The parking space here is quite limited, and it gets really crowded during lunch hours (expect a full house, lots of noise, and a hectic atmosphere). The dining tables are small, and the seating feels cramped, making it less comfortable than I’d hoped for.
As for the food, the quality is decent, but the prices are on the higher side compared to other restaurants in Bandung.
I tried the Nasi Cumi (3.5/5⭐️), but I wasn’t a fan. The dish felt quite monotonous, with the squid flavor barely noticeable. The rice and squid were overshadowed by the overpowering cabe ijo, which wasn’t very spicy but had a slightly bitter aftertaste. The squid was tender, though...
Gule Kambing Tulangan (4.7/5⭐️) was excellent! The flavors were well-balanced, and this dish was definitely my personal favorite. The portion size was generous, and the rice serving was big, great value for money😭
I also tried the Garang Asem (3/5⭐️), but unfortunately, it didn’t meet my expectations. It was too oily and lacked flavor, with the bayam kuah and perkedel jagung accompanying it just tasting average. I wouldn’t order this again.
However, the Bala Bala Goreng (5/5⭐️) was a highlight. The frying technique was impressive, and while the sambel kacang wasn’t anything extraordinary, it paired perfectly with the bala bala.
The Tempe Mendoan (4.5/5⭐️) was decent, and the sambel kecap served with it was delicious.
Overall, while the food portions are generous, the prices are a bit high, and the atmosphere can be overwhelming during peak hours. It’s still worth trying, but I’d recommend avoiding the lunch rush if you want a more pleasant...
Read moreWarung Kopi Imah Babaturan saat ini memiliki dua tempat, dan tempat yang saya tulis di sini adalah tempat yang kedua. Warung Kopi Imah Babaturan "2" memiliki akses jalan yang lebih lebar dan parkiran yang lebih luas daripada Imah Babaturan yang pertama.
Meskipun demikian, tetap ada kesulitan tersendiri untuk parkir mobil di sini karena pengunjungnya yang banyak. Untung saja ada Mamang parkir yang selalu siap membantu dan mau berusaha. Saya sudah dua kali ke sana, merasa terbantukan oleh si Mamang. Entah si Mamang ingat wajah saya atau tidak. Oleh karena itu, saya haturkan apresiasi dan ucapan terima kasih untukmu, Mang.
Menu makanan di sini merupakan masakan rumahan yang sepertinya sudah terpadu-padankan antara Jawa dan Sunda. Ditambah dengan menu mingguan yang selalu berubah tiap pekan yang membuat menu tersebut terasa spesial. Seperti menu nasgor jando asap (atau oseng jando saya lupa) yang ingin saya pesan dan ternyata habis, membuat saya sedih betulan. Untung ada menu mangut iwak p yang mengobati rasa sedih saya karena rasanya unik dan enak.
Bagi yang belum tahu, mangut iwak p itu adalah ikan pari diasapi kemudian dikasih kuah yang biasanya bersantan. Tiap tempat, punya perbedaan dalam menyajikan rasa. Di sini kuahnya terasa lebih kental dan pedas yang masih bisa diterima dan menggugah selera. Ingat ya, ini menu mingguan. Tidak selalu ada.
Tehnya juga terasa wangi seperti ciri khas teh di pedesaan. Teh manis hangatnya menyamankan perut, rasa sepatnya sedikit menepi di lidah, dan harumnya menjilati indra penciuman. Awalnya yang dulu saya memesan kopi, kemudian menjadi memesan teh hangat manis dengan lugas.
Ada juga pisang goreng dan bakwan. Kedua-duanya menggugah selera, seperti mengunggah foto untuk si dia. Ditambah, sambal kacangnya yang manis pedas. Bahkan, dalam perjalanan di tol menuju Jakarta, saya masih mengemil pisang yang paginya saya makan di Imah Babaturan.
Selain itu, salah satu menu favorit yang ada di menu adalah cumi cabe hijau. Ada tanda gambar jempolnya pada tulisan menu tersebut. Saran saya, pesan menu cumi itu untuk dimakan bersama-sama sebagai lauk.
Rasa cumi cabe hijau itu asin, pedas, dan gurih. Cabe hijau yang dipotong dan mungkin diulek kasar, kemudian dimasak bersatu dengan potongan-potongan cumi. Ya namanya cumi asin diberi sambal sebagai inti dari sajian yang gurih.
Saya senang ke sana pada waktu sarapan. Datang dekat jam buka, bahkan pernah datang saat pagarnya masih ditutup rapat. Oleh karena itu, saya kurang tahu situasi saat makan siang dan makan malam. Bisa jadi, lebih ramai dan...
Read more(+) Went to Imah Babaturan kebon bibit but turns out im the 5th waiting list then the staff asked me to come to the Imah Babaturan Tamansari instead which distance is 200m from Imah Babaturan kebon bibit. He said theres no waiting list there and as compliment he gave me 2 voucher free sweet ice tea. He asked my name also. Service is quiet good. One of their staff gave me free sweet ice tea knowing i came by 3 people
(-) when ive arrived at Imah Babaturan kebon bibit, i still had to wait…. but at least i am the second waiting list here. Honestly the place is quiet big, but i didnt felt the ‘homie’ feeling anymore like at Imah Kebon Bibit. No idea, maybe because the layout or design(?) And somehow the food taste different. All of dishes ive ordered taste more sweet than the last time i came here. Especially the cumi cabe...
Read more