HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Monumen Ampera — Attraction in Palembang

Name
Monumen Ampera
Description
Nearby attractions
Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)
Jl. Jend. Sudirman, 19 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111, Indonesia
Kuto Besak Fortress
2Q55+CMW, 19 Ilir, Bukit Kecil, Palembang City, South Sumatra, Indonesia
Sultan Mahmud Badaruddin II Museum
Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113, Indonesia
Palembang Fountain Circle
16 Ilir, Ilir Timur I, Palembang City, South Sumatra 30111, Indonesia
Tugu Ikan Belido
2Q45+WV2, 19 Ilir, Bukit Kecil, Palembang City, South Sumatra 30113, Indonesia
Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya 聖輪雷藏寺
Jl. Sayangan Lrg Rumah Kuningan Lama, RW.NO: 619, 16 Ilir, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30125, Indonesia
Nearby restaurants
Martabak HAR Masjid Agung
Jl. Jend. Sudirman No.120/39, 17 Ilir, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111, Indonesia
Dermaga point Benteng Kuto Besak
2Q56+FPW, Jl. Palembang Darussalam, 19 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111, Indonesia
River Side Restaurant
Komplek Benteng Kuto Besar Jl. Rumah Bari, 19 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113, Indonesia
Musi View Cafe & Resto
2Q56+CMP Dermaga Point, Jl. Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil, Palembang City, South Sumatra 30111, Indonesia
Warung Terapung Mbok War
2Q57+XHC, Jl. Ps. 16 Ilir, 16 Ilir, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111, Indonesia
Pindang Pegagan Mbok Yah
Jl. Sekanak, 22 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30142, Indonesia
Musi Icon
Pelataran Dermaga, Jl. Ps. 16 Ilir, 16 Ilir, Kec. Ilir Tim. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Pempek Edy
2Q63+2MG, 26 Ilir, Jl. Mujahidin, Talang Semut, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113, Indonesia
WARUNG PEMPEK "CEK MAMAD"
Jl. Datuk Moh. Akib No.234, RT.13/RW.05, 22 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113, Indonesia
Sentral Kampung Pempek Palembang
2Q53+GWH, Jl. Beringin Janggut, Talang Semut, Kec. Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30135, Indonesia
Related posts
Keywords
Monumen Ampera tourism.Monumen Ampera hotels.Monumen Ampera bed and breakfast. flights to Monumen Ampera.Monumen Ampera attractions.Monumen Ampera restaurants.Monumen Ampera travel.Monumen Ampera travel guide.Monumen Ampera travel blog.Monumen Ampera pictures.Monumen Ampera photos.Monumen Ampera travel tips.Monumen Ampera maps.Monumen Ampera things to do.
Monumen Ampera things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Monumen Ampera
IndonesiaSouth SumatraPalembangMonumen Ampera

Basic Info

Monumen Ampera

JL. Dr. AK. Gani, 9 Ilir, 30113 Palembang, Indonesia, 19 Ilir, Bukit Kecil, Palembang City, South Sumatra 30113, Indonesia
4.5(425)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Scenic
Accessibility
Family friendly
attractions: Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang), Kuto Besak Fortress, Sultan Mahmud Badaruddin II Museum, Palembang Fountain Circle, Tugu Ikan Belido, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya 聖輪雷藏寺, restaurants: Martabak HAR Masjid Agung, Dermaga point Benteng Kuto Besak, River Side Restaurant, Musi View Cafe & Resto, Warung Terapung Mbok War, Pindang Pegagan Mbok Yah, Musi Icon, Pempek Edy, WARUNG PEMPEK "CEK MAMAD", Sentral Kampung Pempek Palembang
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Phone
+62 711 358450

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Palembang
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Palembang
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Palembang
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Monumen Ampera

Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)

Kuto Besak Fortress

Sultan Mahmud Badaruddin II Museum

Palembang Fountain Circle

Tugu Ikan Belido

Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya 聖輪雷藏寺

Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)

Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Great Mosque (Great Mosque of Palembang)

4.8

(6.3K)

Open 24 hours
Click for details
Kuto Besak Fortress

Kuto Besak Fortress

4.5

(6.6K)

Open 24 hours
Click for details
Sultan Mahmud Badaruddin II Museum

Sultan Mahmud Badaruddin II Museum

4.6

(578)

Open 24 hours
Click for details
Palembang Fountain Circle

Palembang Fountain Circle

4.6

(785)

Open 24 hours
Click for details

Nearby restaurants of Monumen Ampera

Martabak HAR Masjid Agung

Dermaga point Benteng Kuto Besak

River Side Restaurant

Musi View Cafe & Resto

Warung Terapung Mbok War

Pindang Pegagan Mbok Yah

Musi Icon

Pempek Edy

WARUNG PEMPEK "CEK MAMAD"

