HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Bima Temple — Attraction in Central Java

Name
Bima Temple
Description
Nearby attractions
Telaga Warna Dieng
Dieng, Kejajar, Wonosobo Regency, Central Java 56354, Indonesia
Telaga Warna
Dieng, Kejajar, Wonosobo Regency, Central Java, Indonesia
Dieng Plateau Theater
QWM7+8VJ, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Batu Pandang Ratapan Angin
Theater, Jl. Dieng KM.2, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Danau Telaga Warna
QWP8+M46 Telaga Warna Dieng, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Sikidang Crater
QWH3+WH8, Bakal Buntu, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Gatotkaca Temple
QWR4+G99, Karangsari, Dieng Kulon, Banjarnegara, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Museum Kailasa
QWR4+J4H, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Telaga Pengilon
Dieng, Kejajar, Wonosobo Regency, Central Java, Indonesia
Pesanggrahan Bumi Pertolo
QWQ9+48C, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Nearby restaurants
Surya Yudha Rest Area (SYRA)
QWP5+VM6, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Rumah Makan Forever 2 Dieng
QWP5+WP3, Jl. Arjuna Selatan, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Rumah Makan Boemi Dieng
QWQ6+VQ8, Jl. Telaga Warna, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Syailendra Resto & Coffee
QWP7+PCV, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Warung Mbok Suli Dieng
QWQ6+PXP, Jl. Telaga Warna, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Nearby hotels
Griya Homestay Dieng 2
Jalan candi Bima, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 54536, Indonesia
Fifa Homestay
Jl. Arjuna Selatan, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
teras cabin house
QWP6+C8Q, Jl. Arjuna Selatan, Karangsari, Dieng Kulon, Banjarnegara Kabupaten Wonosobo Daerah Istimewa Yogyakarta, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Taman Syalendra Dieng
Dieng, Kejajar, Wonosobo Regency, Central Java 56354, Indonesia
Glamping Ariksa
QWQ6+27X, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia
Villa kumudini's 1 dan 2
Jl. Kawah Sikidang, Karangsari, Dieng, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Cabin Pandawa
QWP5+WRF, Jl. Arjuna Barat, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
Homestay Lingga Yoni Dieng
Karangsari, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Central Java 53456, Indonesia
Golden Orchid Villa Karangsari
Karangsari, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Central Java 53456, Indonesia
Dieng My Cabin
Jl. Telaga Warna, Dieng, Kec. Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354, Indonesia
Related posts
Keywords
Bima Temple tourism.Bima Temple hotels.Bima Temple bed and breakfast. flights to Bima Temple.Bima Temple attractions.Bima Temple restaurants.Bima Temple travel.Bima Temple travel guide.Bima Temple travel blog.Bima Temple pictures.Bima Temple photos.Bima Temple travel tips.Bima Temple maps.Bima Temple things to do.
Bima Temple things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Bima Temple
IndonesiaCentral JavaBima Temple

Basic Info

Bima Temple

Jl. Dieng No.37, Karangsari, Dieng Kulon, Kec. Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53456, Indonesia
4.5(431)
Open until 12:00 AM
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Scenic
Family friendly
attractions: Telaga Warna Dieng, Telaga Warna, Dieng Plateau Theater, Batu Pandang Ratapan Angin, Danau Telaga Warna, Sikidang Crater, Gatotkaca Temple, Museum Kailasa, Telaga Pengilon, Pesanggrahan Bumi Pertolo, restaurants: Surya Yudha Rest Area (SYRA), Rumah Makan Forever 2 Dieng, Rumah Makan Boemi Dieng, Syailendra Resto & Coffee, Warung Mbok Suli Dieng
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Open hoursSee all hours
SatOpen 24 hoursOpen

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Central Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Central Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Central Java
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Bima Temple

