Museum Sandi stands as a beacon of historical and cultural significance. The museum’s location is both convenient and inviting, situated not far from the iconic Tugu Jogja and within easy reach of the Yogyakarta City Library. Its accessibility is commendable, with clear signage and well-maintained pathways leading to its doors.
Upon arrival, the architectural beauty of the building strikes you immediately. The Dutch colonial-style edifice is not only aesthetically pleasing but also houses a wealth of historical treasures that tell the story of Indonesia’s cryptographic past. The museum’s two floors are thoughtfully laid out, with exhibits that are both informative and interactive, making it an educational experience for visitors of all ages.
The amenities at Museum Sandi contribute to a comfortable visit. The visitor center is staffed with knowledgeable and friendly personnel who are eager to assist and provide insights into the exhibits. Restrooms are clean and well-stocked, ensuring that basic needs are met with ease. While parking is available, it’s advisable to arrive early as spaces can fill up quickly due to the museum’s popularity.
One of the museum’s highlights is its community engagement. It opens its doors to discussions and events, fostering a sense of inclusivity and learning. The free admission is a generous touch, allowing everyone to partake in the museum’s offerings without financial barriers.
In conclusion, Museum Sandi is a must-visit for those intrigued by the art of cryptography and the rich history it encompasses. Whether you’re a history buff, a cryptography enthusiast, or simply looking for an enriching experience, this museum will not disappoint. I wholeheartedly recommend Museum Sandi to other travelers seeking a unique and enlightening journey through Indonesia’s...
Read moreSebagai perantau yang datang dari negeri Laskar Pelangi yang jauh, tentu ada rasa penasaran akan pengetahuan yang begitu besar. sehabis berkunjung ke Museum Dharma Wiratama dan Gramedia Sudirman, saya diberitahu oleh petugas di lokasi bahwa terdapat Museum Sandi yang letaknya tak jauh dari sekitaran simpang Sudirman. Dengan latar belakang ini, rasa ingin tahu saya seketika menguasai isi kepala. Berbekal panduan Google Maps dan tumbler 1,5 L, saya memberanikan diri untuk mengunjungi museum ini dengan berjalan kaki sendirian.
Sesampainya di lokasi, saya cukup dikejutkan dengan arsitektur bangunannya yang cukup compact dan klasik. Peninggalan Belanda pikir saya. Terdapat area parkir yang cukup luas, namun relatif sepi. Pada pintu masuk, kita akan disambut dengan meja pelayanan. Disinilah para pengunjung disilakan untuk mengisi buku tamu dan memulai petualangan dalam memahami dunia per-cipher-an.
Di awal, kita akan diarahkan oleh guide untuk menonton sekilas video pengenalan mengenai sejarah dunia sandi serta perangkat negara yang mengurusi bidang persandian, yakni Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Selepasnya, guide akan mengajak kita untuk berkenalan dan mengenal lebih jauh tentang diri kita. Sebagai seorang perantau, saya sangat senang apabila orang lain tertarik dengan hal-hal mengenai daerah asal, seperti wisata dan kuliner setempat. Sungguh mengasyikkan.
Selanjutnya kita akan memasuki ruangan yang menerangkan evolusi sistem persandian di dunia, mulai dari sistem yang digunakan oleh Bangsa Sumeria lebih dari 5000 tahun lalu, berlanjut ke Bangsa Yunani, hingga masa sekarang. Selanjutnya, kita akan dibawa berkenalan dengan bapak sandi Indonesia, yaitu dr. Roebiono Kertopati, seorang dokter bedah yang menguasai 4 bahasa berbeda. Beliaulah yang menjadi pionir perkembangan pengiriman pesan rahasia pada masa Bersiap dengan menyusun buku panduan kode dan dibentuknya Dinas Code dan Tjawatan Sandi pada masa TKR, BKR, dan TRI.
Penjelasan dari guide sangat asyik dan menarik, meski tidak secara detail menjelaskan, kita mampu merasakan enjoyment ketika bisa bertanya dan melihat koleksi-koleksi unik di museum ini, seperti diorama rumah warga yang dijadikan markas rahasia Dinas Code yang terletak di Kulonprogo. Merekalah yang berperan sangat penting dalam penyebaran berita Serangan Umum 1 Maret ke dunia internasional yang mengisyaratkan bahwa kekuatan militer Indonesia masih eksis. Pada lantai 2, kita akan menemukan koleksi barang-barang pribadi milik dr. Roebiono seperti kamera, tanda jasa, serta memorabilia dari kepala Lembaga Sandi Negara terdahulu.
Pada akhir kunjungan, guide akan mengajak kita bermain sebuah game untuk memecahkan sebuah pesan terenkripsi dalam Caesar Cipher, yakni sebuah sistem sandi dimana pesan dienkripsi dengan menggeserkan huruf pada pesan asli dan pesan sandi sebanyak beberapa huruf sesuai kesepakatan pengirim dan penerima pesan. Ada juga Wall of Expression yang bisa kita gunakan untuk menulis ulasan ataupun mencurahkan isi pikiran kita selepas menjelajahi perjalanan ruang dan waktu di sini.
Oh iya, terakhir, kita dapat berbelanja merchandise dari Museum Sandi berupa totebag, mug, gantungan kunci, dan stiker yang dapat kita beli dengan harga yang sangat terjangkau.
Kesimpulannya, Museum Sandi sangat recommended untuk dikunjungi. Letaknya yang masih termasuk kawasan Kotabaru memudahkan kita untuk berjelajah, belajar, serta mencicipi kuliner lokal. Guide yang ramah dan asyik serta suasana museum yang bersih dan nyaman menjadi dasar saya untuk memberikan bintang 5 pada...
Read moreOne of the most underrated museums in Yogyakarta but one of the best :) Located in the area of Kotabaru, the place is quite difficult to notice since it looks like an ordinary colonial house. People might pass it and find themselves in front of the hotel - which is more visible. The great part about the museum is it opens also on Sundays! You can come and the guide will welcome you kindly. You will get a small code paper for a small game later. The rooms are clean, has great audio and good condition collections. The guide will be with you for the first 2-3 rooms, explaining about the history of codes. Then you can freely explore the museum. You will not get lost because the place is quite small. Then you can continue to the second floor where a game room exists. You can play codes game in the cozy room. It's better to come with small groups since the rooms for the exhibitions are usually small. Sunday morning and other mornings are usually quiet so it's a good time...
Read more