Salam Maknyuss...
Warung bakso di kawasan Rawamangun ini memang populer. Kabarnya, menu bakso dan isian lainnya punya rasa gurih enak. Harganyapun ramah di kantong dan cita rasanya bikin puas. Wah, kami jadi ikut penasaran!
Karena tak berdomisili di Rawamangun, kami sempat berputar-putar dulu mencari jalan Rawamangun Muka Barat tempat warung bakso Malang Cak Su Kumis berdiri. Ternyata lokasinya berada di tengah-tengah komplek pemukiman, berseberangan dengan kantor Kelurahan Rawamangun dan berjarak beberapa ratus meter dari pasar Sunan Giri.
Antrean panjang jadi pemandangan pertama yang terlihat dari warung bakso yang sudah didirikan sejak tahun 1990 ini. Wah, tak kurang dari 10 orang sudah mengantre mengambil bakso di warung dengan konsep prasmanan. Di depannya terdapat piring kecil berbahan plasik, mangkuk tebal putih, juga sendok dan garpu.
Di sebelahnya diletakkan aneka pilihan bakso, lengkap dengan bawang goreng dan seledri yang juga bisa diambil sendiri. Yang dijajakan adalah jenis bakso halus, bakso urat, tahu siomay, kekian, siomay basah dan juga siomay goreng. Bagian inipun tampak tak rapi karena tumpahan bawang goreng dan seledri yang berceceran.
Sayapun segera masuk dalam antrean yang sudah mengular hingga ke bagian depan warung. Tampak pegawai warung bakso sedang sibuk memasukkan kekian goreng ke dalam wadah untuk diambil pembeli. Pegawai lain tampak sibuk menambahkan kuah kaldu dan bakso ke dalam panci besar.
Sayang, saat mengantre, jenis baksonya tak komplit. Hanya tersedia bakso halus, siomay goreng dan kekian goreng saja. Sayapun memilih siomay goreng, kekian, dan 3 butir bakso halus. Kemudian mangkuk digeser ke depan panci kuah, dan pegawainya dengan sigap menuang kuahnya yang putih bening.
Saat makanpun tiba! Saya langsung menyesap kuah beningnya yang menebar aroma bawang putih kuat. Hmm, terasa gurih enak dengan rasa khas air kaldu sapi. Jejak kuahnya makin enak dengan taburan bawang goreng plus cacahan seledri. Bikin perut nyaman dan hangat!
Bakso halusnya berwarna putih pucat berukuran sedang, dengan serat daging yang masih terasa. Saat digigit, rasanya kenyal-kenyal gurih khas daging sapi berpadu dengan bumbu di dalamnya.
Begitu juga dengan kekian dan siomay goreng. Bagian luarnya garing, namun lembut enak saat digigit bagian dalamnya. Rasa gurih khas ikan tenggiri begitu terjejak. Sayapun asyik menikmati semangkuk bakso berkuah sedap tanpa tambahan kecap, saus ataupun sambal. Makin enak saat disantap bersama krupuk kanji yang tersedia di dekat meja.
Di sini, bakso baru dibayar seusai makan. Sambil mengantre pembayaran, saya sempat mengintip seorang pembeli di depan saya. Ia tampak membawa kertas yang bertuliskan jumlah bakso yang diambil oleh seluruh anggota keluarganya. Rupanya, hal itu dilakukan agar jumlah bakso yang dibayar sesuai dengan yang diambil.
Giliran saya membayarpun tiba. Jumlah isian mangkuk yang diambil, kemudian semuanya dikali Rp 3.000. "Semuanya 15, plus krupuk 3 dan air mineral 3," jelas saya menyebut jumlah pesanan saya dan kedua teman.
Menyantap bakso yang hangat gurih, paling asyik dilanjut menikmati es campur, es teler ataupun es kelapa. Sayang, kios 'Es Sinar Garut' di sebelahnya belum buka. Semoga pada kunjungan selanjutnya, saya bisa menikmati bakso Malang komplit plus es segar...
Read moreSecara personal, saya suka sekali dengan cita rasa bakso bakwan malang di sini. Hanya saja dari segi pelayanan dan tempat membuat saya berpikir ulang apabila ingin datang kembali. Mulai dari cara pesan yang rumit dan tidak efisien sampai tempat yang sempit dengan sirkulasi udara yang buruk, membuat saya merasa kurang nyaman makan di tempat jika ada kesempatan untuk berkunjung kembali.
Kali kedua dine in di sini, kami harus mengantri lama sekali hanya karena pengunjung berlama-lama memilih baso yang mereka ingin makan. Satu orang mengantri untuk satu rombongan, yang dilakukan supaya mereka bisa membooking meja lebih dulu dibandingkan para pengunjung yang masih antri. Setelah mendapat semangkuk bakso, kami tidak langsung ditanya ingin memesan minum apa. Jangankan itu, dihampiri di meja saja tidak dan saya juga kesulitan untuk memanggil pelayanannya. Terlihat setiap pelayan tidak punya keahlian menangani pengunjung yang membludak dalam satu waktu. Setelah makanan saya habis, minuman baru tiba dan itu pun tidak sesuai dengan pesanan.
Tempat yang kecil dengan kipas angin yang minim, belum lagi dengan membludaknya pengunjung, membuat tempat ini penuh sesak dan panas. Sirkulasi udaranya buruk, dan tatapan orang-orang yang mengantri untuk makan membuat kami tidak bisa berlama-lama di meja makan. Sungguh definisi fast food yang bukan fast food, bahkan McDonald's saja tidak memberi kesan ini kepada pengunjungnya.
Salah satu hal yang saya sayangkan di sini sejak awal berkunjung adalah sistem pembayarannya. Pengunjung diminta menjelaskan bakso apa saja yang mereka ambil sebelumnya. Beruntung jika ingat atau jujur, tapi bagaimana jika berbohong? Lalu transparansi harga juga tidak ada. Terkesan kasir menembak harga setelah mendengar deskripsi pengunjung yang mengingat-ingat makanannya. Karena lucunya kemarin harga yang saya bayarkan sama mahalnya dengan teman saya yang makan menggunakan kerupuk, lontong, dan es jeruk. Padahal saya hanya makan bakso saja dengan es teh manis. Jumlah bakso dan variasi yang kami ambil juga sama. Wallahu a'lam...
Read moreBest bakso malang so far in the city. The authentic taste of Malang is here. The meatball is tender and tasty with balanced compositions of meat and flour. Soup is warm, smooth and gentle when entering the mouth, yet rich in taste. Other sides such as dumplings, fried wontons are just perfect with its textures and taste.
The place is less comfortable, no parking lot (on street parking), quite small and really hot when packed with bunch of folks. No fruit juice served. Price is average though. Overall its worth the effort to go here and have a try to this nice delicacies that brings...
Read more