Telaga Warna Dieng

Telaga Warna

Dieng Plateau Theater

Batu Pandang Ratapan Angin

Danau Telaga Warna

Sikidang Crater

Gatotkaca Temple

Museum Kailasa

Telaga Pengilon

Pesanggrahan Bumi Pertolo

Telaga Warna Dieng

Telaga Warna Dieng

4.5

(5.5K)

Closed
Click for details
Telaga Warna

Telaga Warna

4.5

(632)

Open 24 hours
Click for details
Dieng Plateau Theater

Dieng Plateau Theater

4.4

(199)

Open 24 hours
Click for details
Batu Pandang Ratapan Angin

Batu Pandang Ratapan Angin

4.7

(4.1K)

Open 24 hours
Click for details

Nearby restaurants of Bima Temple

Surya Yudha Rest Area (SYRA)

Rumah Makan Forever 2 Dieng

Rumah Makan Boemi Dieng

Syailendra Resto & Coffee

Warung Mbok Suli Dieng

Surya Yudha Rest Area (SYRA)

Surya Yudha Rest Area (SYRA)

4.4

(140)

Click for details
Rumah Makan Forever 2 Dieng

Rumah Makan Forever 2 Dieng

4.2

(34)

Click for details
Rumah Makan Boemi Dieng

Rumah Makan Boemi Dieng

4.1

(537)

Click for details
Syailendra Resto & Coffee

Syailendra Resto & Coffee

3.2

(27)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Bima Temple

4.5
(431)
avatar
5.0
1y

Oke masih dalam rangka paket Private Tour Joglowisata trip to Dieng (2 hari 1 malam) pada tanggal 5-6 November 2023, dengan menempuh perjalanan -+ 9 menit menggunakan mobil dari arah Candi Gatotkaca maka kami bertiga tibalah pada destinasi yang keempat, yakni Candi Bima. Saya beberapa hari sebelum menuju destinasi ini telah menggali informasi terlebih dahulu dari beberapa literatur dan video YouTube Asisi Channel agar lebih mendalami sejarah dari objek yang akan kami kunjungi ini. Sebenarnya kata "Dieng" merupakan gubahan dari bahasa sanskerta yang merujuk pada wilayah suci "Pegunungan Dahiyang". Oke kembali lagi tentang Candi Bima, mengenai penamaan masih sama seperti Kompleks Candi Gatotkaca maupun Kompleks Candi Arjuna, diambil berdasarkan rekaan berupa nama-nama tokoh pewayangan Jawa oleh masyarakat sekitar, sedangkan nama asli dari candi-candi ini tidak terdapat pada inskripsi otentik manapun. Secara administratif, Candi Bima ini terletak di wilayah Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Berdasarkan literatur yang saya baca dan informasi dari Asisi Channel, saya dapati data bahwa Candi Bima memiliki ketinggian sekitar 8 meter, dibangun di atas pondasi yang berbentuk bujur sangkar berukuran 6 x 6 meter. Candi Bima memiliki ornamen hiasan pada bagian puncaknya. Candi yang berbentuk Sikhara (mangkuk yang ditangkupkan) ini diduga kuat menjadi candi yang paling awal dibangung di Dieng dan Nusantara, hal ini dikarenakan mendapat pengaruh gaya arsitektur dari India Utara yang masih sangat kuat. Walaupun seperti bercorak India Utara, juga terdapat pengaruh gaya arsitektur India Selatan, terdapat pada hiasan-hiasan menara dan relung-relung yang berbentuk tapal kuda. Susunan arsitektur Candi Bima berjumlah satu bangunan utama candi tanpa adanya candi perwara. Posisi pintu masuk kedalam ruangan dalam candi berada di sisi sebelah timur sehingga candi ini menghadap ke timur. Candi ini memiliki keunikan dimana bangunannya mirip dengan bangunan candi yang ditemukan di India yang memiliki tiga tingkatan mendatar, hal ini hampir menyerupai candi yang ada di India yaitu "Candi Bhubaneswar". Selama mendatangi candi ini, saya sangat kagum dikarenakan kemegahan bangunannya yang masih relatif utuh, disekujur badan candi terdalat puluhan relung kecil yang berisi iconografi dewa-dewi Hindu yang sepertinya dipuja oleh masyarakat awal di Dieng pada abad ke-7 Masehi. Lokasi Candi Bima berada di jalur menuju Kawah Sikidang dari arah Telaga Warna, Bukit Sikunir, maupun dari Kompleks Candi Arjuna. Papan nama candi ini terpasang cukup jelas di tepi jalan sehingga pengunjung tidak kesulitan menemukan lokasi candi ini. Area parkir yang cukup luas untuk menampung beberapa kendaraan beroda empat dan belasan kendaraan beroda dua. Letak candi ini juga berada di atas bukit kecil dan pengunjung harus melewati 30an anak tangga untuk mencapai area candi. Suasana di Candi Bima juga berbanding terbalik dengan di Candi Arjuna, dikarenakan jaraknya yang kurang lebih 900m dari Candi Arjuna menyebabkan sering luput dari perhatian wisatawan yang berkunjung. Pada saat itu kami memasuki candi ini tanpa membayar retribusi, dengan pagar yang bisa dibuka tutup sendiri oleh pengunjung. Sepinya pengunjung dapat dibuktikan dengan kami yang tengah bersantai hampir setengah jam dan tidak ada satupun wisatawan yang berkunjung selain kami. Fakta menariknya saya mendapatkan info dari driver kami yaitu Pak/Mas Catur bahwasanya beberapa kali turis asing yang berasal dari India justru sering ke dieng malah untuk melihat Candi Bima ini yang arsitekturnya mirip kuil-kuil di India. Walaupun Candi Ini sepi pengunjung, namun saya sangat respect dengan pengelolaannya, tidak seperti Candi Gatotkaca yang cenderung kotor dan terbengkalai, Candi Bima sangat bersih dengan rumput hijau segar yang selalu disirami mesin air otomatis, banyaknya bunga khas pegunungan di sekitarnya seakan membuat Candi Bima dikelilingi taman bunga yang Indah. Singkatnya penilaian dari saya untuk pengelolaan 9/10, sedangkan untuk candinya sendiri 10/10. Buktikan sendiri...

