Thomasβs Morning Depot Diaries π Fu Siang β Jln. BKR Pelajar No. 55, Ketabang, Surabaya
Kadang, rasa klasik tidak butuh banyak kata β cukup satu gigitan, dan kenangan langsung menyeruak. Begitu juga dengan Fu Siang, depot legendaris di kawasan BKR Pelajar yang sejak dulu terkenal dengan siobak dan char siu-nya. Tempatnya sederhana, sedikit tersembunyi, tapi dari aroma panggangan yang keluar dari dapur, siapa pun bisa tahuβ¦ di dalam sini ada rasa yang tak main-main.
Begitu masuk, suasananya membawa ke masa lalu β ruangan bergaya lama, dengan dinding yang memantulkan suara pengunjung yang datang dan pergi. Tak ada kemewahan, tapi ada kejujuran rasa yang terasa di udara. Meja-meja kayu berjejer rapi, aroma bumbu dan daging panggang menari lembut bersama udara hangat pagi itu.
Aku memesan Nasi Campur Fu Siang, kombinasi dari siobak, char siu, dan sedikit irisan sioke. Saat piring datang, tampilannya sederhana tapi menggoda. Lapisan daging dengan warna kemerahan dan kecokelatan itu tampak berkilau, kulitnya renyah dan dagingnya lembut. Satu suapan pertama, langsung terasa perpaduan sempurna antara manis, asin, dan gurih. Dagingnya juicy, bumbunya meresap sampai ke serat terdalam β sebuah rasa yang hanya bisa lahir dari tangan yang berpengalaman puluhan tahun.
Jangan lupa cocolan bumbu taoco-nya β gurih, sedikit asin, dan memberi sentuhan khas yang membuat Fu Siang begitu berbeda dari tempat lain. Setiap rasa punya lapisannya sendiri: kulit yang crispy, daging lembut, dan saus yang melebur jadi satu β seperti simfoni kecil di lidah.
Dan tentu saja, jangan lewatkan menu istimewa mereka β Song Mie. Mie legendaris ini seperti membawa kita kembali ke masa lalu, dengan tekstur mie lembut dan aroma bumbu khas dapur Tionghoa-Surabaya tempo dulu. Aku mencoba Song Mie Special: mie berpadu dengan irisan daging babi, jamur, siobak, dan char siu. Setiap suapan menghadirkan harmoni rasa β gurih dari bumbu, manis dari char siu, lembutnya daging babi, dan sensasi kenyal mie yang pas di mulut. Ada aroma jamur yang lembut, kulit siobak yang masih renyah, dan sedikit minyak kaldu yang membuat semuanya terasa kaya dan menenangkan. Bukan sekadar sepiring mie β tapi sepiring nostalgia yang hangat.
Selain itu, misua-nya juga patut dicoba. Kuahnya bening dan ringan, tapi tetap beraroma kuat. Mie halusnya menyerap rasa kaldu babi dan bawang putih, memberi sensasi lembut dan hangat di tenggorokan β sempurna untuk menemani pagi Surabaya yang agak mendung. Sementara baby pork-nyaβ¦ potongan kecil daging muda yang lembut dan juicy, dipanggang hingga bagian luarnya sedikit crispy, tapi tetap empuk di dalam. Rasa manis-gurihnya seperti menari pelan di lidah β simpel tapi berkesan.
Pelayanannya ramah dan cepat, suasananya tetap sederhana tapi hangat. Tak ada dekorasi mewah, tak ada pencahayaan dramatis β hanya rasa jujur dan tradisi yang dipertahankan dengan sepenuh hati.
Fu Siang bukan sekadar tempat makan. Ia adalah penjaga rasa β rasa masa lalu yang tetap hidup dalam setiap potongan siobak, semangkuk misua, atau suapan song mie yang penuh kenangan. β€οΈ
β Sometimes, the best comfort isnβt found in modern cafΓ©s β but in timeless places where the flavors tell stories of patience and passion. Here at Fu Siang, every bite feels like a warm echo from the past. π₯’
#ThomasMorningDepotDiaries #SurabayaEats #ComfortFoodStories #FuSiangSurabaya...
Β Β Β Read moreLegen....wait for it....DARY!!!!
