HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Sang Cipta Rasa Great Mosque — Attraction in Cirebon

Name
Sang Cipta Rasa Great Mosque
Description
The Great Mosque of Cirebon, officially known as Masjid Agung Sang Cipta Rasa, is one of the oldest mosques in Indonesia. The mosque is located in the west side of the field opposite the Kraton Kasepuhan, Cirebon, Indonesia. It has a tiered roof and is similar in style to the Agung Mosque in Banten.
Nearby attractions
Keraton Kasepuhan
Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114, Indonesia
Keraton Kanoman
Jl. Kanoman No.40, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
Singa Barong Carriage Museum
7HFC+4F8, Jl. Jagasatru, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114, Indonesia
Cirebon Waterland Ade Irma Suryani
Jl. Yos Sudarso No.1, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
Red Mosque of Panjunan
Jl. Panjunan No.43, Panjunan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45112, Indonesia
Nearby restaurants
Terajeh Coffee and steak house
Jl. Merdeka No.57, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
My Story Cafe, Bistro & Social House
Jl. Pulasaren No.46, Pulasaren, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45116, Indonesia
Mie Baso Pengampon 22
Jl. Pengampon No.22, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
NIRI Cafe Dine and Else Cirebon
Jl. Talang No.4, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
Nasi Kucing Drupadi Swarnabumi
Jl. Lemahwungkuk No.31, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45113, Indonesia
Sate Kalong (Kerbau) Bpk. Karyadi
Jl. Lemahwungkuk No.68, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
Empal Gentong Mang Kama
Gg. Astanagarib, Pekalipan, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45117, Indonesia
EMPAL GENTONG IBU SARINI
Jl. Kanoman No.12, Pekalipan, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45117, Indonesia
Nasi Jamblang Pelabuhan Hj. Sumarni
Jl. Yos Sudarso No.1, Panjunan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
Warung Uun AnekaMasakan
Jl. Pecinan No.7, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45117, Indonesia
Nearby hotels
RedDoorz Syariah @ Borba Kesepuhan Cirebon
Jl. Kriyan Barat No.85B, Pegambiran, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114, Indonesia
Hotel Intan
Jl. Karang Anyar Jl. Pangeran Drajat No.36, Jagasatru, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon, Jawa Barat 45115, Indonesia
Sea View Cottage Waterland
Jl. Yos Sudarso No.1, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, Indonesia
Related posts
Keywords
Sang Cipta Rasa Great Mosque tourism.Sang Cipta Rasa Great Mosque hotels.Sang Cipta Rasa Great Mosque bed and breakfast. flights to Sang Cipta Rasa Great Mosque.Sang Cipta Rasa Great Mosque attractions.Sang Cipta Rasa Great Mosque restaurants.Sang Cipta Rasa Great Mosque travel.Sang Cipta Rasa Great Mosque travel guide.Sang Cipta Rasa Great Mosque travel blog.Sang Cipta Rasa Great Mosque pictures.Sang Cipta Rasa Great Mosque photos.Sang Cipta Rasa Great Mosque travel tips.Sang Cipta Rasa Great Mosque maps.Sang Cipta Rasa Great Mosque things to do.
Sang Cipta Rasa Great Mosque things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Sang Cipta Rasa Great Mosque
IndonesiaWest JavaCirebonSang Cipta Rasa Great Mosque

Basic Info

Sang Cipta Rasa Great Mosque

7HFC+W48, Jl. Kasepuhan No.Komplek, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45114, Indonesia
4.7(2K)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

The Great Mosque of Cirebon, officially known as Masjid Agung Sang Cipta Rasa, is one of the oldest mosques in Indonesia. The mosque is located in the west side of the field opposite the Kraton Kasepuhan, Cirebon, Indonesia. It has a tiered roof and is similar in style to the Agung Mosque in Banten.

Cultural
Accessibility
attractions: Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Singa Barong Carriage Museum, Cirebon Waterland Ade Irma Suryani, Red Mosque of Panjunan, restaurants: Terajeh Coffee and steak house, My Story Cafe, Bistro & Social House, Mie Baso Pengampon 22, NIRI Cafe Dine and Else Cirebon, Nasi Kucing Drupadi Swarnabumi, Sate Kalong (Kerbau) Bpk. Karyadi, Empal Gentong Mang Kama, EMPAL GENTONG IBU SARINI, Nasi Jamblang Pelabuhan Hj. Sumarni, Warung Uun AnekaMasakan
logoLearn more insights from Wanderboat AI.