   Read more
avatar
5.0
3y

Candi Bima adalah salah satu candi yang berada di kawasan Dieng, Banjarnegara. Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya mirip dengan shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Pada bagian atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut dengan kudu. Diperkirakan dibangun sekitar abad ke 8, & merupakan candi yang terbesar di Dieng serta dipercaya paling wingit. . Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java menyebut ada ratusan candi kuno di Dieng. Raffles ketika itu mengunjungi Dieng pada tahun 1815 Masehi. Pada laporannya, dia menyebut candi & situs kuno di tempat ini berjumlah sekitar 400. Namun seiring waktu pernah terjadi penjarahan secara besar besaran, terhadap reruntuhan candi beserta artefak² peninggalannya yang sekarang sudah hilang entah kemana, mirisnya lagi penjarahan itu dilakukan oleh orang² kita sendiri waktu itu. Dan menyisakan apa yang kita lihat sekarang ini, jika kita...

   Read more
avatar
5.0
2y

This is small temple named after the Mahabharata character of Bhima. Over the years its being called as Bima by people here. Its not very far from the sikidang crater. It's built in stone and its architecture resembles to the unique temple building in north as well as south India. There is no entry fee for this. You can quickly visit this...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

Owner Pustaka DruzhbaOwner Pustaka Druzhba
Oke masih dalam rangka paket Private Tour Joglowisata trip to Dieng (2 hari 1 malam) pada tanggal 5-6 November 2023, dengan menempuh perjalanan -+ 9 menit menggunakan mobil dari arah Candi Gatotkaca maka kami bertiga tibalah pada destinasi yang keempat, yakni Candi Bima. Saya beberapa hari sebelum menuju destinasi ini telah menggali informasi terlebih dahulu dari beberapa literatur dan video YouTube Asisi Channel agar lebih mendalami sejarah dari objek yang akan kami kunjungi ini. Sebenarnya kata "Dieng" merupakan gubahan dari bahasa sanskerta yang merujuk pada wilayah suci "Pegunungan Dahiyang". Oke kembali lagi tentang Candi Bima, mengenai penamaan masih sama seperti Kompleks Candi Gatotkaca maupun Kompleks Candi Arjuna, diambil berdasarkan rekaan berupa nama-nama tokoh pewayangan Jawa oleh masyarakat sekitar, sedangkan nama asli dari candi-candi ini tidak terdapat pada inskripsi otentik manapun. Secara administratif, Candi Bima ini terletak di wilayah Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Berdasarkan literatur yang saya baca dan informasi dari Asisi Channel, saya dapati data bahwa Candi Bima memiliki ketinggian sekitar 8 meter, dibangun di atas pondasi yang berbentuk bujur sangkar berukuran 6 x 6 meter. Candi Bima memiliki ornamen hiasan pada bagian puncaknya. Candi yang berbentuk Sikhara (mangkuk yang ditangkupkan) ini diduga kuat menjadi candi yang paling awal dibangung di Dieng dan Nusantara, hal ini dikarenakan mendapat pengaruh gaya arsitektur dari India Utara yang masih sangat kuat. Walaupun seperti bercorak India Utara, juga terdapat pengaruh gaya arsitektur India Selatan, terdapat pada hiasan-hiasan menara dan relung-relung yang berbentuk tapal kuda. Susunan arsitektur Candi Bima berjumlah satu bangunan utama candi tanpa adanya candi perwara. Posisi pintu masuk kedalam ruangan dalam candi berada di sisi sebelah timur sehingga candi ini menghadap ke timur. Candi ini memiliki keunikan dimana bangunannya mirip dengan bangunan candi yang ditemukan di India yang memiliki tiga tingkatan mendatar, hal ini hampir menyerupai candi yang ada di India yaitu "Candi Bhubaneswar". Selama mendatangi candi ini, saya sangat kagum dikarenakan kemegahan bangunannya yang masih relatif utuh, disekujur badan candi terdalat