Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)
Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang) things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
IndonesiaSouth SumatraPalembangSultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)
Description
cultural
accessibility
The Great Mosque of Palembang, also known as Sultan Mahmud Badaruddin I Great Mosque after the former Sultan of Palembang, is the main mosque of Palembang, the capital of South Sumatra.
attractions: Kuto Besak Fortress, Palembang Fountain Circle, Sultan Mahmud Badaruddin II Museum, Monumen Ampera, Taman Sekanak Lambidaro, Tugu Ikan Belido, WEDRINK IP MALL, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya 聖輪雷藏寺, Palembang Grand Mosque Foundation, Jembatan 10 ULU, restaurants: River Side Restaurant, Pempek Lala, Pempek & Es Kacang Vico ( Depan PIM Mal ), Martabak HAR Sudirman, Pempek Saga Sudi Mampir, Restoran Sederhana Sudirman-Cinde, Pempek Beringin Dempo, Soto Abah Opan, Pempek Edy, Martabak Bangka Pulau Mas
Ratings
Description
The Great Mosque of Palembang, also known as Sultan Mahmud Badaruddin I Great Mosque after the former Sultan of Palembang, is the main mosque of Palembang, the capital of South Sumatra.
Posts
Sejarah Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Saat terjadi perang antara masyarakat Palembang dengan Belanda pada tahun 1659 M, sebuah masjid terbakar. Masjid tersebut merupakan masjid yang dibangun oleh Sultan Palembang kala itu, Ki Gede Ing Suro, yang berlokasi di Keraton Kuto Gawang. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1738 M,. Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo membangun kembali masjid tepat di lokasi berdirinya masjid yang terbakar. Pembangunan masjid yang baru memakan waktu cukup lama, hingga pada 26 Mei 1748 atau pada 28 Jumadil Awal 1151 tahun Hijriah, masjid tersebut baru diresmikan berdiri. Di awal pembangunannya, Masjid Agung Palembang disebut oleh masyarakat Palembang dengan nama Masjid Sulton. Nama tersebut merujuk pada pembangunan masjid yang diketuai dan dikelola secara langsung oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Ketika pertama kali dibangun,masjid ini meliputi lahan seluas 1.080 meter persegi (sekitar 0,26 hektar) dengan kapasitas 1.200 orang. Lahan kemudian diperluas oleh Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta Mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin. Awalnya masjid ini belum memiliki menara.. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (masa pemerintahan 1758–1774) menara masjid dibangun. Lokasi menara masjid terpisah dari bangunan utama, dan berada di bagian barat. Pola menara masjid berbentuk segi enam setinggi 20 meter. Rupa menara masjid menyerupai menara kelenteng. Bentuk atap menara melengkung pada bagian ujungnya, dan beratap genteng. Menara masjid memiliki teras berpagar yang mengelilingi bangunan menara. Masjid Agung Palembang sebagai salah satu masjid tertua yang ada di nusantara sudah mengalami berbagai renovasi. Dari 1819-1821, renovasi dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah itu, ekspansi lebih lanjut dilakukan pada tahun 1893, 1916, 1950, 1970, dan terakhir pada tahun 1990-an. Selama ekspansi pada 1966-1969 oleh Yayasan Masjid Agung, lantai kedua dibangun dengan luas tanah 5.520 meter persegi dengan kapasitas 7.750 orang. Pada tanggal 22 Januari 1970 dimulai pembangunan menara baru yang disponsori oleh Pertamina. Menara baru ini setinggi 45 meter, mendampingi menara asli bergaya Cina, diresmikan pada tanggal 1 Februari 1971. Masjid ini sangat khas dengan tradisi Melayu Palembangnya. Sebagian besar kayu yang terdapat di arsitektur masjid memiliki ukiran khas Melayu Palembang yang disebut Lekeur. Salah satu renovasi terbesar terjadi pada tahun 1999. Renovasi yang dilakukan oleh Gubernur Laksamana Muda H Rosihan Arsyad tidak hanya memperbaiki bagian yang rusak, tetapi juga merestorasi bangunan masjid dengan menambahkan tiga bangunan baru. Ketiga bangunan tersebut antara lain, bangunan di bagian selatan masjid, di bagian utara, dan bagian timur. Pada renovasi dan restorasi ini, kubah masjid juga mengalami perbaikan di berbagai sisinya. Saat ini, bangunan asli masjid ini terletak di tengah bangunan baru, diresmikan oleh Presiden kelima Indonesia, Megawati Masjid ini dipengaruhi oleh 3 arsitektur yakni Melayu, China dan Eropa. Gaya khas arsitektur Nusantara adalah pola struktur bangunan utama berundak tiga dengan puncaknya berbentuk limas. Undakan ketiga yang menjadi puncak masjid atau mustaka memiliki jenjang berukiran bunga tropis. Pada bagian ujung mustaka terdapat mustika berpola bunga merekah. Bentuk undakan bangunan masjid dipengaruhi bangunan dasar candi Hindu-Jawa, yang kemudian diserap Masjid Agung Demak. Ciri khas arsitektur Eropa terdapat pada rupa jendela masjid yang besar dan tinggi. Pilar masjid berukuran besar dan memberi kesan kokoh. Material bangunan seperti marmer dan kaca diimpor langsung dari Eropa