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Cirebon
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Cirebon
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Cirebon
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Sang Cipta Rasa Great Mosque

Keraton Kasepuhan

Keraton Kanoman

Singa Barong Carriage Museum

Cirebon Waterland Ade Irma Suryani

Red Mosque of Panjunan

Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan

4.5

(6.9K)

Open 24 hours
Click for details
Keraton Kanoman

Keraton Kanoman

4.5

(1.6K)

Open 24 hours
Click for details
Singa Barong Carriage Museum

Singa Barong Carriage Museum

4.7

(50)

Closed
Click for details
Cirebon Waterland Ade Irma Suryani

Cirebon Waterland Ade Irma Suryani

4.1

(3.3K)

Open 24 hours
Click for details

Nearby restaurants of Sang Cipta Rasa Great Mosque

Terajeh Coffee and steak house

My Story Cafe, Bistro & Social House

Mie Baso Pengampon 22

NIRI Cafe Dine and Else Cirebon

Nasi Kucing Drupadi Swarnabumi

Sate Kalong (Kerbau) Bpk. Karyadi

Empal Gentong Mang Kama

EMPAL GENTONG IBU SARINI

Nasi Jamblang Pelabuhan Hj. Sumarni

Warung Uun AnekaMasakan

Terajeh Coffee and steak house

Terajeh Coffee and steak house

4.5

(647)

$$

Click for details
My Story Cafe, Bistro & Social House

My Story Cafe, Bistro & Social House

4.5

(663)

$$

Click for details
Mie Baso Pengampon 22

Mie Baso Pengampon 22

4.6

(187)

Click for details
NIRI Cafe Dine and Else Cirebon

NIRI Cafe Dine and Else Cirebon

4.7

(748)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Sang Cipta Rasa Great Mosque

4.7
(2,014)
avatar
5.0
6y





Masjid Sang Cipta Rasa, Bagian Sejarah Islam di Tanah Cirebon

Home Pariwisata Jawa Barat

Tembok merah berdiri rapi dan kokoh di Kompleks Keraton Kasepuhan. Di dalamnya terdapat bangunan menyerupai bentuk limas dengan 3 tingkat di bagian atapnya. Meski terlihat kuno dan tua, namun bangunan ini tetap tangguh meskipun sudah melewati banyak zaman. Inilah masjid bersejarah di Kota Cirebon, Masjid Sang Cipta Rasa.

Masjid Sang Cipta Rasa dibangun pada zaman Sunan Gunung Jati tahun 1408. Saat itu, Sunan Kalijaga dan Raden Sepat ditugaskan untuk menjadi arsitektur dalam pendirian masjid. Lima ratus pekerja dari Majapahit, Demak, dan Cirebon, dikerahkan untuk menyelesaikan pembangunan yang konon dikerjakan hanya dalam rentang waktu semalam.

Gaya arsitektur masjid mengambil perpaduan gaya Jawa dan Hindu Majapahit. Hal ini bisa dilihat dari gapura di bagian halaman masjid dan serambi, serta atap masjid yang menyerupai rumah Joglo, yaitu rumah adat masyarakat Jawa.

Secara umum, masjid ini mempunyai 9 pintu sebagai jalan masuknya. Satu pintu utama dan delapan di sisi kanan dan kiri. Pintu utama masjid yang berukuran 240 cm hanya dibuka pada saat salat Jumat dan hari besar Islam lainnya, seperti Maulid Nabi, salat Idul Fitri, dan Idul Adha. Sedangkan pintu di bagian samping dibuat lebih rendah dengan ukuran 160 cm. Hal ini menyimbolkan bentuk penghormatan dan merendahkan diri saat memasuki masjid. Selain itu bertujuan juga untuk menyamakan bahwa kedudukan manusia di mata tuhan sama dan sederajat.

Masjid Sang Cipta Rasa pada awalnya dibangun dengan 12 tiang penyangga atau saka guru yang terbuat dari kayu jati. Namun karena faktor usia, kayu penyangga ditopang dengan tiang-tiang yang terbuat dari besi serta menambahkan 18 penyangga baru saat pemugaran yang dilakukan pada tahun 1977.

