The Old Medan City Hall was built in 1908 during the Dutch colonial period. The building was designed by C. Boon, an architect for the Deli Group.
The City Hall is kilometre zero in Medan, and was originally built for De Javasche Bank (now Bank Indonesia), but was instead purchased by the City Council of Medan. Its bell was donated in 1913 from the Tjong A Fie Mansion.
Medan City Hall is now owned and managed by the Grand Aston City Hall hotel-office-retail complex, situated...
Read moreBerdasarkan catatan sejarah yang ada, gedung balai kota lama ini dulu dikenal dengan Gemeentehuis yang dibangun pada tahun 1908 dengan hasil rancangan Biro Arsitek Hulswit. Pada tahun 1913, gedung ini mengalami penambahan berupa jam dinding besar yang ditempelkan di bagian atas bangunan bantuan pengusaha China Tjong A Fie yang saat itu dapat mengeluarkan bunyi carillon. Lalu, pada tahun 1923, gedung ini kembali mengalami renovasi.
Gedung Balai Kota Lama ini sempat terbengkelai ketika Gedung Balai Kota Baru mulai dibangun pada tahun 1990. Namun setelah di belakangnya dibangun Grand Aston Hotel, bangunan tersebut tetap dipertahankan bentuknya dan malah terawat serta boleh digunakan sebagai penunjang hotel tersebut kendati kepemilikannya masih berada di Pemerintah Kota (Pemkot) Medan.
Konon, bangunan ini pada zaman kemerdekaan dulu tercatat ada dua belas walikota yang berkantor di gedung tersebut, mulai dari Luat Siregar (1945) hingga yang terakhir, H. Agus Salim Rangkuty (1990). Meskipun bangunan tersebut telah berusia ratusan tahun lebih, akan tetapi secara fisik masih memancarkan pesonanya yang anggun dan antik. Sedangkan secara kesejarahannya, gedung ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB) berdasarkan UU Cagar Budaya Nomor 10 Tahun 2010 dan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan Nomor...
Read moreGdung Balai Kota Lama Medan yang terletak di sisi barat lapangan Merdeka, dibangun pada tahun 1906 oleh kantor Konsultan Arsitektur Hulswit & Fermont, Weltevreden, yang bekerjasama dengan konsultan Ed Cuypers dari Amsterdam.
Bangunan Balai Kota Lama Medan, dari masa kolonialisme memang berdiri bersebelahan dengan gedung Bank Indonesia. Pada awalnya bangunan tersebut diperuntukkan kantor Javasche Bank. Kemudian dibeli oleh Dewan Kota Medan, sebagai tempat kantor mereka. Sejak saat itulah daerah sekitar bangunan Balai Kota menjadi pusat kegiatan komersial. Selain itu, menjadi kawasan tempat tinggal orang-orang Eropa yang bekerja sebagai pegawai dan pengusaha perkebunan. Pada masa itu, dewan Kota Medan dibentuk sejak tahun 1909 dan mayoritas anggota adalah orang Eropa.
Seiring dengan perkembangan Kota Medan, pada tahun 1917 Dewan Kota membuka kesempatan bagi orang Pribumi, Tionghoa dan India untuk menjadi anggota dewan. Pada tahun 1918, Baron Mackay terpilih menjadi Walikota pertama kota Medan.
Lalu, beliau menggunakan gedung Balai Kota untuk pertama kalinya. Selanjutnya, di tahun yang sama juga dilakukan pemungutan suara untuk memilih wakil orang pribumi dan Tionghoa. Raja Gunung dan Muhammad Syaaf terpilih menjadi anggota dewan kota, mewakili orang pribumi dan Tan Boen An untuk...
Read more