puluhan relung kecil yang berisi iconografi dewa-dewi Hindu yang sepertinya dipuja oleh masyarakat awal di Dieng pada abad ke-7 Masehi. Lokasi Candi Bima berada di jalur menuju Kawah Sikidang dari arah Telaga Warna, Bukit Sikunir, maupun dari Kompleks Candi Arjuna. Papan nama candi ini terpasang cukup jelas di tepi jalan sehingga pengunjung tidak kesulitan menemukan lokasi candi ini. Area parkir yang cukup luas untuk menampung beberapa kendaraan beroda empat dan belasan kendaraan beroda dua. Letak candi ini juga berada di atas bukit kecil dan pengunjung harus melewati 30an anak tangga untuk mencapai area candi. Suasana di Candi Bima juga berbanding terbalik dengan di Candi Arjuna, dikarenakan jaraknya yang kurang lebih 900m dari Candi Arjuna menyebabkan sering luput dari perhatian wisatawan yang berkunjung. Pada saat itu kami memasuki candi ini tanpa membayar retribusi, dengan pagar yang bisa dibuka tutup sendiri oleh pengunjung. Sepinya pengunjung dapat dibuktikan dengan kami yang tengah bersantai hampir setengah jam dan tidak ada satupun wisatawan yang berkunjung selain kami. Fakta menariknya saya mendapatkan info dari driver kami yaitu Pak/Mas Catur bahwasanya beberapa kali turis asing yang berasal dari India justru sering ke dieng malah untuk melihat Candi Bima ini yang arsitekturnya mirip kuil-kuil di India. Walaupun Candi Ini sepi pengunjung, namun saya sangat respect dengan pengelolaannya, tidak seperti Candi Gatotkaca yang cenderung kotor dan terbengkalai, Candi Bima sangat bersih dengan rumput hijau segar yang selalu disirami mesin air otomatis, banyaknya bunga khas pegunungan di sekitarnya seakan membuat Candi Bima dikelilingi taman bunga yang Indah. Singkatnya penilaian dari saya untuk pengelolaan 9/10, sedangkan untuk candinya sendiri 10/10. Buktikan sendiri deh gasskuy!
Achmad Noer CholisAchmad Noer Cholis
Candi Bima adalah salah satu candi yang berada di kawasan Dieng, Banjarnegara. Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya mirip dengan shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Pada bagian atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut dengan kudu. Diperkirakan dibangun sekitar abad ke 8, & merupakan candi yang terbesar di Dieng serta dipercaya paling wingit. . Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java menyebut ada ratusan candi kuno di Dieng. Raffles ketika itu mengunjungi Dieng pada tahun 1815 Masehi. Pada laporannya, dia menyebut candi & situs kuno di tempat ini berjumlah sekitar 400. Namun seiring waktu pernah terjadi penjarahan secara besar besaran, terhadap reruntuhan candi beserta artefak² peninggalannya yang sekarang sudah hilang entah kemana, mirisnya lagi penjarahan itu dilakukan oleh orang² kita sendiri waktu itu. Dan menyisakan apa yang kita lihat sekarang ini, jika kita berwisata ke Dieng. .
Divyesh WadkeDivyesh Wadke
This is small temple named after the Mahabharata character of Bhima. Over the years its being called as Bima by people here. Its not very far from the sikidang crater. It's built in stone and its architecture resembles to the unique temple building in north as well as south India. There is no entry fee for this. You can quickly visit this one while here.