Pada bagian mihrab atau tempat imam memimpin salat terdapat tiga ubin yang dipasang oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan Sunan Bonang. Ketiga unsur ini mewakili iman, islam, dan ihsan. Terdapat unsur Majapahit yang terukir dalam mihrab tersebut, dan memiliki kuncup daun teratai yang dibuat oleh Sunan Kalijaga.

Mimbar dibangun menyerupai kursi dengan tiga anak tangganya. Mimbar yang diberi nama Sang Ranggakosa ini terukir motif membentuk bunga dan rantai disetiap sisinya.

Masjid ini juga didekorasi dengan maskurah. Bangunan atau pagar yang terbuat dari kayu ini merupakan tempat yang diperuntukan bagi keluarga Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Letaknya berada paling depan di sebelah kanan dan paling belakang di bagian kiri.

Masjid Sang Cipta Rasa memiliki makna bangunan yang agung, sengaja dibangun untuk dipergunakan umat untuk beribadah kepada sang maha pencipta, Allah SWT. Hal ini tercermin dalam tiga kata yang mewakili nama masjid, yaitu Sang yang berarti keagungan, Cipta yang bermakna dibangun, dan Rasa yang berarti digunakan.

Terletak di kelurahan kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, Masjid Sang Cipta Rasa memiliki keunikan pada pelaksanaan salat Jumat. Jika biasanya masjid-masjid lain hanya menggunakan satu muazin untuk mengumandangkan adzan, ini tidak terjadi di Masjid Sang Cipta Rasa. Tujuh muazin dikerahkan untuk memanggil para jamaah yang akan melaksanakan ibadah salat Jumat.

Tradisi ini bermula ketika menjelang salat subuh, masjid ini selalu diganggu oleh Aji Menjangan Wulung yang datang menebarkan petaka, beberapa muazin yang mencoba mengumandangkan azan tewas dihajar olehnya. Untuk mengusir Aji Menjangan Wulung, Sunan Gunung Jati memerintahkan tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan dan semenjak saat itu Aji Menjangan Wulung tidak pernah mengganggu ibadah para jamaah Masjid Sang Cipta Rasa.

Selain itu terdapat sumur zam-zam atau disebut Bayu Cis oleh masyarakat setempat. Konon air yang mengalir dari sumur ini dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memudahkan rezeki bagi orang yang...

