It is very nice complex with historical witnesses for the new generation must know how it was in the past during the colonial era .. this palace rich with the traditional style that is presented and still authentic as it was but small changed have been done to protect in order to let it destroyed by time passed..
The good thing is this historical complex is open to the public except one building that is not entry for the public due to the security reason for protecting the antique and other items that is very fragile for the public's interest..
The complex still doing a lot of ritual and many royal traditions as well as religious activities in the complex to maintaining their day today's life circle on the premises..
Seems the complex maintains by the families itself that is not really well done to the premises it leads to the not controlled very well..specially few building needs to be repainted..cleanliness of the complex also into matters..
Hopefully there will be a government support for the maintaining this historical complex by letting the family keep doing and maintaining their usual activities as their day today's life and culture preservation in the real lifestyle ever..
Thanking you to a lady who is a member of family who was painstakingly show us the complex with all and all in...
Read moreKeraton Kanoman adalah salah satu dari dua bangunan kesultanan Cirebon, setelah berdiri keraton Kanoman pada tahun 1678 M kesultanan Cirebonterdiri dari keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman. Kebesaran Islam di Jawa bagian barat tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung jawab menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah.
Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektare ini berlokasi di belakang pasar Kanoman. Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama Raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepak bola.
Di keraton ini masih terdapat barang barang, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi'raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat kompleks bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton...
Read moreHari pertama traveling di Cirebon jln kaki dr kost-an putraku (jl.Sukasari) ke jl.Kartini melalui dpn mesjid At-Taqwa lalu belok ke jln.Siliwangi , jln. Karanggetas, belok ke jln. Pasuketan setelah berjalan beberapa saat lalu nyebrang ke jln. Lemahwungkuk yg pasti sempat pula mampir di Keraton Kaprabonan (saya baru tahu ada lagi Keraton, maklum tidak ada persiapan untuk mengunjunginya selain yang telah lama saya kenal hanya Keraton Kanoman & Keraton Kasepuhan .. Malahan Keraton Kacirebonan baru saya ketahui waktu searching rute yang akan saya lalui) lalu jln lagi melalui pasar sekitar Keraton Kanoman ...sangat tidak nyaman lewat sekitar pasar Kanoman, karena sempit dg aroma khas pasar tradisional... Untuk rute wisatawan yang berjalan kaki cocok lewat disini (klau anak muda yg jln kaki bs dtempuh dlm waktu 1jam unk saya yg sdh berumur mungkin jd 2jam dg beberapakali istirahat 😀) ...setelah masuk area Keraton Kanoman, saya beristirahat dulu dibawah pohon besar yang menghadap museum Pusaka sambil menikmati semilir angin & beristirahat sejenak untuk melepas lelah, setelah penat hilang baru saya masuk ke musium Kanoman.. Mas penjaga mempersilahkan saya untuk menuliskan nama & membayar tiket masuk sebesar 10rb, tdk terlalu bnyk koleksi peninggalan para sultan.. Ada foto2 alm. Sultan2 yang pernah memerintah di Keraton Kanoman...ada pula foto Sultan Kanoman sekarang Sultan Emirudin dengan foto Adipati Qodiran) ...ada beberapa benda pusaka, ada kereta kencana Naga Liman dll. Setelah dirasa cukup berkeliling di musium dg diselingi foto2 saya lanjut memasuki keraton Kanoman didampingi bpk guide yg sdh sepuh sambil menerangkan fungsi teras keraton untuk menerima tamu lalu lanjut kedalam ruangan tempat upacara penobatan dll... Selanjutnya tour kearea halaman belakang dimana ada ruangan & bangunan kecil tempat pertama kali dibangun .. Ada sumur kejayaan, sumur jodoh & sumur Bandungan (kalau tidak salah ingat itu nama2 sumur tsb.) terdapat pula bangunan yang dbangun semalam hasil karya org sakti jaman dulu dengan kesaktiannya (bangunannya masih bagus kokoh berdiri saya poshting juga fotonya) tour ke Keraton Kanoman berakhir sudah.. Bpk guide mengantar saya ke jln. Pulasaren karena saya akan terus menuju ke Keraton Kacirebonan.. Sebaiknya unk kKeraton Kanoman melalui jln bsr jln Pulasaren lalu masuk ke jln Kepatihan (mobil kecil bisa masuk kalau...
Read more