HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Cianjur Great Mosque — Attraction in West Java

Name
Cianjur Great Mosque
Description
Nearby attractions
Taman Alun-Alun Cianjur
Pamoyanan c, Pamoyanan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43211, Indonesia
Bumi Ageung Cikidang
Jl. Moch. Ali No.64, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43214, Indonesia
Taman Prawatasari
Jl. Surya Kencana No.1, Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43212, Indonesia
Nearby restaurants
RM Sari Rasa Kwongmoy
Jl. Mangunsarkoro No.124, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43214, Indonesia
Ma Nunung's Satay (Barbeque) Maranggi Style
Jl. K. H. Ashari No.13, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43214, Indonesia
Depdoo
Jl. Pangeran Hidayatullah No.26a, Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43212, Indonesia
Tuang & Leut
Jl. HOS Cokro Aminoto No.74, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43215, Indonesia
Pizza Hut Restoran
Jl. Ir. H. Juanda No.82, Bojongherang, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43216, Indonesia
jago Kuliner solokpandan
Jl. Kapten Musa No.02, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43214, Indonesia
Batagor Ihsan
Jl. K. H. Hasyim Ashari No.24, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43214, Indonesia
Nearby hotels
Shine BnB Cianjur
Jl. Selamat No.60, Bojongherang, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43213, Indonesia
Urbanview Alza by RedDoorz
Jl. Masjid Agung No.134, Pamoyanan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43211, Indonesia
OYO 2302 Blue House Costel Syariah
Jl. Pangeran Hidayatullah No.4, Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43212, Indonesia
Green Costel Hotel
Jl. Dr. Muwardi Bypass No.124, Bojongherang, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43216, Indonesia
Hotel Mulyadi Suites Cianjur
Jl. Barisan Banteng No.39, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43215, Indonesia
SPOT ON 3708 Rancabali Homestay
16, Jl. Selamat No.16, Bojongherang, Cianjur, Cianjur Regency, West Java 43211, Indonesia
Related posts
Keywords
Cianjur Great Mosque tourism.Cianjur Great Mosque hotels.Cianjur Great Mosque bed and breakfast. flights to Cianjur Great Mosque.Cianjur Great Mosque attractions.Cianjur Great Mosque restaurants.Cianjur Great Mosque travel.Cianjur Great Mosque travel guide.Cianjur Great Mosque travel blog.Cianjur Great Mosque pictures.Cianjur Great Mosque photos.Cianjur Great Mosque travel tips.Cianjur Great Mosque maps.Cianjur Great Mosque things to do.
Cianjur Great Mosque things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Cianjur Great Mosque
IndonesiaWest JavaCianjur Great Mosque

Basic Info

Cianjur Great Mosque

Jl. Siti Jenab No.21, Pamoyanan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43211, Indonesia
4.7(2.1K)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Accessibility
attractions: Taman Alun-Alun Cianjur, Bumi Ageung Cikidang, Taman Prawatasari, restaurants: RM Sari Rasa Kwongmoy, Ma Nunung's Satay (Barbeque) Maranggi Style, Depdoo, Tuang & Leut, Pizza Hut Restoran, jago Kuliner solokpandan, Batagor Ihsan
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Phone
+62 263 263873

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in West Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in West Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in West Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Cianjur Great Mosque

Taman Alun-Alun Cianjur

Bumi Ageung Cikidang

Taman Prawatasari

Taman Alun-Alun Cianjur

Taman Alun-Alun Cianjur

4.5

(4.3K)

Open 24 hours
Click for details
Bumi Ageung Cikidang

Bumi Ageung Cikidang

4.6

(62)

Open 24 hours
Click for details
Taman Prawatasari

Taman Prawatasari

4.4

(2.1K)

Open until 5:00 AM
Click for details

Nearby restaurants of Cianjur Great Mosque

RM Sari Rasa Kwongmoy

Ma Nunung's Satay (Barbeque) Maranggi Style

Depdoo

Tuang & Leut

Pizza Hut Restoran

jago Kuliner solokpandan

Batagor Ihsan

RM Sari Rasa Kwongmoy

RM Sari Rasa Kwongmoy

4.6

(144)

