Nilai Sejarah dan Nasionalisme Monumen ini memperingati perjuangan heroik rakyat Jakarta, khususnya pertempuran melawan pasukan Sekutu pada 29 September dan Oktober 1945 di kawasan Senen . Bagi para penggemar sejarah atau pelajar, ini adalah tempat belajar yang penuh makna.
Karya Seni yang Mengena Mengusung gaya realis, patung-patungnya ā terdiri atas figur pejuang, pemudi, dan anak-anak ā dibuat dari beton cor Sleman berkualitas dan berdiri megah di atas kolam berbentuk amfiteater . Sentuhan seniman Sadiman, Suhartono, Haryang Iskandar, dan pelukis Suyono Palal memberikan nuansa kuat dan menginspirasi .
Tata Letak dan Akses yang Strategis Terletak tepat di Plaza Stasiun, monumen ini mudah diakses, cocok untuk penghuni kota yang ingin singgah sejenak. Setelah penataan ulang oleh KAI, kawasan ini terlihat lebih bersih, tertata, dan ramah pengunjung .
Ruang Publik yang Ramah Area sekitarnya difungsikan layaknya taman dan amphiteater publik. Lokasinya cocok untuk foto, berkumpul, atau menikmati suasana kota yang sibuk namun bersemangat .
Akses 24 Jam dan Nyaman Monumen bisa dikunjungi kapan saja, bahkan malam hari. Banyak penjaja kuliner kaki lima di dekatnya menambah keasyikan berkunjung, terutama saat sore hingga malam .
Tips Kunjungan
Waktu terbaik: sore atau malam, ketika lampu penerangan menambah suasana dramatis.
Aktivitas: belajar sejarah sambil foto di patung realistik, atau sekadar santai mengamati kehidupan kota berlalu.
Tambahan: setelah mampir monumen, bisa lanjut ke Stasiun Pasar Senen, cicipi kuliner lokal, atau ke destinasi dekat seperti Taman Lapangan Banteng dan Monas .
Monumen Perjuangan Senen adalah destinasi mini berwawasan sejarah dan seni urban yang memberikan inspirasi. Dengan akses mudah, nilai estetika kuat, dan nuansa kota yang dinamis, tempat ini menjadi alternatif menarik bagi warga dan turis yang ingin meresapi semangat perjuangan dalam...
Ā Ā Ā Read moreMonumen Perjuangan Senen diresmikan pembangunannya pada tanggal 2 Mei 1982 oleh Walikota Jakarta PusatĀ A. Munir. Dibangun untuk mengenang peristiwa pergolakan perjuangan rakyat dan tentara melawan sekeutu yg terjadi di wilayah Senen dan sekitarnya setelah mendaratnya pasukan sekeutu di tekuk Jakarta 29 September 1945.
Tentara didukung laskar-laskar kerakyatan, pemuda-pemudi bahkan anak-anak turut berjibaku sesuai kemampuan melawan sekeutu yang diboncengi Belanda yang ingin membatalkan kemerdekaan RI.
Kedatangan pasukan sekutu dari awal sudah menimbulkan kecurigaan rakyat Jakarta bahwa sekutu akan mengembalikan penjajahan Belanda, terlebih lagi saat Belanda tak mengindahkan perintah Panglima Sekutu Letjen Christison yang memerintahkan para tawanan dan interniran sekutu yang dibebaskan tetap tinggal di kamp demi keselamatan mereka.
Benar saja dalam waktu yg singkat di Jakarta mulai muncul komunitas2 Belanda persis seperti keadaan kolonialisme sebelum datangnya pasukan Jepang. Orang2 kulit putih Belanda, indo dan Ambon yang mengaku sebagai centeng dan penjaga keamanan mulai berkeliaran di Jakarta dan itu sering meresahkan dan tak jarang menimbulkan ketegangan.
Dalam masa pergolakan di wilayah Senen ini muncullah nama-nama seperti Bang Piāi dan Bang Amat Bey atau yang lebih beken dipanggil Mat Bendot. Mereka sejatinya adalah para berandalan Jakarta dan tetua para copet. Bang Piāi punya pasukan yang diberi nama Sebenggol. Anggota pasukan itu semuanya tukang copet.
Mungkin karena alasan tekanan Belanda yang kian hari kian arogan membuat para jagoan Betawi ini bergabung dengan...
Ā Ā Ā Read moreMonumen ini menggambarkan perjuangan rakyat dan tentara dalam mempertahankan kemerdekaan. Dahulu kala wilayah Senen dan sekitarnya adalah daerah yang pernah menjadi lokasi pertempuran para pejuang-pejuang Indonesia saat terjadi serangan fisik di Kota Jakarta setelah mendaratnya kapal perang pasukan sekutu tiba di Teluk Jakarta pada tanggal 29 September 1945. Jelas sekali terlihat Monumen Perjuangan Senen menggambarkan perjuangan massa revolusi fisik semua golongan masyarakat, yaitu rakyat, pemuda, pemudi, dan anak-anak. Para pemudi berjuang di garis belakang, membantu kebutuhan logistik dapur umum dan pertologan palang merah. Seniman Pematung Monumen Senen terdiri dari tiga orang yaituĀ Sadiman,Ā SuhartonoĀ danĀ Haryang Iskandar, dibantu oleh pelukisĀ Suyono Palal.
Patung Monumen Perjuangan Senen ini dibuat dengan beton cor bubut batu semen yang didatangkan dari Kabupaten Sleman, Jawa Tengah serta dibuat gaya realistis dengan skala patung sosok orang dewasa setinggi 2 meter dan sosok anak-anak setinggi 1 meter. Pada saat pembuatan patung ini dilakukan di Sanggar Pucuk Citra hingga diresmikan pembangunannya pada tanggal 2 Mei 1982 oleh Walikota Jakarta PusatĀ A. Munir.
Nama/Lokasi:Monumen Perjuangan Senen Kategori:Monumen, Taman dan Prasasti, Taman Lokasi Alamat:Jl. Letjen R suprapto, Senen, Jakarta...
Ā Ā Ā Read more