluarga kerajaan dan para prajurit kerajaan. Orang diluar itu dilarang...
Read moreBaru tahu saya ada masjid Laweyan yang ternyata merupakan masjid tertua di Kota Solo 🙂
Saat itu saya sedang mencari masjid terdekat dan lewat gmaps diarahkan ke Masjid Laweyan ini. Begitu saya mampir ke Masjid ini, nuansa kekunoannya sangat kental terasa guys.
Adem, damai, sejuk ketika memasuki kompleks masjid, terutama pada area sholatnya. Masjid tidak terlalu megah seperti masjid lainnya. Masjid ini menyimpan banyak sejarah ternyata. Ada juga mimbar peninggalan PB X, ada kentongan dan bedug yang katanya berusia ratusan tahun.
Di sisi kanan masjid terdapat sebuah kompleks pemakaman Ki Ageng Henis yang merupakan pendiri masjid ini. Masjid dan kompleks pemakaman tercatat sebagai cagar budaya uang dilindungi oleh pemerintah.
Kalau kamu ke Solo sempatkanlah mampir ke masjid tertua ini ya best. Bisa wisata religi sekaligus berwisata budaya karena masjid ini terletak di tengah Kampoeng Batik...
Read more