Click for details
Ma Nunung's Satay (Barbeque) Maranggi Style

Ma Nunung's Satay (Barbeque) Maranggi Style

4.4

(645)

Click for details
Depdoo

Depdoo

4.3

(556)

Click for details
Tuang & Leut

Tuang & Leut

4.5

(408)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Cianjur Great Mosque

4.7
(2,050)
avatar
5.0
5y

Masjid Agung Cianjur, pertama kali dibangun oleh masyarakat Cianjur tahun 1810 M di atas tanah wakaf Ny. Raden Bodedar anak dari Kangjeng Dalem Sabiruddin yang merupakan Bupati Cianjur ke-4. (namun sayang nama-nama orang yang pertamakali membangunnya tidak tercatat). Semula ukurannya sangat kecil. Sekitar tahun 1820 M, pertamakali dilakukan perbaikan dan peluasan, sehingga ukurannya menjadi 20 x 20 m2 atau seluas 400 m2.

Perbaikan dan perluasan dilakukan oleh cucu Dalem Sabirudin yakni Penghulu Gede, Raden Muhammad Hoesein Bin Syekh Abdullah Rifai. Syekh Abdullah Rifai adalah anak dari Muhammad Hoesein yang berdarah Arab dan Banten dari keturunan Bayu Suryaningrat, beliau juga merupakan Penghulu Agung Pertama Cianjur sekaligus menantu dari Kanjeng Dalem Sabiruddin, beliau menikah dengan NYR Mojanegara Binti Dalem Sabirudin.

Dalam sejarahnya, tahun 1879, masjid ini pernah hancur akibat letusan Gunung Gede hingga bangunan luluh lantak. Dalam peristiwa tersebut merenggut korban yang cukup banyak, salah satunya adalah ulama Cianjur, R.H. Idris bin R.H. Muhyi (Ayah dari KRH Muhammad Nuh, seorang ulama besar Cianjur), yang bertempat tinggal di daerah kampung Kaum Kidul. Satu tahun setelah peristiwa letusan Gunung Gede (1880), Mesjid Agung Cianjur kembali dibangun oleh RH Soelaeman, yang pada waktu itu memegang posisi sebagai penghulu Agung bersama RH Ma’mun bin RH Hoessein atau lebih dikenal dengan nama Juragan Guru Waas, juga dibantu oleh masyarakat Cianjur.

Pada era Daendels (1808), Cianjur adalah kota yang masuk ke dalam rute De Grote Postweg atau lebih dikenal sebagai Jalan Raya Pos Anyer – Panarukan. Dari Batavia rute menuju Buitenzorg lalu ke Cianjur, sebelum dilanjutkan ke Bandung. Akses utama Jalan Raya Pos dari arah Puncak ke Cianjur melalui beberapa ruas jalan utama. Rute jalur tersebut di antaranya kini  bernama Jl. Ir. H. Djuanda (Salakopi), Jl. Otista (Pasarean), Jl. Siti Jenab, Jl. Suroso (Bojongherang), dan Jl. Mangun Sarkoro (Jalan Raya). Nama-nama lama jalan tersebut belum terlacak.

Mungkin itu yang menjadi alasan mengapa Jl. Mangun Sarkoro lebih dikenal dengan sebutan Jalan Raya, yang sepertinya mengacu pada sebutan lama “Jalan Raya (Pos),” pada masa Daendels berkuasa. Di sisi kiri-kanan ruas jalan tersebut masih dapat dilihat beberapa bangunan dengan arsitektur kolonial Belanda dan Tionghoa. Masjid Agung Cianjur berlokasi di sisi Jl. Siti Jenab pada jalur pos Anyer-Panarukan, maka keberadaannya menjadi vital sebagai masjid utama penduduk muslim pribumi, maupun para pendatang yang melalui jalan Raya Pos saat singgah di Cianjur. Tepat di sisi selatan mesjid terdapat kantor pos Cianjur yang pernah menjadi kantor pos utama di wilayah Priangan.

