The Penang State Mosque (GPS: 5.40677, 100.30061) or Masjid Negeri Pulau Pinang, is the biggest mosque in Penang. It is located at the junction of Jalan Air Itam and Jalan Masjid Negeri. When I originally wrote this, I thought that it was designed by the great Brazillian architect, Oscar Niemeyer, who passed away on 5 December 2012, just ten days from his 105th birthday. (Niemeyer was the architect who designed the Brazilian national cathedral in Brasilia, Brazil, among with many of the buildings in the Brazilian capital city. In recognition with its architecture, UNESCO inscribed Brasília as a World Heritage Site in 1987.)
The Penang State Mosque was constructed in the 1970s, bearing Western Modernist as well as Malay elements in the design. I learned that, contrary to my initial thought, it was not the work of Niemeyer, but rather a Filipino architect by the name of Efren Brindez Paz. Occupying a 4.6-hectare site, the state mosque took four years to build, and can accommodate 5,000 worshippers at one sitting, making it the biggest mosque in the state.
11 Devember 2012 The Public Works Department (JKR) confirmed that the mosque was designed by Efren Brindez Paz. Mr Paz had designed a number of famous mosques in West Asia before I also learned that the contractor was Messrs. Loh Thow Yoong Sdn Bhd, and that the building was erected at a cost of M$5 million.1 The cost of construction came to around M$5 million of which M$2,104,601 came from the Federal Government, M$1.5 million from the State Government, and M$1,245,264 from public donations.
19 October 2012 I was told by someone researching on Oscar Niemeyer told me that Niemeyer actually did not design the Penang State Mosque or was he ever involved in it. The mosque must have been designed by the Filipino architect.
7 December 2012 I was informed by another person by email that the name of the Filipino architect who designed the Penang State Mosque is Efren Brindez Pez, who worked for the Public Works Department (JKR) in Penang in the early seventies. His contract was extended by the Prime Minister specifically so that he could finish the job of designing the mosque.
How to go to the Masjid Negeri Pulau Pinang
The Masjid Negeri Pulau Pinang is located at the junction of Jalan Air Itam and Green Lane. The nearest bus stop is along Jalan Air Itam. It is served by Rapid Penang bus 201, 202, 203, 204, 306 and 502.
The main entrance to the compound is located on a driveway entered through Jalan Air Itam. Being a functional mosque, the prayer halls are not open to...
Read morePenang State Mosque is a state mosque for the state of Penang, Malaysia. Built in 1979, it is located in the Northeast District. The State Mosque is administered by an Islamic Affairs Officer with the help of mosque officials and staff appointed by the government. The state of Penang is divided into six administrative districts. The construction of this mosque was inspired by Y.T.M. Tunku Abdul Rahman, former Prime Minister of Malaysia, early 1968. Active role Y.T.M. in elevating the syari'at of Islam such as proposing musabaqah reading the Quran in 1960, the construction of the National mosque in 1965 and conducting various Islamic missionary programs can not be denied by all layers of Muslims in Malaysia and even around the world. To fulfill the Muslim's passion for Penang, Y.T.M. Tunku has recommended a State Mosque to be set up in the state with a million ringgit guarantee as aid from the Federal Government. The proposal was welcomed by the state government under the leadership of Y.A.B. Penang Chief Minister, Dr. Lim Chong Eu. It was also fully supported by the late Tun Syed Sheh Shahbudin and late Tun Syed Sheh Al-Haj bin Syed Hassan Barakbah, former T.Y.T. Penang Chief Minister. The proposed proposal is also approved and endorsed by D.Y.M.M. His Majesty the Yang di Pertuan Agong as the Religious Head of Penang. The State Mosque Construction Committee was established in June 1969. The Dispatch Committee was chaired by Datuk Haji Harun Sirat who was then the Speaker of the State Legislative Assembly with Datuk Haji Mohd. Sidek bin Elamdin, who was then a Confidential Secretary to T.Y.T....
Read moreMasjid Negara Bagian Penang adalah masjid negara bagian Penang , Malaysia . Dibangun pada tahun 1979 , terletak di Distrik Timur Laut. Masjid Negara dikelola oleh Pejabat Urusan Islam dengan bantuan pejabat dan staf masjid yang ditunjuk oleh pemerintah.
