ada paket hemat pake tepung tepung... :d
dari wiki: Pada awalnya, usaha ini didirikan di teras rumah kontrakan oleh Jody Brotosuseno dan istrinya Siti Hariyani (Aniek) di Jalan Cenderawasih no. 30 Yogyakarta. Usaha ini tidak terlepas dari pengaruh ayah Jody. Sebelum mempunyai usaha sendiri, mereka berdua telah aktif membantu usaha ayah Jody yang memang telah lebih dulu berkecimpung di dunia bisnis restoran steak bernama Obonk Steak. Obonk Steak memang sudah cukup lama berdiri di Yogyakarta dan sasaran konsumen restoran ini adalah kelas menengah ke atas. Dari sinilah, Aniek (nama panggilan Siti Haryani) dan Jody mempunyai ide untuk membuka tempat makan steak yang dapat menyentuh lapisan menengah ke bawah.
Mereka kemudian memilih nama Waroeng sebagai nama tempat yang mereka dirikan bukan restoran atau kafe yang nampak mewah. Hal ini dimaksudkan agar dapat menarik minat mahasiswa. Mereka juga tak segan memasang daftar harga di depan warung agar calon pembeli dapat mengetahui harga menu mereka yang murah. Uniknya, Waroeng Steak & Shake menyediakan nasi untuk dimakan dengan steak (bukan kentang, kacang panjang, wortel, atau jenis makanan lain yang biasa dimakan bersama steak)
Sampai pada tahun 2014 saja Waroeng Steak and Shake sudah mempunyai 61 cabang outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung, Sumedang, Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Magelang, Bali, Surabaya, Cirebon, Tegal dan Makassar serta telah memiliki 1500 lebih karyawan yang tersebar di berbagai cabang di Indonesia. Yang menarik lagi dari bisnis kuliner ini adalah Waroeng Steak and Shake tidak difranchise-kan alias...
Read moreOne of a few restaurants open on a scorching afternoon. Tangerang Kota can be really hot during midday, you should avoid going between 2 and 5! The Waroeng itself is the 3rd chains I've been to. The last one in Bogor was a bad experience, so I arrived w/o expecting nothing. But the chicken steak came out real soft. Good job chef 👍🏻😊. You can test out a std chain restaurant by ordering their chicken dinner. Beef dish can be altered by spc sauce. Overall, what irked me was just the crampy AC area. Chicken is done...
Read moreDari awal masuk sorry to say gw udah agak ilfeel. Karena kotor sekali lantainya. Banyak banget tissue bekas berserakan dan nggak dibersihin. Di gelas minum yg gw pesen pun ada (bulu mata?) nempel di gelasnya.
Sendok dan garpu kita ambil sendiri di depan kasir. Itu pun masih basah banget karena habis dicuci nggak dilap atau ditirisin. Dalam hati cuma bisa berharap semoga aja dapurnya nggak sekotor ini.
Btw gw dateng hari minggu jam 7 malam. Selama makan gw cuma liat satu mas2 yg sibuk bolak balik ngangkat piring kotor dan anterin makanan. Masa waiternya cuma satu. Pantes aja meja sama lantai yg kotor nggak sempet dibersihin. Ownernya kalo baca boleh kali ditambahin staffnya terutama di weekend dan jam sibuk.
Tapi surprisingly makanannya cepet loh disajiinnya. Nggak sampe 15 menit kayaknya. Kita pesen tenderloin ala waroeng steak yg udah ditepungin dan dideep fry. Semua steaknya udah nggak garing sama sekali. Parahnya lagi steak bertepung yg nggak garing disiram sama saus yg panas. Tepungnya jadi soggy banget.
Pas lagi makan gw sampe ketawa sendiri karena kita lagi makan steak, tapi kok kelihatannya malah kayak lagi makan bubur. Plus poinnya atleast daging sapi nggak alot dan rasa saus kejunya not bad.
Cabang udah banyak begini harusnya kualitasnya bisa diperbaiki lagi lah. Iya gw tau sih harga steak yg mereka jual jauh di bawah standart alias murah, jadi dari awal gw emang nggak punya ekspektasi berlebih. Tapi nggak begini juga...
Read more