Miruan syachMiruan syach
60
Terletak tepat ditengah kota, diantara jalan Sudirman dan jalan merdeka, kelurahan 19 ilir kecamatan ilir barat I, sekitar 200 meter dari pangkal jembatan Ampera. Berdiri kokoh sebagai bagian sejarah kota Palembang, sebuah masjid megah yg dulu pernah dikenal dengan nama Masjid Sulton. Dibangun pada 1738 oleh sultan Palembang Darussalam yg bernama Jayo Wikramo atau yg lebih dikenal dengan sultan Mahmud Badaruddin I, pembangunan masjid yg berlangsung selama 10 tahun ini akhirnya selesai pd 26 Mei 1748. Diawal berdirinya masjid ini hanya berukuran 30 x 36 meter dan belum memiliki menara. Arsitektur masjid pada awalnya adalah campuran antara budaya lokal, cina dan eropa. Atap berbentuk limas berundak 3, pd masing2 sisi atap tedapat 13 jurai (bentuk melengkung dan lancip) yg merupakan ciri khas bentuk atap2 kelenteng Cina. Sedangkan gaya eropa dapat ditemui pada jendela2 masjid yg besar dan pilar2 batunya yg kokoh. Pada masa pemerintahan sultan Ahmad Najamuddin (1758 - 1774), menara masjid dibangun, lokasi menara masjid terpisah dari bangunan utama. Pola menara dibuat bentuk persegi enam setinggi 20 meter, hampir menyerupai menara pd bangunan klenteng. Pd masa penjajahan Belanda, masjid Agung pernah menjadi pusat pertahanan rakyat Palembang melawan Belanda, dlm pertempuran sengit 5 hari berturut-turut. Pertempuran bermula pd 1-1-1947, pejuang republik awalnya menyerang markas Belanda disekitar RS. Charitas. Keesokan harinya Belanda membalas serangan dengan menggempur pusat pertahanan republik yg berada di masjid Agung. Tentara Belanda menyerang Palembang (tahun 1947). Walau Belanda sdh mengerahkan semua kekuatan baik laut maupun udara, namun mrk belum bisa menembus garis pertahanan pejuang republik. Setelah 5 hari pertempuran yg melelahkan dan banyak memakan korban dikedua belah pihak, akhirnya pd hari kelima tentara Belanda mulai mundur teratur. Sampai akhirnya disepakati gencatan senjata antara kedua belah pihak. Peristiwa ini merupakan kemenangan bagi rakyat Palembang dimana pasukan Belanda bersenjata lengkap gagal menaklukkan Palembang. Masjid Agung yg menjadi kebanggaan masyarakat kota Palembang terus berbenah, dan pada tahun 1970, menara masjid yg baru, setinggi 45 meter dibangun dan berdiri kokoh berdampingan dgn bangunan utama masjid. Pd saat itu luas keseluruhan masjid sdh mencapai 5.520 meter persegi dengan daya tampung sekitar 7500 jamaah. Pada masa itu masjid Agung sdh menjadi masjid terbesar se asia tenggara. Beberapa kali renovasi terhadap masjid pernah dilakukan, terakhir di tahun 2003 yg lalu dimana daya tampung masjid diperbesar lg mencapai 9000 jamaah. Demikianlah sejarah masjid Agung Palembang yg berhasil saya rangkum dari beberapa sumber. Terima kasih.
mangdeden99mangdeden99
00
Visited Masjid Agung Palembang (the Great Mosque of Palembang) on 16/Mar/2020, when I could not read/speak Indonesian at all.😅 The mosque is the largest mosque in Palembang, with area 15,400 square meter. Before Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo rebuilt this mosque in the 18th century, it was founded by Sultan Ki Gede Ing Suro in the 17th century. It is said that the mosque forms the original Malay and Arab villages for a long time in Palembang. I visited the mosque in early morning, the scene of the mosque at dawn was too impressive to be real. I didn’t enter the mosque because I was not sure whether I would be allowed or not, if there’s any opportunity to revisit Palembang, I will go inside to explore more.
Stephanie ZhangStephanie Zhang
10
