Patung karapan sapi "Tinggal Landas" begitulah nama lengkapnya sesuai dengan prasasti peresmian yang ditandatangani oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi RI, Soesilo Soedarman pada tanggal 10 November 1990. Terletak di sebuah taman berbidang segitiga yang berada di ujung jalan Panglima Sudirman menuju ke arah jalan Basuki Rahmat dan Urip Sumoharjo, dibuat oleh seniman dari Bali bernama I Nyoman Nuarta pada era pemerintahan R.P. Mohammad Noer saat menjadi Gubernur Jawa Timur periode tahun 1967 hingga tahun 1976. Patung ini berbahan tembaga, awalnya tidak dicat namun kini dicat kemerahan. Seiring perkembangan kota Surabaya, patung karapan sapi terlihat kecil jika dibandingkan dengan gedung bertingkat disekelilingnya. Patung Karapan Sapi 'Tinggal Landas' ini mengandung makna memberikan spirit untuk bisa bergerak maju. Sang pembuat I Nyoman Nuarta ingin membuat sebuah patung bergerak. Pada tahun 90-an Indonesia berkeinginan bukan hanya menjadi negera berkembang, tapi juga negara maju dengan berbagai indikator. Di era itu, Indonesia selalu dikaitkan dengan negara tinggal landas. Patung ini menjadi salah satu patung ikonik selain patung Suroboyo di depan kebun binatang Surabaya dan patung Jalesvea Jayamahe di timur Surabaya. Karena berbahan baku tembaga maka patung ini harus dijaga supaya tidak dirusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Taman di sekeliling patung juga harus dirawat untuk menambah keindahan patung dan...
Read moreTempat ini adalah salah satu dari sekian banyak monumen yang ada di kota Surabaya. Diresmikan pada tanggal 10 Nopember 1990, 28 tahun yang silam oleh Presiden Soeharto, selain sebagai taman kota juga menggambarkan simbol masyarakat Jawa Timur dalam keseharian nya, khusus nya masyarakat suku Madura. Memang karapan sapi tidak pernah ada di Surabaya namun hal ini cukup mewakili kultur masyarakat Madura yang tinggal di ibu kota Provinsi ini, yang juga sebagian kecil banyak berasal dari Pulau Madura karena kondisi geografis yang berseberangan dengan kota Surabaya, hanya terpisah Selat Madura yang kini sudah terhubung dengan keberadaan Jembatan Suramadu. Seiring dengan perkembangan dan laju pembangunan kota Surabaya saat ini, monumen yang berlokasi di antara Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Panglima Sudirman yang dulu nya sangat strategis terlihat dari sisi manapun, namun keberadaan nya saat ini sangat kurang terawat dan tertutup bangunan-bangunan tinggi serta berbagai papan iklan raksasa disekeliling nya. Semoga kedepan pemerintah Kota Surabaya akan lebih memperhatikan monumen-monumen bersejarah ini sebagai salah satu ikon Jawa Timur yang ada di Kota...
Read moreLewat sekalian foto hehehe... Patung karapan sapi aku kira taman , eh ternyata cuman monument 🤣 tapi bagus banget tempatnya jadi pengen foto wkwk
Monumen yang berupa Patung Kerapan Sapi berada di putar balik Jl. basuki Rachmad, Surabaya. Disebut patung kerapan sapi, karena berbentuk replika karapan sapi yang sedang dipacu oleh seorang Panongkek (Penunggang, red). Patung Karapan Sapi, demikian warga kota menyebut, diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1990.
Patung karapan Sapi ini merupakan salah satu Mahakarya dari pematung I Nyoman Nuarta. Karya lainya dari pematung dari bali ini adalah Monumen Jalesveva Jayamahe. Patung kerapan sapi ini terbuat dari tembaga dan semen.
Kerapan sapi merupakan kesenian tradisional dari madura. Latar belakang penciptaan kerapan sapi berkaitan dengan upacara meminta hujan yang dilakukan oleh penduduk madura pada masa lampau saat...
Read more