Sejarah & Latar Belakang
Museum yang berdiri sejak 1938 dengan nama awal Celebes Museum, didirikan pemerintah Hindia Belanda di kompleks Fort Rotterdam .
Setelah sempat berhenti ketika Jepang menduduki Makassar, museum dihidupkan kembali pada 1966 dan resmi bernama "La Galigo" sejak 1 Mei 1970, mengambil nama dari epos Bugis monumental yang diakui UNESCO .
Koleksi & Ruang Pamer
Terdapat sekitar 4.999–5.000 artefak meliputi arkeologi, numismatika, keramik asing, manuskrip kuno, serta artefak etnografi dari suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja .
Ruang-lantainya meliputi:
Ruang Kebudayaan & Bahari: Miniatur kapal Pinisi, alat musik tradisional, rumah adat, perahu dan peralatan pelayaran .
Ruang Teknologi Tradisional: Peralatan pertanian, tenun, dan prerakitan senjata tradisional .
Ruang Islam & Sejarah Lokal: Manuskrip Al‑Qur'an, lukisan Syekh Yusuf, peragaan nisan kuno & artefak revolusi kemerdekaan .
Edukasi & Aktivitas
Menyediakan tur berpemandu dan berbagai program edukasi seperti seminar, workshop kerajinan, bahkan kelas seni tradisional untuk pelajar & masyarakat .
Fasilitas pendukung: area parkir, toilet, ruang seminar, perpustakaan, laboratorium, dan ruang khusus anak-anak .
Pengalaman & Testimoni
Banyak pengunjung menganggap museum ini sebagai destinasi sejarah & edukatif dengan suasana nyaman dan koleksi lengkap .
Contohnya, Muhammad Asyhari mengatakan:
“Museum ini sangat menarik dan edukatif. Koleksinya lengkap dan memberikan wawasan tentang sejarah Sulawesi Selatan.”
Nita menambahkan bahwa bangunannya “fotogenik” dan ia pasti akan datang kembali .
Menko PMK pun menyebutnya “sangat lengkap” dan “edukatif,” dengan koleksi dari zaman prasejarah hingga revolusi .
Tiket & Akses
Tiket masuk sangat terjangkau: sekitar Rp 5.000–10.000 per orang; anak-anak biasanya Rp 5.000, dewasa Rp 10.000 .
Buka Selasa–Minggu pukul 08.00–15.30 WITA .
Lokasi strategis tepat di dalam Fort Rotterdam, mudah diakses dari pusat kota dan Bandara Hasanuddin .
Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan Kekurangan atau Saran
Koleksi sangat beragam & lengkap (5000 benda) Area luas bisa membuat pengunjung lelah (harus siap berjalan) Program edukatif interaktif & tur berpemandu Bisa lebih interaktif dengan display modern atau multimedia Harga tiket sangat terjangkau Letak strategis di benteng & mudah dijangkau Fasilitas lengkap & nyaman untuk semua usia
Kesimpulan
Museum La Galigo adalah destinasi bersejarah yang sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin menyelami sejarah dan budaya Sulawesi Selatan. Pengunjung mendapatkan pengalaman edukatif dan menyenangkan dengan koleksi lengkap, fasilitas memadai, harga terjangkau, dan suasana istimewa di benteng kolonial. Sedikit sentuhan modern dalam penyajian bisa meningkatkan daya tariknya, khususnya bagi generasi muda — tetapi secara keseluruhan, museum ini...
Read moreYou can appreciate the houses they used because the floors are made from wood and they are at least from the year of 1883. For local tourist...pay IDR 5,000 for 2 houses. Foreign tourist IDR 10,000. The museum itself...not really appealing because it's not really well maintained. The good thing is...they have AC inside. But you can learn a bit on the history of South Sulawesi. 30 minutes are enough to explore...
Read moreMuseum La Galigo adalah museum provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di Kota Makassar, Indonesia. Museum ini didirikan pada tanggal 1 Mei 1970 dan berlokasi di Jalan Ujung Pandang No. 1, di dalam area Benteng Fort Rotterdam. Nama museum ini diambil dari La Galigo (atau Sureq Galigo), yang merupakan sebuah karya sastra epik mitologis Bugis yang sangat terkenal. Naskah La Galigo dianggap sebagai salah satu karya sastra terpanjang di dunia. Sebagai sebuah museum sejarah lokal, Museum La Galigo menyimpan berbagai koleksi yang berkaitan dengan sejarah dan budaya Sulawesi Selatan, termasuk artefak-artefak arkeologi, etnografi, sejarah, numismatik, filologi (termasuk manuskrip La Galigo), dan seni. Keberadaan Museum La Galigo memiliki arti penting sebagai upaya pelestarian dan pewarisan nilai-nilai budaya Sulawesi Selatan kepada generasi mendatang. Bahkan, naskah La Galigo yang menjadi nama museum ini telah terdaftar sebagai UNESCO Memory of the World pada tahun 2011, menunjukkan pengakuan atasSignifikansi globalnya sebagai...
Read more