   Read more
avatar
5.0
6y

Tembok merah berdiri rapi dan kokoh di Kompleks Keraton Kasepuhan. Di dalamnya terdapat bangunan menyerupai bentuk limas dengan 3 tingkat di bagian atapnya. Meski terlihat kuno dan tua, namun bangunan ini tetap tangguh meskipun sudah melewati banyak zaman. Inilah masjid bersejarah di Kota Cirebon, Masjid Sang Cipta Rasa. Masjid Sang Cipta Rasa dibangun pada zaman Sunan Gunung Jati tahun 1408. Saat itu, Sunan Kalijaga dan Raden Sepat ditugaskan untuk menjadi arsitektur dalam pendirian masjid. Lima ratus pekerja dari Majapahit, Demak, dan Cirebon, dikerahkan untuk menyelesaikan pembangunan yang konon dikerjakan hanya dalam rentang waktu semalam. Gaya arsitektur masjid mengambil perpaduan gaya Jawa dan Hindu Majapahit. Hal ini bisa dilihat dari gapura di bagian halaman masjid dan serambi, serta atap masjid yang menyerupai rumah Joglo, yaitu rumah adat masyarakat Jawa. Secara umum, masjid ini mempunyai 9 pintu sebagai jalan masuknya. Satu pintu utama dan delapan di sisi kanan dan kiri. Pintu utama masjid yang berukuran 240 cm hanya dibuka pada saat salat Jumat dan hari besar Islam lainnya, seperti Maulid Nabi, salat Idul Fitri, dan Idul Adha. Sedangkan pintu di bagian samping dibuat lebih rendah dengan ukuran 160 cm. Hal ini menyimbolkan bentuk penghormatan dan merendahkan diri saat memasuki masjid. Selain itu bertujuan juga untuk menyamakan bahwa kedudukan manusia di mata tuhan sama dan sederajat. Masjid Sang Cipta Rasa pada awalnya dibangun dengan 12 tiang penyangga atau saka guru yang terbuat dari kayu jati. Namun karena faktor usia, kayu penyangga ditopang dengan tiang-tiang yang terbuat dari besi serta menambahkan 18 penyangga baru saat pemugaran yang dilakukan pada tahun 1977. Pada bagian mihrab atau tempat imam memimpin salat terdapat tiga ubin yang dipasang oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan Sunan Bonang. Ketiga unsur ini mewakili iman, islam, dan ihsan. Terdapat unsur Majapahit yang terukir dalam mihrab tersebut, dan memiliki kuncup daun teratai yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Mimbar dibangun menyerupai kursi dengan tiga anak tangganya. Mimbar yang diberi nama Sang Ranggakosa ini terukir motif membentuk bunga dan rantai disetiap sisinya. Masjid ini juga didekorasi dengan maskurah. Bangunan atau pagar yang terbuat dari kayu ini merupakan tempat yang diperuntukan bagi keluarga Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Letaknya berada paling depan di sebelah kanan dan paling belakang di bagian kiri. Masjid Sang Cipta Rasa memiliki makna bangunan yang agung, sengaja dibangun untuk dipergunakan umat untuk beribadah kepada sang maha pencipta, Allah SWT. Hal ini tercermin dalam tiga kata yang mewakili nama masjid, yaitu Sang yang berarti keagungan, Cipta yang bermakna dibangun, dan Rasa yang berarti digunakan. Terletak di kelurahan kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, Masjid Sang Cipta Rasa memiliki keunikan pada pelaksanaan salat Jumat. Jika biasanya masjid-masjid lain hanya menggunakan satu muazin untuk mengumandangkan adzan, ini tidak terjadi di Masjid Sang Cipta Rasa. Tujuh muazin dikerahkan untuk memanggil para jamaah yang akan melaksanakan ibadah salat Jumat. Tradisi ini bermula ketika menjelang salat subuh, masjid ini selalu diganggu oleh Aji Menjangan Wulung yang datang menebarkan petaka, beberapa muazin yang mencoba mengumandangkan azan tewas dihajar olehnya. Untuk mengusir Aji Menjangan Wulung, Sunan Gunung Jati memerintahkan tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan dan semenjak saat itu Aji Menjangan Wulung tidak pernah mengganggu ibadah para jamaah Masjid Sang Cipta Rasa. Selain itu terdapat sumur zam-zam atau disebut Bayu Cis oleh masyarakat setempat. Konon air yang mengalir dari sumur ini dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memudahkan rezeki bagi orang...

