Our experience at Kelenteng Eng An Kiong was not just a visit; it was a cultural journey. Whether you're interested in history, spirituality, or simply seeking a peaceful retreat, this temple in Malang offers a profound and enriching experience. Highly recommended for travelers eager to explore the cultural tapestry of the region, to get full experience we suggest you asked temple keeper to give you a tour guide.
The temple exudes cultural richness, providing a deep insight into the history and traditions of the Chinese community in Malang. It's a perfect blend of spirituality and heritage. Upon entering, a sense of tranquility envelops you. The temple offers a serene escape from the hustle and bustle of the city—a place for contemplation and spiritual reflection. It fosters an inclusive atmosphere, welcoming visitors of all backgrounds to appreciate its beauty.
The temple hosts various cultural festivals and events throughout the year, providing an opportunity for locals and tourists alike to engage in vibrant celebrations.
As with any religious site, it's advisable to dress modestly and respectfully when visiting Kelenteng Eng An Kiong. This shows appreciation for the cultural and spiritual significance of the place. Take a moment for quiet observation and immerse yourself in the spiritual ambiance. Engage with the surroundings, learn about the rituals, and appreciate the artistry that adorns the temple.
For you who love pork satay, you must visit Sate Babi Klenteng which located next to the car park, it was really...
Read moremerupakan salah satu bangunan tertua di Kota Malang dan telah ditetapkan menjadi salah satu bangunan cagar budaya (bangunan heritage). Jika melihat strukur bangunannya yang masih berdiri kokoh, tak disangka jika saat ini Kelenteng Eng An Kiong sudah berusia hampir dua abad atau tepatnya 196 tahun.
Kelenteng Eng An Kiong yang terletak Jl. Laksamana Martadinata, Kotalama, Kec. Kedungkandang, Kota Malang
Kelenteng Eng An Kiong didirikan pada tahun 1825 dan menurut sejarahnya, pendirinya adalah orang militer yakni Liutenant Kwee Sam Hway. Kelenteng ini dibangun dalam dua periode, bangunan pertama yakni ruangan tengah dikerjakan pada tahun 1825 baru kemudian menyusul bangunan lainnya pada 1895 hingga 1934.
Nama Kelenteng Eng An Kiong sendiri memiliki makna yang mendalam, yaitu istana keselamatan dalam keabadian Tuhan dan merupakan persembahan kepada Dewa Bumi. Kelenteng Eng An Kiong ini merupakan Kelenteng Tridharma, yang digunakan sebagai tempat beribadah bagi tiga kepercayaan, Khonghucu, Budha, dan Taoisme.
Ketika memasuki Kelenteng Eng An Kiong, pengunjung akan melihat di setiap altar dengan berbagai persembahan yang tertata rapi. Selain itu juga yang identik dan banyak dijumpai di kelenteng adalah simbol naga yang merupakan simbol dari keperkasaan. Ciri khas lain dari kelenteng ini yaitu warna bangunan yang didominasi warna merah dan kuning.
Merah memiliki makna kehidupan, kebahagian dan keberanian. Sedangkan warna kuning memilik makna keagungan. Hingga saat ini, diungkapkan Halim bahwa hampir 90 persen struktur bangunan dan ornamen yang ada di Kelenteng Eng An Kiong masih terjaga keaslianya, termasuk tiang-tiangnya yang masih kokoh sejak awal berdiri. Berkaitan dengan Tahun Baru Imlek 2572 (2021), dijelaskannya bahwa makna dari Tahun Baru Imlek berasal dari kata sincia yang berarti baru atau awal permulaan.
Sedangkan umat Khonghucu sendiri dalam menyambut Imlek tahun ini dikatakan Halim akan melakukan sembahyang untuk berdoa memohon semangat yang baru, harapan baru, dan di tahun 2572 ini mendapatkan berkah kesehatan, kelancaran usaha, dan pandemi segera berakhir, semuanya bisa terselamatkan. Tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah dianjurkan pemerintah. Halim juga berpesan agar di masa pandemi ini seluruh umat Khonghucu untuk selalu...
Read moreWe were staying in central Malang and walked here intending to take a look at the impressive temple from the outside.
Soon though we had met a very friendly local who insisted on showing us around the entire temple. The building is absolutely steeped in history and still used as a place of worship, as well as a social centre for the Indo-chinese community.
We would highly recommend spending an hour or so looking around and speaking to some of the local temple-goers. Everyone we met was incredibly friendly, keen to practice their English speaking with us and the building was far more impressive than we thought it would be.
Well worth a visit...
Read more