Arsitektur paduan empat budaya. Jawa, Timur Tengah, Oriental dan Kolonial. Nuansa Jawa tampak dari atap yang yang berbentuk limasan 3 tingkat, atap tertinggi juga berfungsi sebagai kubah. Sementara frasa Timur Tengah dimunculkan lewat menara. Aura oriental tercium lewat atap menara yang melengkung seperti payung. Sentuhan kolonial terasa sekali pada beranda yang megah berbentuk kotak dengan pintu-pintu yang tinggi.

Masjid Agung Cianjur memiliki dua buah menara yang menjulang indah di kedua sisi bangunan. Kedua menara tersebut kian artistik karena memiliki dua buah atap seperti payung dengan dua tingkat. Dahulu, menara tersebut merupakan tempat para muadzin mengumandangkan lantunan adzan dengan suara yang sangat merdu. Memasuki area masjid, taman dengan aneka bunga berwarna-warni yang indah akan menyapa pengunjung. Di bagian depan masjid tampak lengkungan-lengkungan bercorak seni arsitektur Timur Tengah dan kedaerahan Indonesia. Keindahan corak arsitektural ini berpadu serasi dengan penggunaan batu alam yang dominan berwarna hijau di teras depan.

Pintu utama diberi nama Babus Marhamah (pintu ketentraman), samping kanan Babus Sakinah (pintu kedamaian atau kebahagiaan), dan samping kiri Babus Salam (pintu...

   Read more
avatar
5.0
6y

One of landmarks in Cianjur which is very important for a muslims especially for them who lives in the capital of cianjur district area. This masjid has a unique architecture that has been renovated for so many times. Beside for use for daily prayers (5 times a day) for a muslim, in this masjid also held so many religius activities, like weekly jumu'ah prayer, islamic lecture, ied prayers, qurban, collecting zakat etc. This masjid has separation for women and men prayer place and now also have a bookstore and convenient store next to it that manage by the...

   Read more
avatar
5.0
6y

Yang saya sukai dari mesjid agung Cianjur ini adalah mesjid ini adalah tempat ibadah kemudian mesjid ini besar pula

Saat saya berkunjung kesini waaw saya ga kaget sih karna udah tau ya cuman karna disini ada kolom ulasan ya saya akan memberikan ulasan tentang area ini.

Jadi...

Mesjid agung Cianjur ini merupakan salah satu mesjid terbesar di Cianjur dan dari mesjid ini juga kadang menjadi salah satu icon untuk daerah cianjur. Di mesjid ini anda bisa menunaikan ibadah solat, dan anda bisa berwudhu pula di tempat wudhu area mesjid ini. Namun jika secara detail saya tak menulisnya kayanya soalnya saya jarang memperhatikan itu. Seperti Jumlah keran tempat wudhu, jumlah barisan, atau luas bangunan, jumlah Kenteng dan lain sebagainnya. Yang artinya jumlah jumlah tersebut bukan jumlah yang mudah diingat. Berarti kebayang dong besarnya.

Namun hal yang harus diperhatikan disana adalah anda harus berhati hati terhadap alas kaki anda karna banyak sekali orang orang yang kehilangan sendal disana. Maka dari itu titipkanlah di tempat penitipan barang untuk mencegah kita dari kehilangan dan mencegah orang lain untuk berbuat dosa. Itu

Untuk saat ini tepat pada saat saya menulis ulasan ini, di area mesjid agung Cianjur terdapat banyak sekali penjual makanan Dan ada pula tukang parkir yang menjaga dan menertibkan kendaraan kita. Maka dari itu bisa dilihat keramaian yang ada di area mesjid agung Cianjur.

