Hiruk pikuk kota Jakarta sangat nampak di sepanjang Jalan Hayam Wuruk. Suara bising klakson kendaraan bermotor terus menerus bersahutan akibat macet. Belum lagi panasnya kota Jakarta membuat setiap orang yang melintas ingin segera sampai ke tempat tujuan.
Namun, di balik semerawutnya wilayah Barat Jakarta ini, terdapat satu masjid yang tampak teduh. Ratusan orang dengan jenggot panjang dan bergamis bisa dilihat saat mulai memasuki halaman masjid tersebut. Sebagian sedang melaksanakan salat, sebagian lagi sedang berdiskusi mengenai agama Islam.
Masjid tersebut bernama Masjid Jami Kebon Jeruk. Masjid yang terletak di Jalan Hayam Wuruk Nomor 85, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat ini memang selalu ramai jamaah. Setiap harinya, ratusan orang keluar masuk masjid untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam.
Meskipun bernama Masjid Jami Kebon Jeruk bukan berarti masjid ini terletak di wilayah Kebon Jeruk. Konon, nama tersebut diberikan karena halaman masjid terdapat banyak pohon jeruk.
Tasrif Muin, jamaah yang berasal dari Makassar mengatakan, masjid yang dibangun oleh Chan Tsien Hwu, seorang kapten kapal keturunan Tionghoa yang masuk Islam pada tahun 1786 merupakan pusat dakwah Islam di Indonesia.
"Di sini adalah markas besar Islam di Indonesia. Jadi setiap orang dari berbagai penjuru dunia yang ingin berdakwah di Indonesia atau orang Indonesia yang ingin berdakwah datang ke masjid ini dulu. Di sini ada orang Australia, Oman, Pakistan, dari seluruh wilayah Indonesia," ucap Tasrif dengan logat khas Makassarnya, Selasa (29/12).
Pria yang sering berdakwah di berbagai daerah di Indonesia ini melanjutkan, tak ada perbedaan yang bisa dilihat saat masuk ke dalam Masjid Jami Kebon Jeruk ini. Menurutnya, semua yang datang dapat disatukan hanya dengan agama Islam.
"Kita di sini semua sama. Tidak ada yang NU, tidak ada yang Muhammadiyah. Saat masuk semua pekerjaan di dunia kita tinggalkan, di sini mau itu wakil presiden pun kita perlakukan sama. Semua bisa disatukan dengan agama Islam," ucapnya sambil menunjuk beberapa jamaah yang sedang berdzikir.
Para jamaah di Masjid Jami Kebon Jeruk pun tidak mempedulikan latar belakang atau sejarah masjid tersebut. Menurut Tasrif, semua yang datang hanya untuk mencari ridho illahi.
"Iya kita di sini hanya ingin mencari ridho Allah. Kita tinggalkan pekerjaan, kita tinggalkan keluarga untuk berdakwah di jalan Allah," tuturnya.
Senada dengan Tasrif, Rajab jamaah asal Nusa Tenggara timur (NTT) mengatakan jika semua yang datang dari latar belakang yang berbeda.
"Di sini juga banyak yang badannya ada gambarnya. Tapi semua ingin menjadi seorang yang lebih baik," kata...
Read moreAYO BANGKIT INDONESIA NUSANTARA
Betul, aku umur 40 tahun, mantan pendakwah islam ketika remaja hingga ke Eropa, belajar agama di Gontor 1 tahun 1990an kemudian Timur Tengah lalu Belanda dan sekitarnya, tentu fasih Arab, Belanda, Inggris, dsb. Sejak November 2010 banyak mengalami kejadian spiritual diluar nalar yang sebenarnya sejak kecil juga ketika di Banyuwangi setahunan. Kelahiran Cilegon Banten dan kedua orangtuaku keturunan raja-raja Nusantara termasuk Minangkabau dan Eyang Prabu Siliwangi terlebih berhubungan dengan Kuda-Kuda Pariaman. Setelah hidup keliling dunia sejak mendiang Ibu meninggal muda baru berumur 27 tahun bersama adik yang belum lama lahir pun meninggal ketika saya baru 2 tahun 8 bulan, juga setelah Timur Tengah dan sekitarnya termasuk India, Pakistan, dsb juga Belanda kemudian Bali 3 tahun juga ada hal supranatural saya alami dengan saksi 2 orang teman. Ketika berdakwah satu lingkungan dengan mendiang Gito Rollies dan mantan suami Trie Utami di masjid kebon jeruk gajah mada kota lama Jakarta. Juga dekat dengan mendiang ustadz Luthfi Kalimantan yang juga dari Gontor 1. Ternyata memang Nusantara ini bukan lama dijajah Eropa tapi oleh Timur Tengah bahkan Eropa pun terjajah Timur Tengah juga karena itu banyak gereja-gereja di Eropa dijual menjadi rumah, dsb. Kenapa itulah sebagai mantan ustadz saya terlalu lelah memperbaiki bacaan bacaan mereka penganut agama timur tengah tapi fasih bahasanya pun tidak dan mereka salah-salah dalam membaca dan sangat susah untuk faham, padahal bahasa apapun ketika salah pengucapannya ya salah pula artinya dan mereka tidak sadar, hanya ikut-ikutan secara buta sudah turun-temurun. Dan sejak November 2023 saya sudah berhenti merokok total karena itu bagian penjajahan Belanda karena tembakau bukanlah asli Nusantara tapi Amerika latin. Begitupun ayo mari kembali ke Minyak Kelapa karena Kelapa Sawit bukan asli Nusantara tapi Afrika yang dipopulerkan Soeharto demi kepentingan Amerika Serikat yang merusak kesuburan tanah Nusantara. Perokok pun tidak peduli lingkungan sama sekali salah satu hasilnya suka buang sampah sembarangan, karena nafas dan paru-parunya sudah tercemar termasuk lingkungannya. Ingat jiwa yang sehat ada pada...
Read more.Masjid Jami' Kebun Jeruk. Jl. Hayam Wuruk No.83, RT.9/RW.5, Maphar, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11160
Alhamdulillah ,bisa melaksankan Ibadah Sholat Dzuhur Di Masjid Jami Kebun Jeruk
Fasilitas Parkir luas bahu jalan Hayam Wurukb aman dan berbayar. Tempat Wudhu bersih dan banyak Tempat Rak penitipan Sepatu dan barang ada locker dijaga petugas Tempat sholat ada 2 lantai bersih dan luas Kotak Amal tersedia
Kesan Alunan adzan Dzuhur yg merdu. Lantai nan putih dan bersih Imam masjid yg fasih membaca ayat bacaan sholat. Betapa tenang dan adem beribadah di masjid ini. Tempat berkumpulnya para Dai untuk menjalankan Ibadah sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Jemaah sebagian para jemaah dari berbagai daerah bahkan dunia dan jemaah penduduk sekitar serta jemaah yg kebetulan lewat masjid. untuk keduakalinya kesini habis zhuhur ada ceramah. Insya Allah Saya ingin mengunjungi tempat ibadah ini lagi dengan teman, keluarga. Salam...
Read more