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Central Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Oke masih dalam rangka paket Private Tour Joglowisata trip to Dieng (2 hari 1 malam) pada tanggal 5-6 November 2023, dengan menempuh perjalanan -+ 9 menit menggunakan mobil dari arah Candi Gatotkaca maka kami bertiga tibalah pada destinasi yang keempat, yakni Candi Bima. Saya beberapa hari sebelum menuju destinasi ini telah menggali informasi terlebih dahulu dari beberapa literatur dan video YouTube Asisi Channel agar lebih mendalami sejarah dari objek yang akan kami kunjungi ini. Sebenarnya kata "Dieng" merupakan gubahan dari bahasa sanskerta yang merujuk pada wilayah suci "Pegunungan Dahiyang". Oke kembali lagi tentang Candi Bima, mengenai penamaan masih sama seperti Kompleks Candi Gatotkaca maupun Kompleks Candi Arjuna, diambil berdasarkan rekaan berupa nama-nama tokoh pewayangan Jawa oleh masyarakat sekitar, sedangkan nama asli dari candi-candi ini tidak terdapat pada inskripsi otentik manapun. Secara administratif, Candi Bima ini terletak di wilayah Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Berdasarkan literatur yang saya baca dan informasi dari Asisi Channel, saya dapati data bahwa Candi Bima memiliki ketinggian sekitar 8 meter, dibangun di atas pondasi yang berbentuk bujur sangkar berukuran 6 x 6 meter. Candi Bima memiliki ornamen hiasan pada bagian puncaknya. Candi yang berbentuk Sikhara (mangkuk yang ditangkupkan) ini diduga kuat menjadi candi yang paling awal dibangung di Dieng dan Nusantara, hal ini dikarenakan mendapat pengaruh gaya arsitektur dari India Utara yang masih sangat kuat. Walaupun seperti bercorak India Utara, juga terdapat pengaruh gaya arsitektur India Selatan, terdapat pada hiasan-hiasan menara dan relung-relung yang berbentuk tapal kuda. Susunan arsitektur Candi Bima berjumlah satu bangunan utama candi tanpa adanya candi perwara. Posisi pintu masuk kedalam ruangan dalam candi berada di sisi sebelah timur sehingga candi ini menghadap ke timur. Candi ini memiliki keunikan dimana bangunannya mirip dengan bangunan candi yang ditemukan di India yang memiliki tiga tingkatan mendatar, hal ini hampir menyerupai candi yang ada di India yaitu "Candi Bhubaneswar". Selama mendatangi candi ini, saya sangat kagum dikarenakan kemegahan bangunannya yang masih relatif utuh, disekujur badan candi terdalat puluhan relung kecil yang berisi iconografi dewa-dewi Hindu yang sepertinya dipuja oleh masyarakat awal di Dieng pada abad ke-7 Masehi. Lokasi Candi Bima berada di jalur menuju Kawah Sikidang dari arah Telaga Warna, Bukit Sikunir, maupun dari Kompleks Candi Arjuna. Papan nama candi ini terpasang cukup jelas di tepi jalan sehingga pengunjung tidak kesulitan menemukan lokasi candi ini. Area parkir yang cukup luas untuk menampung beberapa kendaraan beroda empat dan belasan kendaraan beroda dua. Letak candi ini juga berada di atas bukit kecil dan pengunjung harus melewati 30an anak tangga untuk mencapai area candi. Suasana di Candi Bima juga berbanding terbalik dengan di Candi Arjuna, dikarenakan jaraknya yang kurang lebih 900m dari Candi Arjuna menyebabkan sering luput dari perhatian wisatawan yang berkunjung. Pada saat itu kami memasuki candi ini tanpa membayar retribusi, dengan pagar yang bisa dibuka tutup sendiri oleh pengunjung. Sepinya pengunjung dapat dibuktikan dengan kami yang tengah bersantai hampir setengah jam dan tidak ada satupun wisatawan yang berkunjung selain kami. Fakta menariknya saya mendapatkan info dari driver kami yaitu Pak/Mas Catur bahwasanya beberapa kali turis asing yang berasal dari India justru sering ke dieng malah untuk melihat Candi Bima ini yang arsitekturnya mirip kuil-kuil di India. Walaupun Candi Ini sepi pengunjung, namun saya sangat respect dengan pengelolaannya, tidak seperti Candi Gatotkaca yang cenderung kotor dan terbengkalai, Candi Bima sangat bersih dengan rumput hijau segar yang selalu disirami mesin air otomatis, banyaknya bunga khas pegunungan di sekitarnya seakan membuat Candi Bima dikelilingi taman bunga yang Indah. Singkatnya penilaian dari saya untuk pengelolaan 9/10, sedangkan untuk candinya sendiri 10/10. Buktikan sendiri deh gasskuy!
Owner Pustaka Druzhba

