Update 2025
Now it's open for public, it has biking way for biker, but the line also used by runner as well during weekday or weekend. Many street photographers spotted sometimes in the morning when many people doing outdoor sports. The street was closed during Car Free Day on Sunday, start from 06.00 - 10.00 am. It has street lamps along, gifts from UMM. The paving blocks are set around the Idjen Boulevard mark near the location of stage for Zumba. It becomes new spot for them who want to exercise or take some photo.
When you go to Car Free Day, make sure your belonging are safe. Last time, group of thieves were captured, but release with warn and under surveillance. This become concern for us, that they're still roaming without consequences. So, stay safe and protect each others.
Most favorite place for jogging, cycling or other kind of sports. People love to come on Sunday morning for CFD events. But for a while, Ijen was closed for community gathering during Covid-19 pandemic. Many people still doing jogging or cycling, vehicles easily access the road. But benches are not allowed to be seated at the time of pandemic.
But after 2 years (2022 now) we can gather again in car free day. People have fun and be...
Read moreBerdasarkan peta Kota Malang yang diambil dari rencana kota Hindia Belanda di Kotamadya Malang (Gemeente Malang) 1923 dan direvisi dari foto udara tertanggal Januari 1946, tampak ‘Idjen Boulevard’ dimulai dari sepanjang jalan perempatan Jalan Kawi (Kawi Straat) sampai Bundaran Jalan Panggung (Panggoeng Weg). Sebagai batas atau akhir Idjen Boulevard adalah ‘Idjen Plein’ (Bundaran Jalan Panggung).
Saat ini jika kita melintasi Kawasan Jalan Ijen akan tampak dua pembagian nama jalan sepanjang Jalan Ijen. Yaitu Jalan Besar Ijen (Idjen Boulevard) sepanjang mulai perempatan Jalan Kawi sampai Bundaran Jalan Panggung, dan Jalan Ijen (Idjen Straat) sepanjang mulai Bundaran Jalan Panggung sampai perempatan Jalan Bandung, Jalan Mayor Jenderal Panjaitan dan Jalan Brigjend Slamet Riadi (dulu Willis Weg).
Berdasarkan peta Hindia Belanda untuk Gemeente Malang ini mungkin yang menjadi dasar acuan bagi Pemerintah Kota Malang untuk menetapkan bahwa hanya Jalan Besar Ijen (Idjen Boulevard) yang ditetapkan sebagai ‘Kawasan Cagar Budaya’ (Kawasan Heritage). Sedangkan untuk Jalan Ijen (Idjen Straat) tidak menyandang status sebagai ‘Kawasan Cagar Budaya’ (Kawasan Heritage).
Di sisi lain ada juga yang menerangkan bahwa yang ditetapkan sebagai ‘Kawasan Cagar Budaya’ hanya di sepanjang jalan kembar dengan taman pembelah jalan (sepanjang mulai perempatan Jalan Kawi sampai perlimaan Jalan Pahlawan Trip, Jalan Buring dan Jalan Guntur).
Sejarah mencatat pembangunan Idjen Boulevard oleh Thomas Karsten berlangsung selama dua tahap. Yaitu pada bouwplan ke 5 dan bouwplan ke 7. Tetapi ini sebenarnya tidak menjadikan alasan untuk membedakan statusnya sebagai Kawasan Cagar Budaya. Karena Rencana Pembangunan Kota Malang (Bouwplan l – Bouwplan VIII) ada dalam satu rencana yang berkaitan dan berkesinambungan.
Kawasan Idjen Boulevard dibangun sebagai kawasan elit dengan sebutan ‘Bergenbuurt’ yang berarti kawasan jalan dengan nama-nama gunung. Artinya Idjen Boulevard direncanakan dan dibangun dalam satu kesatuan dengan jalan-jalan lain yang menggunakan nama gunung, tidak berdiri sendiri. Disinilah diperlukan adanya ‘zonasi’ yang menentukan batas-batas keruangan Kawasan Cagar Budaya yang berfungsi sebagai perlindungan.
Jika saja ‘zonasi’ ini benar-benar diterapkan secara transparan dan sungguh-sungguh, maka Kota Malang tidak akan kehilangan Smeroe Park (Taman Indrokilo), Boering Plein, Idjen Plein, dan Stadium (Stadion Gajayana dengan kolam renang dan lapangan tenisnya). Ini baru di Kawasan Bergenbuurt saja, belum di...
Read moreIdjen Boulevard is more than just a street; it's the elegant, green spine of Malang City. Lined with towering, ancient trees whose branches form a majestic canopy overhead, it's a stunning example of Dutch colonial urban planning. The wide sidewalks are perfect for a leisurely stroll, especially in the cool, misty mornings when locals come for "jemput angin" (literally "fetching the breeze").
But it's not just about nature. The boulevard is flanked by beautifully preserved colonial-era buildings, each whispering stories from a bygone era. Today, these historic structures house some of Malang's trendiest cafés, restaurants, and boutiques, creating a unique blend of old-world charm and modern vitality. Whether you're a history buff, an architecture enthusiast, or a coffee lover, Idjen Boulevard is an...
Read more