Firsting first begitu masuk ke IHC, aroma daun pisang, sambal terasi, juga wangi sate maranggi yang khas dan gurihnya ikan asin langsung menyambut seperti pelukan nenek di kampung halaman. Menu andalannya? Nasi timbel dengan sate maranggi yang hipu pisan, ayam goreng yang sedep, sambel dadak, dan lalapan—perpaduan yang kelihatannya sederhana, tapi eksekusinya luar biasa..jangan lupa minumnya es jeruk yang seger pisan kana laklakan..Ayamnya digoreng nggak kering juga dagingnya empuk, sambalnya pedasnya pas, seger pisan, dan bikin pengen nambah terus (yang diet, tolong abaikan kata “nambah” ini mah wkwk).Lalapan dan tahu-tempe gorengnya pun nggak jadi pelengkap doang, tapi benar-benar terasa disiapkan dengan niat.
Yang menarik, walaupun IHC sudah jadi jaringan restoran, rasa rumahan dan tradisionalnya tetap terjaga. Ini yang jarang bisa dipertahankan oleh resto-resto yang sudah ekspansi ke mana-mana. Porsinya juga jujur—bukan yang bikin lapar lagi dua jam kemudian. Buat yang suka petualangan rasa, cobain juga menu sambel cobek, jengkol, peuteuy/pete atau burung puyuh gorengnya—semua punya ciri khas masing-masing.
Secara keseluruhan, IHC ini cocok banget buat makan keluarga, traktiran kantor, atau sekadar self-reward setelah seminggu kerja keras. Kalau saya bilang, makan di Ibu Haji Ciganea itu bukan cuma makan, tapi nostalgia dan rasa syukur yang bisa ditelan...
Read moreThe pepes ikan mas is superb. At first I am afraid as this is ikan mas, a lot of duri. But it is presto, so all is very tender. The chicken is nice. I haven't tried the bird. I like the sambal. Simple but very suitable with the menus. I come lunch time during ramadhan, but lalapan and tofu are not available (yet). They should prepare all menu completely when open the resto, my opinion at least. The parking lot is...
Read moreRumah makan favorit mertua. Selalu ngidam dan nagih Ciganea kalau lagi pengen makan enak.. Awalnya tau cuma yang di Tol, tapi ternyata (sepertinya) baru buka yang di area Pasteur.. Makanannya sangat aman dan tergolong masuk di lidah.. Malon (burung puyuh) enak dan selalu jadi andalan.. Ayam kampungnyapun nagih.. Perkedel jagungnya juga jadi menu pendamping wajib.. Sambalnya pedasnya pas.. Dan lalapannya segaar.. Menunya disajikan "hidang" (kayak di warung Padang). Hati-hati bagi yang belum tau, khusus menu Sate Maranggi belinya porsian 10 tusuk, yaa. Bukan satuan (dulu pernah beli satuan, ternyata harus beli seporsi, akibatnya kebanyakan).. Harganya (sepertinya) lebih murah dari yang di tol.. Jadi, masih terjangkaulah untuk makanan selebrasi.. Sayangnya, pelayanannya agak luaamaa.m (berarti bukan agak, ya).. Kasus ini sama kayak cabang-cabang Ciganea lain yang pernah saya kunjungi.. Padahal, pelayannya selalu banyak, tapi kayak kosong ga ada yang available.. Pesan peteuy pun lama, dan akhirnya mereka lupa.. Saya harus ke dapur buat ambil sendiri.. Semoga bisa ditingkatkan...
Read more