   Read more
avatar
5.0
5y

Saah satu masjid peninggalan Sunan Gunung Djati. Banyak peziarah yang berkunjung ke Masjid ini untuk sholat berjamaah maupun sholat tahiyatul masjid. Pada hari Jumat tradisi diadakan di Masjid ini. Dimana 7 Muadzin akan melantunkan adzan secara bebarengan dan bersamaan, ini terjadi ketika Solat Jumat setiap minggunya. Tradisi ini terjadi tatkala saat zaman Cirebon masih baru disentuh oleh Islam, tersebutlah ada sesosok pendekar ilmu hitam yang sangat membenci dengan kehadiran Islam di tanah Cirebon, ia dikenal dengan sebutan Menjangan Wulung. Setiap waktu sholat berkumandang ia selalu standby diatas kubah Masjid Merah untuk mengambil sukma muadzin, lambat laun keadaan ini meresahkan Syarih Hidayatullah Konon kata dia, setelah masjid itu berdiri, ada seseorang pendekar ilmu hitam yakni menjangan wulung yang menolak keberadaan masjid itu. Ia pun lantas mencoba kesaktiannya dengan menebar kekuatan gaib dari atas kubah masjid. Hal itu pun membuat muadzin dan jamaah di masjid Sang Cipta Rasa meninggal. Kesaktian ilmu hitam Manjangan Wulung juga sampai menewaskan istri sunan Gunung Jati yakni Nyi Mas Pakung Wati. Kemudian Sunan Gunung Jati memerintahkan kepada para tujuh santrinya untuk mengumandangkan azan bersamaan pada shalat Jumat. Dengan cara Manjangan Wulung pun akhirnya terpental. “Setelah itu memanggil sunan Kalijaga dan berembuk, akhirnya dipilih tujuh santri untuk azan bersamaan, lalu terpental Manjangan Wulung sampai Indramayu dan kubah masjid juga terpental sampai Banten Konon cepatnya pembangunan masjid Sang Cipta Rasa karena dikerjakan oleh ratusan orang. Bukan saja oleh warga asli Cirebon, namun juga oleh para bekas prajurit kerajaan Majapahit yang sudah ditaklukan oleh Demak. Pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga dengan seorang arsitek dari Majapahit yakni Raden Sepat. Hal itu pula yang membuat Masjid Sang Cipta Rasa kental dengan gaya arsitektur Majapahit. Maka tal heran, bangunan Masjid Sang Cipta Rasa terbuat dari batu bata merah. Sementara seluruh tiangnya yakni dari kayu jati. Menariknya lagi untuk memasuki ruang utama masjid, seseorang harus merunduk. Sebab pintu masjid berukuran kecil atau tingginya hanya sepinggang orang dewasa. Ada sembilan pintu masuk ke ruang utama masjid, menurut Adnan itu melambangkan sembilan wali yang berperan menyebarkan Islam di tanah Jawa. “Pintunya kecil agar orang yang masuk itu diingatkan untuk andap asor, jangan merasa tinggi, jangan merasa pintar. Tapi kita harus saling menghargai,” katanya. Di bagian ruang utama masjid juga terdapat krpyak atau ruangan khusus untuk sholat keluarga keraton kasepuhan dan keraton Kanoman. Ada dua krapyak, satu bertempat di samping mimbar sedang satu lagi di bagian belakang ruang utama masjid, serta masih banyak...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

