Nasi Kalong — Restaurant in Bandung City

in comparison of the good and the bad, more weighs on the down side (unfortunately) e.g.: overprice (considering the venue’s condition), not providing the bill (with details of each nibs we picked), the respond of the cashier when we asked ‘if the tea cost is allowed for a refill?’-she responded ‘its only seribu rupiah’..its just a fair question-no need to be...

The thing that differentiate this place with other is its operational hour. One of the best option when you are hungry at odd hour let's say 12am.

The food is good but the distinctive one is the rice, but for the price I think its a bit overprice. Me and my dad cost around Rp. 86.000 but each of us had 1 meat, 2 vegetables, kalong rice and crackers...

Jujur ya, makin kesini makin kecewa dengan kualitasnya. Semua pasti tau ya kalau harga makanan disini termasuk pricey, tapi tetap datang karena ya berani bayar utk harga segitu. Namun disayangkan kualias bukannya dipertahankan.. rasanya jadi ga worth it. Untuk tempat barunya lebih baik dari yg sebelumnya karena bersih di ruko gt. Tapi nasinya masing2 di bungkus kyk di kedai fast food, buncis juga bukan yg freshly cook tp udah dibungkus2 per porsi.l, jadinya sudah lembek. Padahal ciri khasnya itu buncisny yg garing & smoky. Mungkin owner takut rugi jd mau takarin sendiri semuanya kecuali untuk ayam yg jelas hitungannya per potong. Makanan sudah tidak panas. Sambal hanya dapat seuprit yang free. Kalau beli ayam banyak juga hanya dapat 1 bungkus isi sedikit? Tolong lah lebih fleksibel kalau jualan. Pelanggan rela bayar mahal tapi kesannya hitungan sekali. Saya dari dulu tiap ke Bandung slalu beli ini bahkan saat pandemi ketika hanya layani takeaway ambil di rumahnya. Tapi kalau begini rasanya tidak bakal balik lagi, cukup sekali ini. Tidak rekomen lagi deh nasi kalong ini...