Candi Setyaki: Peninggalan Sejarah di Batur, Banjarnegara
Candi Setyaki adalah salah satu candi Hindu yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Candi ini merupakan bagian dari Kompleks Candi Dieng, yang terdiri dari beberapa candi lain seperti Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Semar. Candi-candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dari abad ke-8 hingga ke-9 Masehi dan memiliki nilai sejarah yang tinggi sebagai pusat peradaban Hindu di Nusantara.
Sejarah dan Asal-Usul Candi Setyaki
Kompleks Candi Dieng dibangun pada masa Dinasti Sanjaya, yang merupakan penguasa Kerajaan Mataram Kuno dan penganut Hindu aliran Siwa. Nama Setyaki diambil dari tokoh pewayangan Mahabharata, yaitu Setyaki, seorang ksatria dari Yadawa yang dikenal sebagai pengikut setia Kresna dan pejuang pemberani.
Candi ini diyakini digunakan sebagai tempat pemujaan bagi Dewa Siwa atau sebagai tempat persembahyangan bagi para brahmana yang tinggal di sekitar Dieng. Letaknya yang berada di kawasan tinggi menjadikannya tempat yang dianggap suci oleh umat Hindu pada masa itu.
Seiring berjalannya waktu, Candi Setyaki dan candi-candi lainnya di Dieng sempat tertimbun tanah akibat aktivitas vulkanik dan faktor alam. Pada abad ke-19, para arkeolog dari Hindia Belanda mulai melakukan ekskavasi dan penelitian terhadap kompleks candi ini. Hingga kini, upaya pemugaran dan pelestarian terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Keunikan Arsitektur Candi Setyaki
Candi Setyaki memiliki bentuk arsitektur khas candi Hindu dari masa Mataram Kuno. Struktur bangunannya terbuat dari batu andesit dengan desain yang sederhana namun kokoh. Candi ini memiliki denah persegi dengan pintu masuk menghadap ke arah timur, sesuai dengan tradisi Hindu yang menganggap arah matahari terbit sebagai simbol kehidupan dan kesucian.
Meskipun kini candi tidak lagi utuh seperti saat pertama kali dibangun, beberapa bagian masih menunjukkan detail ukiran yang menggambarkan unsur-unsur Hindu. Di sekitarnya, terdapat reruntuhan batu yang diyakini sebagai bagian dari bangunan asli candi.
Sama seperti Candi Arjuna, Candi Setyaki juga memiliki candi pendamping yang diduga berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda ritual atau tempat persiapan sebelum upacara keagamaan.
Fungsi dan Peran Candi Setyaki
Pada masa kejayaannya, Candi Setyaki digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu yang tinggal di sekitar Dieng. Para brahmana kemungkinan besar menggunakan candi ini untuk melakukan ritual pemujaan terhadap Siwa, termasuk upacara persembahan dan meditasi.
Selain itu, candi ini juga memiliki keterkaitan dengan Ritual Ruwatan Anak Gimbal, yaitu tradisi khas Dieng di mana anak-anak berambut gimbal menjalani upacara pemotongan rambut agar hidup mereka lebih sejahtera.
Candi Setyaki: Warisan Sejarah yang Perlu Dilestarikan
Sebagai bagian dari Kompleks Candi Dieng, Candi Setyaki menjadi salah satu bukti kejayaan Hindu di Jawa Tengah pada masa lampau. Keberadaannya tidak hanya penting dari sisi sejarah dan arkeologi, tetapi juga dari sisi budaya dan spiritual.
Saat ini, kawasan Candi Setyaki sering dikunjungi wisatawan yang ingin melihat langsung peninggalan Hindu kuno di Dieng. Oleh karena itu, pelestarian candi ini sangat penting agar warisan budaya ini tetap dapat dinikmati oleh...
Read moreCandi Setyaki, berada di Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara. Nama candi ini diambil dari nama tokoh pewayangan Setyaki yang tidak lain adalah adik sepupu Kresna & para Pandawa. . Candi Setyaki berada di kompleks percandian Dieng diperkirakan dibangun pada abad ke 8 - 9 M, & merupakan kompleks percandian Hindu. Candi ini terdiri dari satu bangunan candi induk & tidak terdapat candi perwara, untuk bangunan candinya ini merupakan hasil restorasi dari BPCB Jawa Tengah mulai dari tahun 2004 - 2013 sehingga menghasilkan candi yang utuh seperti sekarang ini. Karena dulu awal ditemukannya candi ini yang tersisa hanya pondasi kaki, namun sisa² komponen bangunannya masih berada disekitar bangunan candi tersebut. . Tak jauh dari Candi Setyaki terdapat struktur bangunan berbentuk batur yang menyerupai dharmasala. Dharmasala sendiri dulunya digunakan untuk tempat singgah sebelum melakukan peribadatan di Candi. . Untuk relief serta hiasan di Candi ini, terdapat makara di tangga candi, kala kirtimuka di bagian atas pintu candi, serta relief tokoh dewa di bagian tubuh candi. Walaupun sebagian relief sudah tidak utuh namun ada yang masih dapat diidentifikasi yaitu relief Kartikeya. Dalam agama Hindu, Kartikeya merupakan dewa perang & salah satu putra dari Dewa Siwa. Kartikeya memiliki wahana berupa merak. . Selain itu juga terdapat hiasan relief binatang di tubuh candi bagian bawah, berupa relief Kijang, singa, & kera. Ada juga...
Read moreLocated beside Candi Arjuna complex, Candi Setyaki can be visited for free. It's being renovated and rebuild when we arrived so it's not mainly rubbles anymore. Hopefully the renovation works is succeed and we can see the whole Candi Setyaki building in the...
Read more