ArvanstiaArvanstia
Tembok merah berdiri rapi dan kokoh di Kompleks Keraton Kasepuhan. Di dalamnya terdapat bangunan menyerupai bentuk limas dengan 3 tingkat di bagian atapnya. Meski terlihat kuno dan tua, namun bangunan ini tetap tangguh meskipun sudah melewati banyak zaman. Inilah masjid bersejarah di Kota Cirebon, Masjid Sang Cipta Rasa. Masjid Sang Cipta Rasa dibangun pada zaman Sunan Gunung Jati tahun 1408. Saat itu, Sunan Kalijaga dan Raden Sepat ditugaskan untuk menjadi arsitektur dalam pendirian masjid. Lima ratus pekerja dari Majapahit, Demak, dan Cirebon, dikerahkan untuk menyelesaikan pembangunan yang konon dikerjakan hanya dalam rentang waktu semalam. Gaya arsitektur masjid mengambil perpaduan gaya Jawa dan Hindu Majapahit. Hal ini bisa dilihat dari gapura di bagian halaman masjid dan serambi, serta atap masjid yang menyerupai rumah Joglo, yaitu rumah adat masyarakat Jawa. Secara umum, masjid ini mempunyai 9 pintu sebagai jalan masuknya. Satu pintu utama dan delapan di sisi kanan dan kiri. Pintu utama masjid yang berukuran 240 cm hanya dibuka pada saat salat Jumat dan hari besar Islam lainnya, seperti Maulid Nabi, salat Idul Fitri, dan Idul Adha. Sedangkan pintu di bagian samping dibuat lebih rendah dengan ukuran 160 cm. Hal ini menyimbolkan bentuk penghormatan dan merendahkan diri saat memasuki masjid. Selain itu bertujuan juga untuk menyamakan bahwa kedudukan manusia di mata tuhan sama dan sederajat. Masjid Sang Cipta Rasa pada awalnya dibangun dengan 12 tiang penyangga atau saka guru yang terbuat dari kayu jati. Namun karena faktor usia, kayu penyangga ditopang dengan tiang-tiang yang terbuat dari besi serta menambahkan 18 penyangga baru saat pemugaran yang dilakukan pada tahun 1977. Pada bagian mihrab atau tempat imam memimpin salat terdapat tiga ubin yang dipasang oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan Sunan Bonang. Ketiga unsur ini mewakili iman, islam, dan ihsan. Terdapat unsur Majapahit yang terukir dalam mihrab tersebut, dan memiliki kuncup daun teratai yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Mimbar dibangun menyerupai kursi dengan tiga anak tangganya. Mimbar yang diberi nama Sang Ranggakosa ini terukir motif membentuk bunga dan rantai disetiap sisinya. Masjid ini juga didekorasi dengan maskurah. Bangunan atau pagar yang terbuat dari kayu ini merupakan tempat yang diperuntukan bagi keluarga Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Letaknya berada paling depan di sebelah kanan dan paling belakang di bagian kiri. Masjid Sang Cipta Rasa memiliki makna bangunan yang agung, sengaja dibangun untuk dipergunakan umat untuk beribadah kepada sang maha pencipta, Allah SWT. Hal ini tercermin dalam tiga kata yang mewakili nama masjid, yaitu Sang yang berarti keagungan, Cipta yang bermakna dibangun, dan Rasa yang berarti digunakan. Terletak di kelurahan kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, Masjid Sang Cipta Rasa memiliki keunikan pada pelaksanaan salat Jumat. Jika biasanya masjid-masjid lain hanya menggunakan satu muazin untuk mengumandangkan adzan, ini tidak terjadi di Masjid Sang Cipta Rasa. Tujuh muazin dikerahkan untuk memanggil para jamaah yang akan melaksanakan ibadah salat Jumat. Tradisi ini bermula ketika menjelang salat subuh, masjid ini selalu diganggu oleh Aji Menjangan Wulung yang datang menebarkan petaka, beberapa muazin yang mencoba mengumandangkan azan tewas dihajar olehnya. Untuk mengusir Aji Menjangan Wulung, Sunan Gunung Jati memerintahkan tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan dan semenjak saat itu Aji Menjangan Wulung tidak pernah mengganggu ibadah para jamaah Masjid Sang Cipta Rasa. Selain itu terdapat sumur zam-zam atau disebut Bayu Cis oleh masyarakat setempat. Konon air yang mengalir dari sumur ini dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memudahkan rezeki bagi orang yang memimumnya.
Wening S. AmungkasiWening S. Amungkasi
This red-brick masjid doesn't look like others in common. It looks old, and yes, historical. I came here just few days ago (Dec 2019) at 9.30 AM and the main gate wasn't opened yet, so we had to walk around to find the entrance door at the back side. The parking officer said it usually opens for public at 10AM. The relaxed ambience and the quietness create an image of sacred place. There are toilets and ablution place. Mukena (prayer gown) for women is available. People can do the prayer on the outer part or inner part. To get into the inner part (where you can see the unusual-wooden-dome's structure, special place for king's family to pray), you will have to bend your body because the entrance is smaller than the normal size. If you drive here, you can park near Kasepuhan square by paying 10.000 rupiahs.
Fitri Apriyadi Jalan & JajanFitri Apriyadi Jalan & Jajan
Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah masjid yang terletak di pusat Kota Cirebon, Jawa Barat, dan merupakan salah satu ikon keagamaan yang penting bagi masyarakat setempat. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam. Sebagai masjid agung, ia menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga Cirebon. Dibangun pada masa Sultan Cirebon, Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki arsitektur yang khas dan mencerminkan perpaduan antara budaya Islam dan budaya lokal Cirebon. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan atap tumpang (bertingkat), yang terinspirasi dari arsitektur tradisional Jawa dan Sunda, serta pengaruh budaya Islam yang kental. Keindahan desain masjid ini mencerminkan harmonisasi antara unsur spiritual dan seni budaya. Masjid ini juga dikenal dengan berbagai ornamen yang memukau, mulai dari ukiran kayu yang detail, kaligrafi indah, hingga mihrab yang elegan. Keunikan lainnya adalah keberadaan menara yang menjulang tinggi, memberikan pandangan luas ke sekitar masjid, serta menjadi landmark kota yang mudah dikenali. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Sang Cipta Rasa sering menjadi tempat pelaksanaan berbagai acara keagamaan, seperti shalat berjamaah, pengajian, dan acara penting lainnya. Keberadaan masjid ini juga menjadi simbol penting dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan di Cirebon. Suasana di sekitar masjid sangat tenang, menjadikannya tempat yang nyaman untuk beribadah dan bermeditasi. Meskipun berada di pusat kota yang cukup ramai, kawasan masjid memberikan nuansa ketenangan bagi setiap pengunjung. Di sekitar masjid, terdapat area terbuka yang digunakan oleh warga untuk bersantai, dan banyak juga pengunjung yang datang untuk berwisata religi. Namun, meskipun Masjid Agung Sang Cipta Rasa sudah memiliki banyak fasilitas yang memadai, ada beberapa bagian yang masih perlu perawatan dan pembenahan agar tetap menjaga keindahan dan kenyamanannya. Secara keseluruhan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi mereka yang ingin merasakan keindahan arsitektur Islam yang kaya akan budaya lokal, sekaligus menikmati suasana spiritual yang tenang dan penuh makna. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Cirebon yang menghargai sejarah dan tradisi.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Cirebon