Resep hidangan di resto ini sudah diturunkan dari tahun 1880an. Type masakan babinya adalah Cantonese Style dengan sedikit perbedaan dari yang asli HK pada umumnya. Di situlah letak mastery, keahlian depot ini.
Babi panggangnya crispy tapi tetap lembut, berlemak tapi tidak berlebihan. Lumer di lidah dan lembut digigit. Ada aroma smokynya samar-samar. Chasionya pun sedap dan tidak berlebihan manisnya. Sangat pas dan susah dicari yang seperti ini. Sehingga yang memakan pun tidak eneg dan malah pingin nambah terus. Seolah Fusiang merajai kategorinya sendiri.
Cingur, kuping, dan ususnya sangat sedap cocok buat pesan antar, menemani minum bir di rumah masing-masing. Sayang sekali tidak ada acar kacang tanah atau side dish kacang kedelainya supaya makin bervariasi. Mungkin karena biasanya dimakan bareng saus tauco oleh rata-rata konsumen lainnya. Untuk point ini hanya perbedaan selera pribadi saja.
Song Mie Ayamnya pas dimakan bareng hidangan babinya, menambah kompleksitas tektur dan rasa yang ada. Makin enak saat dimakan bersama acar, dan dicocol saus tauco dan sambal spesial Fusiang. It's a party in your mouth!
Bila dihidangkan ke orang internasional pun akan cocok karena rasa asli Cantonesenya cocok dan eksis di lidah orang banyak negara. Coba saja bandingkan dengan restoran-restoran HongKong asli di berbagai negara. Fusiang saya rasa bisa bersaing dan unggul lawan mereka sekalipun.
Chinese teanya pun berbeda dari kebanyakan teh yang dihidangkan di resto Chinese lainnya. Teh yang lembut, sedikit sepet dan segar berpadu dengan harum bunga yang says kurang tahu apa. Mungkin bunga melati atau Osmanthus? Teh yang sangay cocok dinikmati sip by sip, perlahan dan aroma yang diresapi seluruhnya.
Perhatian pada detil dan proses ada pada semua hidangan dan bahkan pada pemilihan daun teh, saus dan type acar timun sekalipun. Tidak heran keluarga Kiet Wan Kie terus eksis dan jadi ikon kuliner kota Surabaya hingga sekarang.
Semoga makin eksis, makin besar dan terus bisa dinikmati lintas generasi ke depannya.
CATATAN: Fusiang bukan buat kaum mendang-mending, ye. Juga bukan buat yang cari makan enak tapi hobby pakai saus banjir-banjir sebanyak sup. Masakan Fusiang ini buat yang mencari pengalaman kuliner yang spesial banget dengan rasa yang sudah ditakar dan pas di lidah. Let the dish...
Β Β Β Read more...makanan babi paling legend di Surabaya ini, dulu di Kembang Jepun thn 1880 ketika jalan Kembang Jepun masih 1 jalur kecil, sampe kena pelebaran spt skrg 10m
...susuknya yg disini sudah jualan sejak awal 2000an dan yg dulu ada di Ngagel itu saudara kandung susuknya yg disini, tp skrg sudah tutup yg Ngagel
...tadi ga sengaja makan disini karena lagi janjian sama saudara orang kelurahan kapasari, akhirnya makan siang disini
...tadi krn makan berdua, direkomendasikan pesan makan tengah saja siobak sioke 1.5ons (per ons 65rb) dan 2 nasi putih gitu drpd pesan nasi lengkap (nasi dgn sioke siobak) ππππππ
...wah mmg beda siobaknya gurih manis dan enak sekali dimakan empuk dan kriuknya terasa, dagingnya juga tidak terasa hambar krn proses masaknya yg sudah turun temurun dr leluhur susuknya (sudah generasi ke-4)
...tempatnya juga bersih dan nyaman laiknya dirumah aja asik untuk generasi spt saya yg sudah ga muda lagi π
...akan terus merekomendasikan ke temen2 untuk kesini krn blm ada yg bisa meniru citarasa sioke siobaknya ππππππ
...bayarnya skrg bisa QRis juga aman buat gen z yg ga suka...
Β Β Β Read more