The Museum is located in front of the Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Office. Its building is a typical building of a big traditional Riau House.
Here you can experience all aspect of traditional Riau or in general, source of malay cultural heritage in the world. The museum tell the story of malay existance from prehistoric time until modern time when Chevron exploit oil and gas reserve in this Province.
It has a very large collection of cultural artifacts from Riau. For example you can see replica of malay inscription, authentic tools of traditional Riau agricultural livelihood, clothes, dress, home appliances, and other...
Read moreSebenernya bingung mau ngasih rating berapa. Jadi, saya ambil yang tengah-tengah aja, yaitu bintang 3. Pertama, harga tiketnya murah. Saya dari kampus UIN Suska Riau. Hanya dikenakan biaya tiket masuk Rp2500. Ketika itu saya datang di hari Sabtu. Btw museumnya tutup di hari Senin ya. Kedua, koleksi museumnya cukup banyak. Kalau benar-benar mengamati setiap tulisan, keterangan, rupa dan bentuk koleksi museum. Kalian bisa menghabiskan waktu kurang lebih 3,5 jam di dalam museum. Ketiga, sayangnya, sepertinya museum ini butuh perhatian lebih dari pemerintah. Lokasi di lantai bawah museumnya, tempat pajangan patung-patung, baju adat, pelaminan, ranjang tidur, patung wanita sedang menenun, rumah adat, dan perlengkapan berburu serta menjala ikan. Aduh, itu gelap sekali. Kesannya jadi horor dan mistis. Saya pribadi tentu tidak akan berani berkeliling museum itu sendirian. Ditambah dengan pengunjung museum juga sepi sekali. Padahal saya suka jalan-jalan ke museum. Nah, jadi penerangannya kurang, ya. Oh iya, di dalam juga cukup panas. Tidak ada AC. Ada 1 kipas angin kecil di lantai 2 dekat tangga. Pas saya istirahat duduk, eh kipasnya enggak berfungsi. Keempat, petugasnya cukup ramah. Kelima, udah banyak tulisan/keterangan kolrksi yang tulisannya udah enggak jelas, buram karena cuma diprint pake kertas doang.
Btw, koleksi paling keren di museum ini yaitu Batu Siput. Dari keterangan petugasnya. Batu Siput ini dulunya kayu yang akhirnya membatu, dengan bentuk serupa Siput. Dari hasil penelitian arkeolog museum, diperkirakan ribuan tahun lalu. tetapi, berdasarkan keterangan arkeolog asing diperkirakan jutaan tahun lalu. Ditemukan di daerah XIII...
Read moreOur local friend feel surprise when we suggest to visit the place as the local do not really visit the museum. However, we still drop by for a visit. Not much to highlight, plenty of car park. If is your first visit and museum or cultural thing is your cup of tea, do feel free to drop by. It took us about 15 minutes to visit the whole museum. Refer to the reception, mostly...
Read more