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Tembok merah berdiri rapi dan kokoh di Kompleks Keraton Kasepuhan. Di dalamnya terdapat bangunan menyerupai bentuk limas dengan 3 tingkat di bagian atapnya. Meski terlihat kuno dan tua, namun bangunan ini tetap tangguh meskipun sudah melewati banyak zaman. Inilah masjid bersejarah di Kota Cirebon, Masjid Sang Cipta Rasa. Masjid Sang Cipta Rasa dibangun pada zaman Sunan Gunung Jati tahun 1408. Saat itu, Sunan Kalijaga dan Raden Sepat ditugaskan untuk menjadi arsitektur dalam pendirian masjid. Lima ratus pekerja dari Majapahit, Demak, dan Cirebon, dikerahkan untuk menyelesaikan pembangunan yang konon dikerjakan hanya dalam rentang waktu semalam. Gaya arsitektur masjid mengambil perpaduan gaya Jawa dan Hindu Majapahit. Hal ini bisa dilihat dari gapura di bagian halaman masjid dan serambi, serta atap masjid yang menyerupai rumah Joglo, yaitu rumah adat masyarakat Jawa. Secara umum, masjid ini mempunyai 9 pintu sebagai jalan masuknya. Satu pintu utama dan delapan di sisi kanan dan kiri. Pintu utama masjid yang berukuran 240 cm hanya dibuka pada saat salat Jumat dan hari besar Islam lainnya, seperti Maulid Nabi, salat Idul Fitri, dan Idul Adha. Sedangkan pintu di bagian samping dibuat lebih rendah dengan ukuran 160 cm. Hal ini menyimbolkan bentuk penghormatan dan merendahkan diri saat memasuki masjid. Selain itu bertujuan juga untuk menyamakan bahwa kedudukan manusia di mata tuhan sama dan sederajat. Masjid Sang Cipta Rasa pada awalnya dibangun dengan 12 tiang penyangga atau saka guru yang terbuat dari kayu jati. Namun karena faktor usia, kayu penyangga ditopang dengan tiang-tiang yang terbuat dari besi serta menambahkan 18 penyangga baru saat pemugaran yang dilakukan pada tahun 1977. Pada bagian mihrab atau tempat imam memimpin salat terdapat tiga ubin yang dipasang oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, dan Sunan Bonang. Ketiga unsur ini mewakili iman, islam, dan ihsan. Terdapat unsur Majapahit yang terukir dalam mihrab tersebut, dan memiliki kuncup daun teratai yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Mimbar dibangun menyerupai kursi dengan tiga anak tangganya. Mimbar yang diberi nama Sang Ranggakosa ini terukir motif membentuk bunga dan rantai disetiap sisinya. Masjid ini juga didekorasi dengan maskurah. Bangunan atau pagar yang terbuat dari kayu ini merupakan tempat yang diperuntukan bagi keluarga Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Letaknya berada paling depan di sebelah kanan dan paling belakang di bagian kiri. Masjid Sang Cipta Rasa memiliki makna bangunan yang agung, sengaja dibangun untuk dipergunakan umat untuk beribadah kepada sang maha pencipta, Allah SWT. Hal ini tercermin dalam tiga kata yang mewakili nama masjid, yaitu Sang yang berarti keagungan, Cipta yang bermakna dibangun, dan Rasa yang berarti digunakan. Terletak di kelurahan kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, Masjid Sang Cipta Rasa memiliki keunikan pada pelaksanaan salat Jumat. Jika biasanya masjid-masjid lain hanya menggunakan satu muazin untuk mengumandangkan adzan, ini tidak terjadi di Masjid Sang Cipta Rasa. Tujuh muazin dikerahkan untuk memanggil para jamaah yang akan melaksanakan ibadah salat Jumat. Tradisi ini bermula ketika menjelang salat subuh, masjid ini selalu diganggu oleh Aji Menjangan Wulung yang datang menebarkan petaka, beberapa muazin yang mencoba mengumandangkan azan tewas dihajar olehnya. Untuk mengusir Aji Menjangan Wulung, Sunan Gunung Jati memerintahkan tujuh orang muazin mengumandangkan azan secara bersamaan dan semenjak saat itu Aji Menjangan Wulung tidak pernah mengganggu ibadah para jamaah Masjid Sang Cipta Rasa. Selain itu terdapat sumur zam-zam atau disebut Bayu Cis oleh masyarakat setempat. Konon air yang mengalir dari sumur ini dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memudahkan rezeki bagi orang yang memimumnya.
Arvanstia

