At Rumah Makan Muda Mudi, our dinner exploration unfolded, revealing a tapestry of tastes and textures that painted distinct impressions.
The Nasi Campur delivered an enjoyable ensemble, featuring succulent cuts of meat and a flavorful Rawon broth that truly stood out. The Gado-Gado and the Jakarta-style Mie Goreng both left their mark with a pleasing symphony of flavors, masterfully balanced. The Mie, with its ideal texture, showcased a harmonious middle ground between being overly firm and excessively soft.
In a slight departure, the Es Teler left a bit to be desired, its visual appeal lacking the desired allure. The initial assurance of jackfruit presence, provided by the staff, was ultimately unfulfilled when the dish was served. Concurrently, the restaurant's staff exhibited limitations in their knowledge about the menu, struggling even with basic inquiries such as the volume of their bottled water.
Notably, I've formed a habit of ordering Pisang Hijau to go as an ole-ole. The added convenience here is that the restaurant offers vacuum packing for this purpose, ensuring a seamless...
Β Β Β Read moreWent here based on the recommendation from the locals (they said it'sa place for finding the best es pisang ijo. The jalangkote and lumpia are also recommended ones). Tried their specials: es pisang ijo, pallu butung, jalangkote, lumpia; and also the other menus: gado gado and lontong campur. Es pisang ijo was good enough, but we love pallu butung moreπ. The sumsum tasted "sharp". The pisang ijo syrup was a little bit too sweet for us, even though the ice had melted. Luckily, on both menus, the bananas were tender and sweet enough; unlike what we've found in other places in Makassar. Gado gado tasted good π, but we didn't like the lontong campur (weird for us, maybe not suitable for our taste buds hahaha). The jalangkote and lumpia are also good enough. We personally like the lumpia better. The place was...
Β Β Β Read moreTransit 5 jam di Makassar, saya direkomendasikan untuk mampir ke Rumah Makan ini. Infonya ada satu yang terletak di mal dan satu lagi di rumah makan yang ada di jalan Rusa. Saya putuskan untuk pergi ke rumah makan karena ingin mendapatkan yang otentik. Rasanya kalau makan di mal, khawatir mengurangi kenikmatan saya menyesapi makanan tersebut.
Untuk resto yang berdiri sejak 1993, dan termasuk yang terkenal, agak aneh juga kalau supir yang mengantar saya tidak tahu resto ini. Saya menggunakan google map untuk sampai ke tempat ini.
Masuk ke lokasi ini, tidak ada sambutan dari pelayan ataupun kasir. Karena penasaran saja saya masuk ke dalam dan memperhatikan ada pelayan yang membawa pesanan masuk ke dalam satu ruangan. Saya mengikutinya dan menemukan satu ruangan ber-ac di sebelah ruangan non-ac. Dilengkapi dengan kamar mandi terpisah untuk pria dan wanita, serta parkiran yang cukup untuk para tamu (pinggir jalan juga sih).
Saat memesan, pelayan disini boleh dibilang responsive menerima order dan mengantarkan pesanan dengan cukup cepat. Saya pesan es pallu butung, es pisang ijo, jalangkote, lumpia dan otak otak ikan, ada gogos ikan juga yang di bawa pulang.
Gogos ikan mirip dengan lemper hanya saja isinya bukan ayam, tapi ikan. Sedangkan perbedaan antara es pallu butung dan es pisang ijo terletak pada jenis pisang dan penyajiannya. Pisang ijo dibalut dengan tepung berwarna ijo sedangkan pallu butung pisangnya hanya dikukus saja. Selebihnya isian dan rasa, sama dengan susu kental manis, sirup serta rasa gurih dari bubur sumsum (tepung beras dan santan).
Jalangkote mirip pastel dengan isi soun, wortel, kentang, sedikit telur, perbedaannya hanya pada cincangan ikan di dalamnya. Lumpia berisi wortel, rebung dan udang cincang. Lengkap dengan saos sambal yang tersedia di meja. Saosnya juara, menambah kekayaan rasa pada lumpia dan jalangkote. Tapi yang paling saya suka adalah Otak Otaknya. Juara ππ»
Selain itu mereka juga menawarkan makanan berat seperti sop iga bening, sop iga bakar, dengan harga selangit, 90K/ porsi dan lontong campur seharga 58K dan nasi campur ayam seharga 53K. Soto dan Kari seharga 38K, mie goreng, mie keriting dan nasi goreng seharga 48K. Menurut saya justru ini jadi pemikat, sehingga orang penasaran. Dengan harga seperti itu, rasanya seperti apa. Pasti ada saja yang mencoba. But mostly, semua makanan disini looks good secara tampilan dan rasa.
Kalau penasaran, yuk...
Β Β Β Read more