Selain dari itu tepat di area mesjid agung Cianjur ada alun alun Cianjur yang baru baru ini dibuat oleh pemerintah kabupaten Cianjur dimana area di sekitar wilayah ini makin ramai khususnya pada sore hari

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mesjid agung Cianjur adalah...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Gani KurniawanGani Kurniawan
Masjid Agung Cianjur, pertama kali dibangun oleh masyarakat Cianjur tahun 1810 M di atas tanah wakaf Ny. Raden Bodedar anak dari Kangjeng Dalem Sabiruddin yang merupakan Bupati Cianjur ke-4. (namun sayang nama-nama orang yang pertamakali membangunnya tidak tercatat). Semula ukurannya sangat kecil. Sekitar tahun 1820 M, pertamakali dilakukan perbaikan dan peluasan, sehingga ukurannya menjadi 20 x 20 m2 atau seluas 400 m2. Perbaikan dan perluasan dilakukan oleh cucu Dalem Sabirudin yakni Penghulu Gede, Raden Muhammad Hoesein Bin Syekh Abdullah Rifai. Syekh Abdullah Rifai adalah anak dari Muhammad Hoesein yang berdarah Arab dan Banten dari keturunan Bayu Suryaningrat, beliau juga merupakan Penghulu Agung Pertama Cianjur sekaligus menantu dari Kanjeng Dalem Sabiruddin, beliau menikah dengan NYR Mojanegara Binti Dalem Sabirudin. Dalam sejarahnya, tahun 1879, masjid ini pernah hancur akibat letusan Gunung Gede hingga bangunan luluh lantak. Dalam peristiwa tersebut merenggut korban yang cukup banyak, salah satunya adalah ulama Cianjur, R.H. Idris bin R.H. Muhyi (Ayah dari KRH Muhammad Nuh, seorang ulama besar Cianjur), yang bertempat tinggal di daerah kampung Kaum Kidul. Satu tahun setelah peristiwa letusan Gunung Gede (1880), Mesjid Agung Cianjur kembali dibangun oleh RH Soelaeman, yang pada waktu itu memegang posisi sebagai penghulu Agung bersama RH Ma’mun bin RH Hoessein atau lebih dikenal dengan nama Juragan Guru Waas, juga dibantu oleh masyarakat Cianjur. Pada era Daendels (1808), Cianjur adalah kota yang masuk ke dalam rute De Grote Postweg atau lebih dikenal sebagai Jalan Raya Pos Anyer – Panarukan. Dari Batavia rute menuju Buitenzorg lalu ke Cianjur, sebelum dilanjutkan ke Bandung. Akses utama Jalan Raya Pos dari arah Puncak ke Cianjur melalui beberapa ruas jalan utama. Rute jalur tersebut di antaranya kini  bernama Jl. Ir. H. Djuanda (Salakopi), Jl. Otista (Pasarean), Jl. Siti Jenab, Jl. Suroso (Bojongherang), dan Jl. Mangun Sarkoro (Jalan Raya). Nama-nama lama jalan tersebut belum terlacak. Mungkin itu yang menjadi alasan mengapa Jl. Mangun Sarkoro lebih dikenal dengan sebutan Jalan Raya, yang sepertinya mengacu pada sebutan lama “Jalan Raya (Pos),” pada masa Daendels berkuasa. Di sisi kiri-kanan ruas jalan tersebut masih dapat dilihat beberapa bangunan dengan arsitektur kolonial Belanda dan Tionghoa. Masjid Agung Cianjur berlokasi di sisi Jl. Siti Jenab pada jalur pos Anyer-Panarukan, maka keberadaannya menjadi vital sebagai masjid utama penduduk muslim pribumi, maupun para pendatang yang melalui jalan Raya Pos saat singgah di Cianjur. Tepat di sisi selatan mesjid terdapat kantor pos Cianjur yang pernah menjadi kantor pos utama di wilayah Priangan. Arsitektur paduan empat budaya. Jawa, Timur Tengah, Oriental dan Kolonial. Nuansa Jawa tampak dari atap yang yang berbentuk limasan 3 tingkat, atap tertinggi juga berfungsi sebagai kubah. Sementara frasa Timur Tengah dimunculkan lewat menara. Aura oriental tercium lewat atap menara yang melengkung seperti payung. Sentuhan kolonial terasa sekali pada beranda yang megah berbentuk kotak dengan pintu-pintu