Komite Pembangunan Masjid Negara dibentuk pada bulan Juni 1969. Komite Pengarah diketuai oleh Datuk Haji Harun Sirat yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Legislatif Negara dengan Datuk Haji Mohd. Sidek bin Elamdin yang saat itu adalah Sekretaris Pribadi Yang Mulia sebagai Sekretaris. Komite Pembangunan Masjid Negara telah memutuskan metode pengumpulan sumbangan sebagai berikut: -
) Filantropis Muslim dan Non-Muslim. ) Badan Sukarela, Organisasi, dan Badan Korporat. ) Pegawai Pemerintah Muslim dan non-Muslim. Pada tanggal 4 Maret 1971, sebuah rencana lokasi diajukan di Dewan Urusan Agama Nasional dengan YTM Tunku sendiri sebagai ketua konferensi. Sedangkan Ketua Panitia Pembangunan Masjid diambil alih oleh Almarhum Datuk Haji Ahmad bin Haji Abdullah, Anggota Badan Eksekutif Negara dan Pejabat Distrik Timur Laut, Encik Ismar bin Iskandar dilantik sebagai Sekretaris pada awal tahun 1973.
Beberapa tempat di negara itu dipilih sebagai lokasi pembangunan. Diantaranya di Padang Kota Lama, Padang Dato 'Keramat, di perempatan Jalan Skotlandia dengan Jalan Barat dan di Jalan Gawang (Prison). Akhirnya dengan mufakat, Panitia Pembangunan sepakat untuk memilih sebidang tanah, sekitar 11 hektar milik Pemerintah Negara Bagian di persimpangan Jalan Air Itam dan Jalur Hijau. Tanah untuk pembangunan Masjid Negara telah disetujui oleh Perdana Menteri YAB Malaysia, almarhum Tun Haji Abdul Razak pada tahun 1974. Selain itu, almarhum juga menyetujui alokasi Pemerintah Federal untuk membiayai sebagian biaya pembangunan masjid.
Setelah dilantik sebagai Yang Mulia Yang Di Pertua Negeri Penang pada awal tahun 1975, Tun Datuk Haji Sardon bin Haji Jubir bertekad agar tugas utamanya menggerakkan Panitia Pembangunan Masjid memberikan perhatian yang serius pada pembangunan Masjid Negara. Yang Mulia telah memberikan kehidupan baru, semangat, semangat, kepemimpinan dan semangat kepada Komite Pembangunan dengan harapan Masjid yang didambakan dapat dibangun dalam waktu yang ditentukan. Yang Mulia Yang Di Pertua Negeri selanjutnya setuju untuk menjadi pelindung sementara istrinya Toh Puan Datuk Hajjah Sadiah sebagai penasehat.Selama pembangunan Masjid Negara,Yang Mulia dan Yang Maha Diberkati Toh Puan selalu memperhatikan setiap perkembangan pembangunan Masjid, selain mengambil inisiatif untuk meningkatkan Dana Keuangan Masjid Negara dan memberikan beberapa pandangan dan nasihat yang diperlukan. Makan malam untuk meluncurkan koleksi besar sumbangan diadakan di Residence pada tanggal 28 Juli 1975 dihadiri oleh almarhum YAB Tun Haji Abdul Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia dan YAB Toh Puan Hajjah Rahah. Respon yang diberikan oleh para filantropis sangat menggembirakan. Ibukota desain Masjid dipamerkan di acara tersebut. Yang Mulia memulai peluncuran dengan menyumbangkan uang pengawal sebulan ke Dana Pembangunan Masjid Negara. Ini diikuti oleh para dermawan dan peserta dengan menyumbang atau menjamin sumbangan sebesar RM241,315.00. Yang Mulia dalam pidatonya malam itu mengisyaratkan keinginannya agar tujuan mengumpulkan donasi sebesar RM500,000.00 dapat diselesaikan dalam waktu 6 bulan. Tapi, Alhamdulillah, dengan tenaga penggerak yang dibuktikan oleh Yang Mulia sendiri, tujuan ini sudah tercapai hanya dalam waktu 4 bulan.
12 Januari 1976 merupakan hari bersejarah karena pada hari ini dimulailah pekerjaan Pembangunan Masjid Negara. Peletakan batu pertama situs Masjid diresmikan oleh Yang Di Pertua Negeri Penang disaksikan oleh YB Datuk Sri Haji Kamaruddin bin Mohd. Isa, Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri.
Pada tanggal 23 Agustus 1976, upacara lain diadakan untuk menandai dimulainya pekerjaan konstruksi. Selama upacara, Yang Mulia Presiden Negara bagian menanam tumpukan pertama. Kekuatan utama Yang Mulia dan kepentingan suci sekali lagi ditunjukkan pada upacara di mana Yang...
Read more