Lokasi Masjid Agung Darussalam Bojonegoro terletak tepat di baratnya alun-alun Bojonegoro, tepatnya berada pada Jl. KH. Hasyim Asy`ari No. 21. Berdekatan dengan berbagai gedung instansi yang ada di Bojonegoro, mulai dari gedung pemerintahan, pendopo, kampus-kampus, Rumah sakit Islam Muhammadiyah, serta beberapa gedung sekolahan, serta pusat perdagangan yakni pasar Bojonegoro. Dari letak inilah membuat masjid ini menjadi pusat perhatian tempat.
Lokasi masjid agung Darussalam ini berdiri tepat di depan pintu masuk alun – alun hanya dibatasi oleh penyebrangan jalan raya saja. Sedangkan Lokasi alun-alun Bojonegoro dapat dicapai dari arah manapun. Adapun Kabupaten Bojonegoro dari arah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tuban, dari arah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan, serta dari arah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Nganjuk, sedangkan dari arah Barat berbatasan dengan Kabupaten Blora (Jawa Tengah). Melihat letak itu dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, roda empat ataupun jalan kaki.
Masjid Agung Darussalam Bojonegoro mengalami beberapa kali pemugaran dan perluasan. Masjid agung Darussalam Bojonegoro didirikan tahun 1825 bertepatan dengan peristiwa perang Diponegoro yang terjadi di Bojonegoro. Berdasarkan sejarah perkembangan masjid arsitektur Masjid di Jawa Timur dibagi dalam tiga periode yaitu zaman Wali, zaman Penjajahan, dan zaman Kemerdekaan, begitu pula Masjid agung Darussalam Bojonegoro. Menurut catatan sejarah pembangunan masjid yang menjadi simbol religius ini di bangun sekitar tahun 1825 oleh para pedagang yang singgah di Jalur Sungai Bengawan Solo. Akan tetapi berdirinya masjid ini tidak bisa dipisahkan dengan keterlibatan keterlibatan Laskar Diponegoro, sebab sepanjang tepian Sungai Bengawan Solo ketika itu merupakan jalur satu satunya laskar Diponegoro dalam malaksanakan penyerangan gerilyanya, dan Masjid merupakan titik utama.
Salah satu tokoh laskar Diponegoro yang mempunyai sebutan Patih Pahal. Beliaulah yang telah mewakafkan sebidang tanahnya, selanjutnya pada tahun 1825 itulah oleh masyarakat sekitar bersama sisa– sisa laskar Pangeran Diponegoro serta didukung para pedagang pasar Bojonegoro, mulai dibangun sebuah Masjid dan konon sambil perang melawan penjajah di Sepanjang tepi Bengawan Solo. Pelaksanaan pembangunan masjid saat itu sangat luar biasa, setiap hari masyarakat sekitar bergantian secara sukarela mencarikan material seperti, berupa kayu, batu kali dan pasir, saat itu material tersebut memang mudah didapat. Selain itu banyak masyarakat juga bergantian memberikan konsumsi pada para tukang. Pada saat itu bangunan masjid masih sangat sederhana semi permanen, hanya bangunan induk pondasinya batu dan semua bagian bangunannya dari kayu termasuk pilar dan dindingnya.
Pemugaran merupakan pekerjaan yang sangat sulit karena dari bangunan-bangunan lama yang diperbaharui kembali, selain mengganti bagian yang rusak juga mengadakan penambahan dan ada pula yang mengurangi dari objek bangunan yang dipugar. Akan tetapi dalam pemugaran tersebut juga harus menjaga dan melestarikan nilai spiritual dan budaya bangunan yang dipugar. Oleh sebab itu pada proses pemugaran pelaksanaannya harus jeli dan mengusahakan tidak merubah keaslian dari obyek yang bersangkutan.
Tahun 1925 saat masjid agung Darussalam Bojonegoro berusia ke 100 tahun, dilakukan penyempurnaan bangunan fisik yang dilakukan oleh Kanjeng Soemantri, Bupati Bojonegoro yang menjabat tahun 1916 sampai dengan tahun 1936. Masjid dipugar dengan melengkapi serambi depan, Kantor kenaiban (Kantor urusan Agama ) dan Madrasatul Ulum sebagai upaya pengkaderan umat islam yang sekarang menjadi MIN...
Read moreIt was 16 years ago, i visited this place first time in my childhood, this building was biggest mosque at that time, i still remember this mosque had old-wooden facade supported structure of this building. Today, It has been upgared to modern-mosque style which have islamic caligraph and luxurious ornament. By the way, they let old-wooden facade stands in the mosque as heritage history of establishing this building. Believe me you will be not regret to visit this place, besides of islamic prayer place, Masjid Agung Darussalam usually exhibits lot of events, like of khitanan or social activites. In front of this mosque, there is Alun-alun Bojonegoro, which is one of crowded place visited by Bojonegoro Citizens. Have a good time at...
Read moreMasjid Agung Darussalam Bojonegoro ini termasuk masjid tua, karena dibangun pada tahun 1825. Lokasi Masjid Agung Darussalam Bojonegoro terletak di barat alun-alun Bojonegoro, tepatnya di JL. KH. Hasyim Hasy’ari No. 21. Masjid Agung Darussalam memiliki arsitektur yang mempesona pada renovasi yang dilakukan tahap awal. Nuansa megah dan modern tampak pada arsitektur bangunannya. Hiasan aksesoris dan ornamen pada masjid dilakukan ketika pada tahap kedua renovasi, dengan mempertahankan nilai sejarah dari berdirinya masjid Darussalam yaitu pilar-pilar dari kayu yang ada pada ruang utama bangunan. Masjid Darussalam memiliki 2 lantai dengan fungsinya masing-masing. Lantai pertama masjid terbagi menjadi 3, yang pertama area mimbar masjid, kedua area jamaah laki-laki dan yang ketiga area jamah perempuan. Adapun lantai kedua atau lantai atas digunakan untuk jamah perempuan. Selain itu Masjid memberikan fasilitas tempat wudhu wanita dan pria dan fasilitas parkir dengan area yang cukup luas. Luas bangunan masjid saja 2.422 meter persegi, sedangkan luas keseluruhan area masjid 3.562 meter persegi, dan masjid sendiri mampu menampung 1.100 jamaah. Yang unik pada arsitektur masjid ini adalah memiliki menara yang tidak biasa. Menara berbentuk spiral sehingga memiliki kesan yang unik dan artistik. Selain itu interior masjid dipenuhi dengan lampu yang terbuat dari kristal, sehingga masjid Darussalam memiliki arsitektur yang megah...
Read more