Owner Pustaka Druzhba

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Central Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Candi Bima adalah salah satu candi yang berada di kawasan Dieng, Banjarnegara. Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain, baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya mirip dengan shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Pada bagian atap terdapat relung dengan relief kepala yang disebut dengan kudu. Diperkirakan dibangun sekitar abad ke 8, & merupakan candi yang terbesar di Dieng serta dipercaya paling wingit. . Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java menyebut ada ratusan candi kuno di Dieng. Raffles ketika itu mengunjungi Dieng pada tahun 1815 Masehi. Pada laporannya, dia menyebut candi & situs kuno di tempat ini berjumlah sekitar 400. Namun seiring waktu pernah terjadi penjarahan secara besar besaran, terhadap reruntuhan candi beserta artefak² peninggalannya yang sekarang sudah hilang entah kemana, mirisnya lagi penjarahan itu dilakukan oleh orang² kita sendiri waktu itu. Dan menyisakan apa yang kita lihat sekarang ini, jika kita berwisata ke Dieng. .
Achmad Noer Cholis

Achmad Noer Cholis

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Central Java

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

This is small temple named after the Mahabharata character of Bhima. Over the years its being called as Bima by people here. Its not very far from the sikidang crater. It's built in stone and its architecture resembles to the unique temple building in north as well as south India. There is no entry fee for this. You can quickly visit this one while here.
Divyesh Wadke

Divyesh Wadke

See more posts
See more posts