yang tinggi. Masjid Agung Cianjur memiliki dua buah menara yang menjulang indah di kedua sisi bangunan. Kedua menara tersebut kian artistik karena memiliki dua buah atap seperti payung dengan dua tingkat. Dahulu, menara tersebut merupakan tempat para muadzin mengumandangkan lantunan adzan dengan suara yang sangat merdu. Memasuki area masjid, taman dengan aneka bunga berwarna-warni yang indah akan menyapa pengunjung. Di bagian depan masjid tampak lengkungan-lengkungan bercorak seni arsitektur Timur Tengah dan kedaerahan Indonesia. Keindahan corak arsitektural ini berpadu serasi dengan penggunaan batu alam yang dominan berwarna hijau di teras depan. Pintu utama diberi nama Babus Marhamah (pintu ketentraman), samping kanan Babus Sakinah (pintu kedamaian atau kebahagiaan), dan samping kiri Babus Salam (pintu keselamatan).
Iskandar ZulkarnainIskandar Zulkarnain
Great Mosque of Cianjur. As the name implies, this mosque stands majestically in the middle of the city, not far from the square, the pavilion, and the Cianjur post office. If observed, standing tall two towers and a multilevel prism roof characterize the largest building in the capital Cianjur. His age has now been more than 200 years from the first time it was first built in 1810. Although he has now undergone several renovations and expansions, his breath of history is still thick.
tommy warriortommy warrior
SUPERB design and the interior is fabulous. Huge mosque for small town of Cianjur. Unfortunately Street vendors don't have designated area so they scattered in and around mosque park. The weather was hot in town so many people find shelter in the mosque. Some even sleep in praying area. Things that prohibited in other great mosques.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in West Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Masjid Agung Cianjur, pertama kali dibangun oleh masyarakat Cianjur tahun 1810 M di atas tanah wakaf Ny. Raden Bodedar anak dari Kangjeng Dalem Sabiruddin yang merupakan Bupati Cianjur ke-4. (namun sayang nama-nama orang yang pertamakali membangunnya tidak tercatat). Semula ukurannya sangat kecil. Sekitar tahun 1820 M, pertamakali dilakukan perbaikan dan peluasan, sehingga ukurannya menjadi 20 x 20 m2 atau seluas 400 m2. Perbaikan dan perluasan dilakukan oleh cucu Dalem Sabirudin yakni Penghulu Gede, Raden Muhammad Hoesein Bin Syekh Abdullah Rifai. Syekh Abdullah Rifai adalah anak dari Muhammad Hoesein yang berdarah Arab dan Banten dari keturunan Bayu Suryaningrat, beliau juga merupakan Penghulu Agung Pertama Cianjur sekaligus menantu dari Kanjeng Dalem Sabiruddin, beliau menikah dengan NYR Mojanegara Binti Dalem Sabirudin. Dalam sejarahnya, tahun 1879, masjid ini pernah hancur akibat letusan Gunung Gede hingga bangunan luluh lantak. Dalam peristiwa tersebut merenggut korban yang cukup banyak, salah satunya adalah ulama Cianjur, R.H. Idris bin R.H. Muhyi (Ayah dari KRH Muhammad Nuh, seorang ulama besar Cianjur), yang bertempat tinggal di daerah kampung Kaum Kidul. Satu tahun setelah peristiwa letusan Gunung Gede (1880), Mesjid Agung Cianjur kembali dibangun oleh RH Soelaeman, yang pada waktu itu memegang posisi sebagai penghulu Agung bersama RH Ma’mun bin RH Hoessein atau lebih dikenal dengan nama Juragan Guru Waas, juga dibantu oleh masyarakat Cianjur. Pada era Daendels (1808), Cianjur adalah kota yang masuk ke dalam rute De Grote Postweg atau lebih dikenal sebagai Jalan Raya Pos Anyer – Panarukan. Dari Batavia rute