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. adalah sebuah masjid paling besar di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Masjid ini didirikan pada abad ke-18 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Saat ini, Masjid Agung Palembang telah menjadi Masjid regional di kawasan ASEAN. Masjid ini menempati kompleks seluas 15.400 meter persegi, di kawasan 19 Ilir, di mana merupakan salah satu Kampung Asli Melayu Palembang dan Arab yang telah lama didiami. Masjid Agung Palembang sebagai salah satu masjid tertua yang ada di nusantara sudah mengalami berbagai renovasi. *Tempat wudhu dan toilet ada di sebelah selatan masjid tempatnya untuk berwudhunya terawat dengan baik . salah satu kekurangannya adalah toilet pria dan wanita satu pintu masuk jadi kalau antri pasti bercampur pria dan wanita *Bangunannya luas terdiri dari tiga lantai *Karena kami kesini pas hari jumat jadi di sebelah sisi selatan masjid ramai yang berdagang .entah itu jualan sendal . peci atau macam2 perkakas yang kecil pokoknya lengkap. sembari menunggu sholat jumat pastinya *Dan setiap pintu masuk masjid , mau dari sebelah sisi timur ,selatan atau utara pasti ada petugas penitipan sandal tau kenapa ? saya juga bingung kenapa tidak ada sendal di pelataran masjid ataukah di titipkan semua ke petugas TERNYATA tidak semua sendal jamaah di masjid ini di titipkan tetapi di bawa masuk ke dalam masjid bahkan sampai di bawa ke lantai atas masjid baru kali ini saya tau ada yg seperti ini mungkin sudah bayaknnya kejadian sendal hilang
Hendra GunawanHendra Gunawan
10
Berada di kompleks seluas 15.400 meter persegi, Masjid Agung Palembang ini dikenal sebagai masjid terbesar di Palembang. Statusnya bahkan sudah menjadi salah satu masjid nasional berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia MA/233/2003. Tak hanya itu, masjid ini juga telah menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah sejak 2009. Hal tersebut tidak mengejutkan mengingat sejarah yang melatarbelakangi berdirinya Masjid Agung. Konon, sebuah masjid terbakar saat peperangan pada 1659 M. Kemudian pada 1738 M, Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo membangun kembali masjid tersebut di lokasi yang sama, yakni di kawasan 19 Ilir. Itulah alasan masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I. Pembangunan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya diresmikan kembali tahun 1748 M. Saat itu, masjid tersebut hanya memiliki luas 1.080 meter persegi dengan daya tampung hingga 1.200 orang jemaah. Namun, berbagai renovasi terus dilakukan untuk memperluas dan memperindah bangunan masjid mengingat jumlah jemaah yang terus bertambah. Salah satu renovasi terbesar dilakukan oleh Gubernur Laksamana Muda Haji Rosihan Arsyad pada 1999. Selain memperbaiki bagian rusak, beliau juga menambah tiga bangunan baru yakni bangunan di bagian selatan, utara, dan timur. Kubah masjid pun turut mengalami perbaikan di beberapa sisinya.
Mukhlis MhtMukhlis Mht
10
If you are muslim, try to visit this mosque! It is located in downtown where you can hang around after praying here. The mosque facilities are not maintained well. It is quite difficult to find direction or information board. You need to put your slipper or flip-flop in front of the mosque and pay the locket short after your leaving. Quite clean, but still under renovation.
Chania WidyaChania Widya
10
Nearby Attractions Of Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)
Kuto Besak Fortress
Palembang Fountain Circle
Sultan Mahmud Badaruddin II Museum
Monumen Ampera
Taman Sekanak Lambidaro
Tugu Ikan Belido
WEDRINK IP MALL
Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya 聖輪雷藏寺
Palembang Grand Mosque Foundation
Jembatan 10 ULU

Kuto Besak Fortress
4.5
(3.8K)Click for details

Palembang Fountain Circle
4.6
(764)Click for details

Sultan Mahmud Badaruddin II Museum
4.5
(518)Click for details

Monumen Ampera
4.5
(430)Click for details
Nearby Restaurants Of Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)
River Side Restaurant
Pempek Lala
Pempek & Es Kacang Vico ( Depan PIM Mal )
Martabak HAR Sudirman
Pempek Saga Sudi Mampir
Restoran Sederhana Sudirman-Cinde
Pempek Beringin Dempo
Soto Abah Opan
Pempek Edy
Martabak Bangka Pulau Mas

River Side Restaurant
4.4
(3.7K)$$
Click for details

Pempek Lala
4.5
(2.1K)$
Click for details

Pempek & Es Kacang Vico ( Depan PIM Mal )
4.6
(1.6K)$$
Click for details

Martabak HAR Sudirman
4.5
(1.4K)$$
Click for details
Reviews
- Unable to get your location