Arvanstia

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Cirebon

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
This red-brick masjid doesn't look like others in common. It looks old, and yes, historical. I came here just few days ago (Dec 2019) at 9.30 AM and the main gate wasn't opened yet, so we had to walk around to find the entrance door at the back side. The parking officer said it usually opens for public at 10AM. The relaxed ambience and the quietness create an image of sacred place. There are toilets and ablution place. Mukena (prayer gown) for women is available. People can do the prayer on the outer part or inner part. To get into the inner part (where you can see the unusual-wooden-dome's structure, special place for king's family to pray), you will have to bend your body because the entrance is smaller than the normal size. If you drive here, you can park near Kasepuhan square by paying 10.000 rupiahs.
Wening S. Amungkasi

Wening S. Amungkasi

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Cirebon

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah masjid yang terletak di pusat Kota Cirebon, Jawa Barat, dan merupakan salah satu ikon keagamaan yang penting bagi masyarakat setempat. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam. Sebagai masjid agung, ia menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga Cirebon. Dibangun pada masa Sultan Cirebon, Masjid Agung Sang Cipta Rasa memiliki arsitektur yang khas dan mencerminkan perpaduan antara budaya Islam dan budaya lokal Cirebon. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan atap tumpang (bertingkat), yang terinspirasi dari arsitektur tradisional Jawa dan Sunda, serta pengaruh budaya Islam yang kental. Keindahan desain masjid ini mencerminkan harmonisasi antara unsur spiritual dan seni budaya. Masjid ini juga dikenal dengan berbagai ornamen yang memukau, mulai dari ukiran kayu yang detail, kaligrafi indah, hingga mihrab yang elegan. Keunikan lainnya adalah keberadaan menara yang menjulang tinggi, memberikan pandangan luas ke sekitar masjid, serta menjadi landmark kota yang mudah dikenali. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Sang Cipta Rasa sering menjadi tempat pelaksanaan berbagai acara keagamaan, seperti shalat berjamaah, pengajian, dan acara penting lainnya. Keberadaan masjid ini juga menjadi simbol penting dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan di Cirebon. Suasana di sekitar masjid sangat tenang, menjadikannya tempat yang nyaman untuk beribadah dan bermeditasi. Meskipun berada di pusat kota yang cukup ramai, kawasan masjid memberikan nuansa ketenangan bagi setiap pengunjung. Di sekitar masjid, terdapat area terbuka yang digunakan oleh warga untuk bersantai, dan banyak juga pengunjung yang datang untuk berwisata religi. Namun, meskipun Masjid Agung Sang Cipta Rasa sudah memiliki banyak fasilitas yang memadai, ada beberapa bagian yang masih perlu perawatan dan pembenahan agar tetap menjaga keindahan dan kenyamanannya. Secara keseluruhan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi mereka yang ingin merasakan keindahan arsitektur Islam yang kaya akan budaya lokal, sekaligus menikmati suasana spiritual yang tenang dan penuh makna. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Cirebon yang menghargai sejarah dan tradisi.
Fitri Apriyadi Jalan & Jajan

Fitri Apriyadi Jalan & Jajan

See more posts
See more posts