Lapangan Cindua Mato is a beautifully revitalized town square in Batusangkar, Sumatera Barat. Reopened to the public in February 2023 after extensive redevelopment, the space now features a formal plaza, modern amphitheater area, clean restrooms, shaded seating, and decorative fountains—designed to serve as both a civic gathering spot and a tourist draw.
Every Sunday morning, the main road in front of the square is closed for Car Free Day activities like walking, jogging, and family fun—plus a small traditional market by the historic Fort Vander Capellen. In addition, larger cultural events such as local festivals are sometimes held here, showcasing regional arts and performances.
Pedestrians can enjoy the open, green atmosphere without traffic, while nearby food stalls and vendors—recently relocated to organized stands—add convenience and vibrancy. The area now also boasts a children’s playground, illuminated fountains, and well-maintained landscaping.
Whether you're looking for a morning stroll, family outing, sports activity, or just a cultural backdrop, Lapangan Cindua Mato offers a welcoming, clean, and lively space in the heart of...
Read moreCindua Mato Field is a popular open green space in town, ideal for relaxing or light exercise. The atmosphere is pleasant, especially in the morning or late afternoon when the weather is cooler. Many locals come to jog, unwind, or bring their children to play. While the area is generally clean, there’s still room for improvement in maintaining tidiness, as some litter can occasionally be found in certain spots. Facilities like benches, walking paths, and playgrounds are available, though not all are in perfect condition. Overall, it's a nice place to spend time with family or take a break in the heart...
Read moreSudah Lama ingin Berlama² Menikmati Luak Tuo
Beberapa kali berkunjung kesini hanya singgah untuk beberapa saat saja - entah karena sedang melintas menuju Lintau, entah mengisi acara di beberapa lembaga pendidikan, entah menjadi pemateri training outdoor maupun indoor, entah membawa tamu berwisata. Entahlah - sudah sering tapi belum pernah berlama².
Pagi ini sengaja meninggalkan hotel berjalan pagi ke arah taman kota. Tak kuikuti rute tawaf mengelilingi taman ini tapi berkelok menyusuri halaman muka Fort Van Der Capellen. Lalu lanjut berjalan di sisi Lapangan Gumarang, melewati SMAN 1 dan SMPN 1 kurasakan sensasi elitnya menjadi siswa di sekolah² ini.
Setelah melewati kantor pos dan perguruan Muhammadiyah kusengaja menyempatkan duduk di tengah jantung kota membunuh waktu menghidupkan rindu. Rindu betul untuk berlama² di sini.
Ramai orang tua berolahraga diselingi satu dua anak berangkat ke sekolah menandakan pagi masih ada siang belum menampakkan muka. Kulepaskan pandang 360 derajat sembari kusimpan dlm memory ingatan semua pemandangan.
Kehadiran siang baru terasa kala kereta Jepang mulai ramai berlalu lalang. Satu mobil bak sampah mengosongkan kontainer² hijau kuning di sudut taman, bersamaan itu pula dibawanya pergi aroma tak sedap yg memang perlu hilang dr pinggir taman.
Mereka yang berjalan berolahraga tak lagi ramai, anak sekolah berjalan berkelompok adalah penanda siang sudah benar² datang. Sekelompok wisatawan domestik pun mulai nampak dengan wajah girang riang.
Perut pun mulai memberi sinyal untuk segera kembali ke penginapan untuk menikmati hidangan yg mungkin sudah disiapkan.
Ah, rindu ini masih belum seutuhnya terobati untuk berlama² berada disini, atau memang rindu itu memang perlu dirawat dan dijaga agar ketika bertemu ada tambahan bumbu yg membuatnya semakin nikmat syahdu mengharu...
Read more