Pertama kali ke sini sebenernya berkontemplasi dengan mercon yang lbh terkenal. Tapi karena kepengen nyobain lainnya dan lihat digmaps posisinya, temenku aku ajakin ke Oseng Mercon Mas Toni, malam-malam.
Deg deg-an se mercon apakaaaah. Karena bukan penikmat mercon. Aku suka sambel tapi ya yang standard aja. Takut kebanyakam micin lah, takut kemanisan jadinya eneg-lah. Tapi prinsipku untuk liburan kali ini adalah travel without expectation. Kenapa ? Karena aku kabur dari lingkungan toxic dan bahkan punya niatan gak balik Surabaya.
Oke balik maning ke Oseng Mercon. Selain takut gak kuat pedesnya, saya tinggal di Female Dorm. Alias kamar tidur dan kamar mandi sharing sama orang asing lainnya. Takut aja aku mules mules dan usus berulah.
Bismillah aja....
Kesannyaaa...Penyajian cepat, pesen juga santai, rame tapi gak rame banget yang sampe antri. Tempat duduk ada. Aku ke sini habis Isya'. Di tiap tempat duduk ada kerupuk putihnya. Duduknya di teras gitu karena pengen lihat jalan dan hiruk pikuk malam Jogja.
OSENG DAGING MERCON & CEKER MERCON
Kami pesen 2 paket Oseng Daging Mercon dan nambah 1 ceker mercon. Untuk menetralisir, nambah sayur tauge kalau gak salah. Kita pikir bakal porsinya tuh sedikitlah. Ternyata banyaaak ya bisa ber 3-4 lah karena di piring oseng merconnya sudah ada sayur2an yg cukup banyak lah.
Pertama incip, Ya Allah puedeeeeeess pwol. Langsung menggigit. Biji-bijian cabenya MasyaAllah buanyak. Saya sisihkan. Gak kuat. Makan di sini pelan-pelan karena jaga lambung tetap aman. Jadi, daging merconnya saya celupin ke sayur taugenya. Hahaha.
RASANYA GIMANA ?
Daging sapi mercon dan ceker merconnya enaaaaaaak. Dagingnya pas empuknya. Cekernya juga pas teksturnya. Gak kekenyalan, gak kelembutan. Aku juga ngerasa pas banget kombinasi rasanya. Asinnya, manisnya dan gurihnya. Pedesnya pun untuk mercon itu udah level yang sesuai sih. Kalau aku gak share room sama orang asing, aku bakalan lahap habisin daging mercon dan ceker merconnya. Sayur tumis taugenya juga enak. Tipenya basah gitu ada kuahnya namun tetap kres seger. Aku kuenyaaaaang banget makan ini doang.
Tapi ada satu sih yang sayang susah dimakan yaitu kayak kukusan kangkung. Karena dia pilih kangkungnya yang batangnya gede banget dan keras. Jadi kangkungnya lebar dan alot susah dikunyah. Baiknya yang kecil atau sedang aja lah. Bener2 bikin kelolodan di kerongkongan.
Ke sini lagi, mau ? Mauuuuuu !!! Tapi aku pilih penginapan kamar sendiri dan KM dalam...
Read moreEntah lebih pantas disebut mercon atau sambal karena pedasnya yang luar biasa.
Ada cukup banyak pilihan menu, mulai dari aneka isian oseng mercon, ayam dan ikan goreng, makanan pelengkap, serta sayur sayuran. Harganya pun cukup terjangkau untuk lokasi dan suasana yang diberikan.
Saya pesan oseng mercon daging sapi dan oseng mercon ati ampela. Oseng sapi memiliki konsistensi bumbu/sambal yang lebih pekat, dengan kadar air lebih sedikit dibandingkan dengan oseng mercon ati ampela. Entah penyajiannya salah atau memang keduanya memiliki bumbu yang berbeda.
Bagi saya mercon ati ampela lebih terasa rempahnya. Cabainya pun tidak sebanyak oseng mercon daging. Lebih seperti makanan berkuah. Sementara oseng mercon daging cabainya benar benar banyak, pekat, dan rasa cabainya menjadi dominan terhadap bumbunya. Dari segi rasa, kurang. Porsinya pun cukup. Sesuai dengan porsi nasi yang cukup, ditemani 2 iris timun dan daun bayam sebagai lalapan. Nasi mercon daging, mercon ati ampela, jamur crispy, teh tawar hangat, air es dan satu kerupuk dihargai 51 ribu. Cukup oke.
Pelayanan cukup baik. Saya menempati meja yang baru saja ditinggalkan pengunjung sebelumnya. Piring, gelas, dan sisa makanannya langsung dibersihkan. Tidak lupa mejanya disemprot dan dilap kembali. Cepat dan cekatan.
Area parkir motor cukup memadai, sementara mobil dapat parkir di sepanjang jalan. Tidak perlu khawatir kesulitan memarkirkan kendaraan karena ada Pak parkir yang siap membantu. Tentu saja harus dibayar usai menikmati makanan.
Menurut saya, makanan 7.5 pelayanan 7 suasana 8.5
Nilai keseluruhan...
Read moreConvenient as it's just opposite my hotel. Decided to try it after reading the reviews. Suffice to say, it's overrated, based on what I had ordered - kangkong, fried chicken, fried egg and the fried mushroom. The mushrooms were overly coated with flour and msg, the kangkong was swimming in a pool of oil and the rice was crusty. Maybe it's because I went at a wrong time - 8pm. Having said that, it's very very reasonably priced. All the above cost 39 000 rupiah. And it was fun hanging out...
Read more