A typical red church stands on Ronggowarsito St. (Dutch: Kloosterstraat). The red colour comes from red bricks specifically brought from the Netherlands. Saint Joseph's Church is one of the oldest Catholic churches in Java. The first Indonesian vicar apostolic, Mgr. Soegijapranata had his seat as well as took parish duties in this church. . In the early of 1800's, Catholicism entered Semarang. A congregation was established by Father Prinsen who was in charge of handling Catholic religious duty. Due to the lack of fund, the congregation did not have a church. In accordance, Catholic communities had held a weekly mass in Immanuel Church (today Gereja Blenduk), a Protestant basis church. When a Dutch governor paid a visit, he concerned with the situation. Then he proposed a fund to the colonial government to build a church. Designed by Van Bakel, a Dutch architect, the church was built in 1870. With ups and downs during the construction, this first Catholic church in Semarang was finally finished in 1875. It was blessed by Mgr. Joseph Lijnen. . St. Joseph's church is highly decorated. A Gothic altar stands in the front. Two unique chandelier lightings are hanging on the ceiling. A lot of stained glass windows, which depicting holy saints, produce soft ray of light inside the church. On the 2nd floor, a pipe organ is decorating magnificently, eventhough, it is no longer functional because of the...
Read moreI love this church very much. It is sited at the area of old town in Semarang, the area of Dutch colonial heritage which has been successfuly restored. The church itself was built in 1870 - 1875, architectured by WI van Bakel (Dutch) in neogothic style. As the first in Semarang, the church is full with history of Roman Catholic cultivation in the town and Central Java. The late Monsigneur Albertus Soegijapranata (the first Indonesian bishop) stayed here, in the Gedangan church presbytery (Saint Joseph Church is also called Gedangan Church). I highly recommend you (whatever your belief is) to visit this church and (for you if you are a Catholic) to attend the...
Read moreOne of heritage in Semarang. The architecture was so ancient. Komplek Gereja St. Jusuf yang dibangun antara 1870 – 1875 ini terdiri atas bangunan-bangunan Gereja, Pastoran dan gedung pertemuan. Gereja Katolik pertama di Semarang ini terletak disisi Timur Jl. Ronggowarsito, sehingga bangunannya menghadap ke Barat. Bangunan Gereja terletak di bagian paling Selatan dari tapak dan membujur dari Barat sampai ke Timur. Ciri yang mencolok dari bangunan ini (dan sekitarnya) ialah bangunan bahan bata klinker . Bagian Tengah bangunan menjulang tinggi dengan jendela yang membentuk busur yang meruncing ke arah puncak dan ruang altaran yang terletak di sebelah Timur dengan jendela kaca berbingkai timah berwarna-warni merupakan ciri gothik yang nyata. Pondasi dari batu dan memikul struktur dinding dengan perkuatan kolom pada tempat tertentu. Sebagian dinding diplester dan di cat, sedangkan sebagian yang lain menonjolkan susunan bata. Bagian kaki dinding dilapisi dengan lempeng batu berwarna abu-abu. Setiap kolom bangunan dipertegas dengan pembedahan bata.
Bentuk atap adalah pelana dan ditutup dengan sirap. Pada bagian pintu masuk dibuat semacam menara dengan jendela kecil-kecil. Selain itu juga terdapat parapet. Pintu masuk yang mempunyai ambang atas yang dasar, dibingkai oleh busur dengan ujung meruncing ke atas. Di atas pintu terdapat bovenlicht. Hal seperti ini terulang pada jendela-jendela samping, namun dengan ornamentasi yang lebih sederhana. Ruang pengakuan dosa, seperti pada gereja yang berasal dari abad yang lalu, dibuat menonjol, berbentuk segi banyak. Bangunan pastoran,merupakan bangunan setangkup dengan fasade tunggal, bertingkat, membujur dari Timur ke Barat pula . Bangunan ini dikelilingi serambi dengan atap sosoran yang ditutup genteng. Atap bangunan adalah pelana dengan listpank kayu berornamen. Pintu-pintu memiliki ambang melengkung, seperti halnya bangunan Renaissance. Demikian pula halnya...
Read more