Another wonderful temple
Ida Bhatari Ratu Niang Sakti , or Ida Ratu Niang Lingsir is a Balinese Hindu goddess who is worshiped at Pura Griya Tanah Kilap.
Danghyang Nirartha traveled in Bali in 1411 along with his wife and seven children. One of the seven children named Ida Rai Istri. On the way to the east of Bali , Danghyang Nirartha meets a dragon who opens his mouth as big as a cave. He entered into the mouth and encountered a lake overgrown with blooming tunjung flowers. After picking the flowers, he came out of the dragon's stomach which then suddenly vanished.
Upon emerging from the dragon's mouth, Danghyang Nirartha's face changes according to the color of the tunjung flower he picks, which can be either red, black, or white. It makes him and his children scared and they scatter. However Ida Rai Istri still follows her father to moksa in Suwung forest. She was then worshiped with the title of Bhatari Lingsir or Ida Bhatari Ratu...
Read morePura Tanah Kilap berada di wilayah Banjar Gelogor Carik Desa Pakraman Pemogan Kecamatan Denpasar Selatan,Bali Di Pura Tanah Kilap merupakan stana Ida Batara yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutanRatu Niyang Sakti. Pura ini disebut Tanah Kilap, konon, lantaran di lokasi tersebut tanahnya dulu berwarna merah yang dikenal pula sebagai tanah legit atau ampo yang mengkilap. Lokasi pura ini sangat strategis di pinggir jalan. Di sebelah utara tembok penyengker-nya terdapat tempat pengayatan – tempat umat Hindu yang kebetulan lewat umumnya berhenti sejenak untuk menghaturkan canang atau sesajen guna menghaturkan bakti memohon keselamatan dari Ida Batari Ratu Niang Sakti yang berstana di pura setempat.
Awal dari pembangunan Pura Tanah Kilap yaitu ketika Dinas PU Kabupaten Badung berencana membangun jembatan di sebelah barat lokasi pura untuk menghubungkan jalan-jalan yang ada. Dalam pengerjaannya, pembangunan jembatan tersebut selalu gagal. Ada saja hambatan yang dihadapi. Suatu ketika, ada fenomena gaib. Konon, Ida Batari Ratu Niang menunjukkan dirinya sebagai sosok wanita tua di hadapan Bendungan Dinas PU saat itu. Sosok wanita tua itu lalu memohon agar dirinya segera dibuatkan pelinggih atau pura. Jika itu tak dilakukan, kapan pun jembatan tidak akan jadi.
Hal itu lalu dibawa dan diceritakan pada rapat pimpinan PU yang juga menghadiri unsur Parisada Hindu Bali, sehingga disepakati pembangunan pelinggih di timur lokasi jembatan. Pelinggih awal yang didirikan hanya berupa Padmasari dan Piyasan. Baru setelah palinggih itu berdiri, jembatan yang dibangun Dinas PU itu bisa dikerjakan dengan lancar tanpa hambatan.
Seiring dengan perjalanan waktu, Pura Geria Anyar Tanah Kilap mengalami renovasi tahun 1992. Awalnya hanya Padmasari kemudian dilengkapi sejumlah pelinggih lainnya. Di pura tersebut selain terdapat pelinggih gedong stana Ida Batara Ratu Niyang Sakti, juga pelinggih stana Danghyang Dwijendra atau Danghyang Nirarta atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh, pelinggih Ida Batara Gde Mecaling atau Ida Batara Ratu Gde Sakti Dalem Peed, pelinggih Ida Batara Segara, Melanting dan sebagainya.
Setelah direnovasi, Pura tersebut dilengkapi administrasinya.Sebagai pengemong pura adalah Banjar Gelogor Carik. Kedudukan Pura adalah Dang Kahyangan Geria Anyar Tanah Kilap, status tanah milik Pura Geria Anyar Tanah Kilap dengan luas keseluruhan 17,8 are. Dahulu, yang mapunia tanah Pura atas nama Wayan Cepog Suradnya, milik leluhurnya yang tercantum dalam pipil I Wayan Sarya.
Semoga dapat bermafaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat. Mohon dikoreksi...
Read morePertama tangkil ke pura tanah kilap waktu kuliah, sembahyang sama pasangan berdua dulu rumahku masih di kesiman kertalanggu jadi deket terus sembahyang kesana berasa pulang ke rumah damai banget abis sembahyang, ada tempat melukatnya juga untuk melukat bawa pejati 2 kalo ga salah trus bungkak nyuh gading, bija kuning, sama bunga 7 rupa dan prasana sembahyang belum pernah melukat mangkunya ada setiap rahinan purnama, tilem dan hari raya. Kalo yang baru pertama ke pura aku saranin bawa pejati satu dan prasana persembahyangan ya pejatinya untuk di griyanya kan ada tiga pelinggih disana urutannya di baru masuk ada pelinggih ida ratu gede mecaling terus baru masuk ke pelinggih griya ratu niang baru setelah itu terakhir yang ada...
Read more