Saya bisa bilang, ini adalah salah satu yang pertama konsep cafe/resto ala "kopi tiam/berkonsep peranakan" di kota magelang
Desainnya memang dibuat ala ala rumah lama dengan gaya oriental. Furniture (meja kursi jg seolah olah furniture lama dengan meja marmernya) plus pernak pernih hiasan guci dan lainnya mendukung konsep ini.
Seatingnya sebenarnya banyak pilihan: bisa indoor, semi outdoor, outdoor, bisa konsep meja ber-4 atau meja untuk keluarga besar. Untuk yg indoor memang konsepnya kek dinrumah rumah gitu yg terpisah ke dalam bebrapa ruangan jd kesannya lebih private, cocok buat yg sama pasangan/keluarga untuk ngobrol santai, sedangkan area semi outdoor/outdoor cocok bagi yg mau berkelakar. Kl di dalam/indoor tp ngobrolnya keras/berkelakar akan sangat menganggu tamu sebelahnya.
Kl dr saya salah satu yg menjadi kekurangan dr tempat ini adalah: toilet hanya ada 1, tidak menyediakan mushola/tempat untuk sholat (kl bisa ada meskipun ga luas gpp, yg penting bersih saja) karena saya kemaren kesini pas waktu dhuhur - ashar saya harus sholat di RS Gladiol jalan kaki sekitar 100m. Sangat disayangkan.
Untuk makanan secara umum ga ada komplain, harga memang aga pricey tp worth it dan sesuai dengan yang ditawarkan. Catatan saya sedikit tp cukup krusial, terutama bagi cafe/resto yg membawa konsep kopi tiam/peranakan ada menu yg ga boleh failed atau jadi highlight, yaitu: breakfast setnya yg biasanya terdiri dari kopi susu dengan butter, kata butter toast, dan telur kampung setengah matang.
Kopi susu dengan butter: kopinya saya no komplain cukup kerasa, namun menurut saya cream/susunya masih blm terasa, butternya jg sepertinya wanginya ga kerasa, maybe karena saat disajikan kopinya kurang panas, jd antara pahit kopi, creamy dan manisnya blm balance, antara wangi kopi dan wangi butternya jg blm balance/malah blm muncul.
Kaya butter toast: ini pake roti yg beda, bukan roti putih biasa jd saya kasih poin plus, sama karena pas dihidangkan udah ga anget/panas jdnya butternya kurang meleleh gitu meski potongan butternya ga pelit kok cukup tebal dan banyak, jd wanginya jd ga keluar, sama kaya-nya ga muncul rasanya (kurang banyak), jd antara rasa gurih butter dan manis dr kaya serta base roti nya blm balance.
Telor setengah matang: kl ditempat lain telurnya blm di pecah, masih utuh, maybe ada pilihan penyajian apakah telurnya dipecah atau utuh...ini tekait mau dimakan kapan sih, tp kemaren telur kampung setengah matang sangat pas!! Mantab.
Semoga bisa terus konsisten, terutama keknya ada yg kurang ga sih kl ga ada menu mie miean atau kwetiau kwetiauan stau malah menu bubur ala chinese food...namun saya menyadari sih karena cafe ini blm berkonsep sarapan secara memang jam bukanya masih di jam siang...
Read moreAn esthetic restaurant with the old vibe, serve Indonesian food, Singapore, and Malay food (sort of like Peranakan food). They also have a private room. Reasonable price, good portion, and taste delicious. It's located inside a housing area, car parking is quite limited, but it has someone to guide you to...
Read moreLocated in the mid of luxurious housing complex, the restaurant has a serene atmosphere. The service is excellent and the food, even though a bit pricey but the taste is super! It's worth it! I can easily say whenever you visit Magelang never forget to...
Read more