menuju Buitenzorg lalu ke Cianjur, sebelum dilanjutkan ke Bandung. Akses utama Jalan Raya Pos dari arah Puncak ke Cianjur melalui beberapa ruas jalan utama. Rute jalur tersebut di antaranya kini  bernama Jl. Ir. H. Djuanda (Salakopi), Jl. Otista (Pasarean), Jl. Siti Jenab, Jl. Suroso (Bojongherang), dan Jl. Mangun Sarkoro (Jalan Raya). Nama-nama lama jalan tersebut belum terlacak. Mungkin itu yang menjadi alasan mengapa Jl. Mangun Sarkoro lebih dikenal dengan sebutan Jalan Raya, yang sepertinya mengacu pada sebutan lama “Jalan Raya (Pos),” pada masa Daendels berkuasa. Di sisi kiri-kanan ruas jalan tersebut masih dapat dilihat beberapa bangunan dengan arsitektur kolonial Belanda dan Tionghoa. Masjid Agung Cianjur berlokasi di sisi Jl. Siti Jenab pada jalur pos Anyer-Panarukan, maka keberadaannya menjadi vital sebagai masjid utama penduduk muslim pribumi, maupun para pendatang yang melalui jalan Raya Pos saat singgah di Cianjur. Tepat di sisi selatan mesjid terdapat kantor pos Cianjur yang pernah menjadi kantor pos utama di wilayah Priangan. Arsitektur paduan empat budaya. Jawa, Timur Tengah, Oriental dan Kolonial. Nuansa Jawa tampak dari atap yang yang berbentuk limasan 3 tingkat, atap tertinggi juga berfungsi sebagai kubah. Sementara frasa Timur Tengah dimunculkan lewat menara. Aura oriental tercium lewat atap menara yang melengkung seperti payung. Sentuhan kolonial terasa sekali pada beranda yang megah berbentuk kotak dengan pintu-pintu yang tinggi. Masjid Agung Cianjur memiliki dua buah menara yang menjulang indah di kedua sisi bangunan. Kedua menara tersebut kian artistik karena memiliki dua buah atap seperti payung dengan dua tingkat. Dahulu, menara tersebut merupakan tempat para muadzin mengumandangkan lantunan adzan dengan suara yang sangat merdu. Memasuki area masjid, taman dengan aneka bunga berwarna-warni yang indah akan menyapa pengunjung. Di bagian depan masjid tampak lengkungan-lengkungan bercorak seni arsitektur Timur Tengah dan kedaerahan Indonesia. Keindahan corak arsitektural ini berpadu serasi dengan penggunaan batu alam yang dominan berwarna hijau di teras depan. Pintu utama diberi nama Babus Marhamah (pintu ketentraman), samping kanan Babus Sakinah (pintu kedamaian atau kebahagiaan), dan samping kiri Babus Salam (pintu keselamatan).
Gani Kurniawan

Gani Kurniawan

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in West Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Great Mosque of Cianjur. As the name implies, this mosque stands majestically in the middle of the city, not far from the square, the pavilion, and the Cianjur post office. If observed, standing tall two towers and a multilevel prism roof characterize the largest building in the capital Cianjur. His age has now been more than 200 years from the first time it was first built in 1810. Although he has now undergone several renovations and expansions, his breath of history is still thick.
Iskandar Zulkarnain

Iskandar Zulkarnain

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in West Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

SUPERB design and the interior is fabulous. Huge mosque for small town of Cianjur. Unfortunately Street vendors don't have designated area so they scattered in and around mosque park. The weather was hot in town so many people find shelter in the mosque. Some even sleep in praying area. Things that prohibited in other great mosques.
tommy warrior

tommy warrior

See more posts
See more posts