Sentral Kampung Pempek Palembang

Martabak HAR Masjid Agung

Martabak HAR Masjid Agung

4.5

(622)

Click for details
Dermaga point Benteng Kuto Besak

Dermaga point Benteng Kuto Besak

4.5

(168)

Click for details
River Side Restaurant

River Side Restaurant

4.4

(3.6K)

$$

Click for details
Musi View Cafe & Resto

Musi View Cafe & Resto

4.2

(50)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Posts

Yoni ShinYoni Shin
Mohon dibaca Pasca proklamasi kemerdekaan RI, berbagai wilayah di nusantara masih mengalami pergolakan dalam serangan agresi militer Belanda II. Seperti yang terjadi di Palembang pada Desember 1946, Belanda yang melanggar garis demarkasi menyulut pertempuran. Karena terdesak perlawanan pejuang nasionalis, mereka meminta bantuan, yang pada akhirnya membuat para pejuang nasionalis tersudut. Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Penjajah Belanda juga menembaki pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom serta granat. Pertempuran itu terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian kota ini. Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama pembangunan monumen. Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera. Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam. Masuk ke dalam bangunan utama Monpera, pengunjung akan menemukan berbagai koleksi sejarah yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Sumatera Selatan dalam menghadapi agresi militer Belanda II. Koleksi tersebut antara lain berupa foto dokumentasi, pakaian yang pernah digunakan para pejuang, senjata, buku, hingga mata uang yang pernah berlaku di NKRI. Bangunan Monpera yang penuh akan simbol-simbol merupakan upaya mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi mempertahankan kemerdekaannya. Sehingga monumen tidak hanya menjadi sekadar bangunan sakral yang menggambarkan kejayaan masa lalu belaka, tetapi lebih dari itu, monumen bisa menjadi wadah untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur perjuangan nasionalisme bangsa Indonesia. Wikipedia
Fepi PebriantyFepi Pebrianty
Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Penjajah Belanda juga menembaki pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom serta granat. Pertempuran itu terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian kota ini. Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama pembangunan monumen. Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera. Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam.
Shofian brownShofian brown
》 MONPERA (MONumen PErjuangan RAkyat) merupakan simbol Perjuangan Rakyat Yang Bergelora. 》 Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera. Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam. (Sumber : AhmadIbo/Indonesia Kaya).
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Palembang

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Mohon dibaca Pasca proklamasi kemerdekaan RI, berbagai wilayah di nusantara masih mengalami pergolakan dalam serangan agresi militer Belanda II. Seperti yang terjadi di Palembang pada Desember 1946, Belanda yang melanggar garis demarkasi menyulut pertempuran. Karena terdesak perlawanan pejuang nasionalis, mereka meminta bantuan, yang pada akhirnya membuat para pejuang nasionalis tersudut. Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Penjajah Belanda juga menembaki pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom serta granat. Pertempuran itu terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian kota ini. Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama pembangunan monumen. Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera. Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam. Masuk ke dalam bangunan utama Monpera, pengunjung akan menemukan berbagai koleksi sejarah yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Sumatera Selatan dalam menghadapi agresi militer Belanda II. Koleksi tersebut antara lain berupa foto dokumentasi, pakaian yang pernah digunakan para pejuang, senjata, buku, hingga mata uang yang pernah berlaku di NKRI. Bangunan Monpera yang penuh akan simbol-simbol merupakan upaya mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi mempertahankan kemerdekaannya. Sehingga monumen tidak hanya menjadi sekadar bangunan sakral yang menggambarkan kejayaan masa lalu belaka, tetapi lebih dari itu, monumen bisa menjadi wadah untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur perjuangan nasionalisme bangsa Indonesia. Wikipedia
Yoni Shin

Yoni Shin

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Palembang

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Penjajah Belanda juga menembaki pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom serta granat. Pertempuran itu terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian kota ini. Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama pembangunan monumen. Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera. Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam.
Fepi Pebrianty

Fepi Pebrianty

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Palembang

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

》 MONPERA (MONumen PErjuangan RAkyat) merupakan simbol Perjuangan Rakyat Yang Bergelora. 》 Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera. Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam. (Sumber : AhmadIbo/Indonesia Kaya).
Shofian brown

Shofian brown

See more posts
See more posts

Reviews of Monumen Ampera

4.5
(425)
avatar
5.0
7y

Pasca proklamasi kemerdekaan RI, berbagai wilayah di nusantara masih mengalami pergolakan dalam serangan agresi militer Belanda II. Seperti yang terjadi di Palembang pada Desember 1946, Belanda yang melanggar garis demarkasi menyulut pertempuran. Karena terdesak perlawanan pejuang nasionalis, mereka meminta bantuan, yang pada akhirnya membuat para pejuang nasionalis tersudut.

Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Penjajah Belanda juga menembaki pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom serta granat. Pertempuran itu terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian kota ini.

Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama pembangunan monumen. Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera).

Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera.

Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam.

Masuk ke dalam bangunan utama Monpera, pengunjung akan menemukan berbagai koleksi sejarah yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Sumatera Selatan dalam menghadapi agresi militer Belanda II. Koleksi tersebut antara lain berupa foto dokumentasi, pakaian yang pernah digunakan para pejuang, senjata, buku, hingga mata uang yang pernah berlaku di NKRI.

Bangunan Monpera yang penuh akan simbol-simbol merupakan upaya mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi mempertahankan kemerdekaannya. Sehingga monumen tidak hanya menjadi sekadar bangunan sakral yang menggambarkan kejayaan masa lalu belaka, tetapi lebih dari itu, monumen bisa menjadi wadah untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur perjuangan nasionalisme bangsa...

   Read more
avatar
5.0
7y

Mohon dibaca Pasca proklamasi kemerdekaan RI, berbagai wilayah di nusantara masih mengalami pergolakan dalam serangan agresi militer Belanda II. Seperti yang terjadi di Palembang pada Desember 1946, Belanda yang melanggar garis demarkasi menyulut pertempuran. Karena terdesak perlawanan pejuang nasionalis, mereka meminta bantuan, yang pada akhirnya membuat para pejuang nasionalis tersudut.

Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Penjajah Belanda juga menembaki pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom serta granat. Pertempuran itu terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian kota ini.

Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama pembangunan monumen. Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera).

Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera.

Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5 hari 5 malam.

Masuk ke dalam bangunan utama Monpera, pengunjung akan menemukan berbagai koleksi sejarah yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Sumatera Selatan dalam menghadapi agresi militer Belanda II. Koleksi tersebut antara lain berupa foto dokumentasi, pakaian yang pernah digunakan para pejuang, senjata, buku, hingga mata uang yang pernah berlaku di NKRI.

Bangunan Monpera yang penuh akan simbol-simbol merupakan upaya mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi mempertahankan kemerdekaannya. Sehingga monumen tidak hanya menjadi sekadar bangunan sakral yang menggambarkan kejayaan masa lalu belaka, tetapi lebih dari itu, monumen bisa menjadi wadah untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur perjuangan nasionalisme bangsa...

   Read more
avatar
5.0
7y

Pada Januari 1947, Belanda makin gencar menghancurkan Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Penjajah Belanda juga menembaki pejuang nasionalis dari kapal perang dan boat, menjatuhkan bom serta granat. Pertempuran itu terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Palembang selama 5 hari 5 malam dan menghancurkan sebagian kota ini.

Untuk memperingati peristiwa tersebut, para sesepuh pejuang kemerdekaan RI wilayah Sumatera Selatan yang tergabung dalam Legiun Veteran Sumatera Selatan berinisiatif untuk membangun sebuah monumen peringatan. Cita-cita tersebut baru terwujud pada 17 Agustus 1975 dengan dilakukannya upacara peletakan batu pertama pembangunan monumen. Pembangunan monumen selesai pada 1988, yang kemudian diresmikan oleh Alamsyah Ratu Prawiranegara (Menkokesra pada saat itu) dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera).

Bentuk Monpera menyerupai bunga melati bermahkota lima. Melati menyimbolkan kesucian hati para pejuang, sedangkan lima sisi manggambarkan lima wilayah keresidenan yang tergabung dalam Sub Komandemen Sumatera Selatan. Sedangkan jalur menuju ke bangunan utama Monpera berjumlah 9, yaitu 3 di sisi kiri, 3 di sisi kanan, dan 3 di sisi bagian belakang. Angka 9 tersebut mengandung makna kebersamaan masyarakat Palembang yang dikenal dengan istilah “Batang Hari Sembilan”. Sementara tinggi bangunan Monpera mencapai 17 meter, memiliki 8 lantai, dan 45 bidang/jalur. Angka-angka tersebut mewakili tanggal proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Monpera juga dilengkapi dengan berbagai bangunan lain yang ada di sekitarnya, seperti pintu gerbang utama yang dibuat dengan 6 cagak beton. Angka tersebut melambangkan 6 daerah perjuangan rakyat Sumatera Selatan. Melewati gerbang utama, pengunjung akan menemukan gading gajah yang terbuat dari coran semen dan pasir. Gading tersebut melambangkan perjuangan rakyat Sumatera Selatan bak gajah mati meninggalkan gading. Pada gading gajah tertulis prasasti dan angka tahun diresmikannya Monpera.

Simetris dengan prasasti gading gajah, terdapat dada membusung garuda pancasila yang ada pada dinding bangunan utama Monpera. Sementara pada bagian yang lain terdapat dua relief, relief pertama menggambarkan kondisi masyarakat saat pra kemerdekaan, sedangkan relief yang lain menggambarkan peristiwa perang 5...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next