I had most fascinating tour of this cigarette factory. They don’t have ticket booth or organised tour, but the security guard let me in to have a look inside of the factory then the 4th generation owner “ADI” came out and showed me around and explained the production. There is a room for rolling & trimming and seperate room for packing and also counting area for how many individual workers rolled in a day to calculate their salaries. Apparently it’s cheaper to use machines but they are keeping the tradition of hand rolling to provide jobs for locals. The cigarettes is natural with no chemicals used unlike modern way of production, so maybe is not as harmful as regular cigarettes (?) Thank you so much for letting me in and show me around. Much appreciated for your...
Read moreKota Lama Semarang yang punya julukan Little Netherland menyimpan berbagai bangunan kuno dengan keunikan dan ceritanya sendiri. Meski ada beberapa bangunan mangkrak dan suwung, tapi banyak pula bangunan yang masih difungsikan.
Salah satu bangunan yang menarik dikulik adalah bangunan Pabrik Rokok Praoe Lajar di Jalan Merak. Sayangnya pengelola pabrik nggak bisa memberikan informasi terkait sejarah gedung yang dulunya kantor administrasi listrik zaman Belanda tersebut.
Bangunan dari jaman pemerintahan kolonial Belanda. Dengan papan nama berwarna merah, cukup terawat. Suasananya waktu itu, cukup sepi walau didepannya berjejer sepeda motor, para karyawannya.
Dari referensi yang aku baca, rokok Prahoe Lajar ini merupakan rokok lokal dengan segmen kelas menegah bawah. Dan ternyata pabrik rokok ini pun masih beroperasi sampai sekarang! Oya?
Karena aku bukan perokok, dan karena aku tidak pernah tahu tentang rokok, aku pun tidak tahu apa-apa tentang ini. Tetapi ketika aku me-rewind ingatanku tentang iklan-iklan rokok Indonesia, bahkan rokok lokal, aku belum pernah tahu ada rokok seperti ini. Apalagi iklan-iklan rokok di semua media. Di warung-warung rokok? Sepertinya juga belum pernah lihat. Lhaaaa… Dijual ke mana?
Entahlah. Tetapi yang jelas, pabrik rokok ini masih beroperasi sampai sekarang. Yang artinya, semuanya bisa dihidupi oleh hasil penjualannya, kan?
Ternyata rokok Praoe Layar ini merupakan salah satu pabrik rokok dari Semarang yang "selamat" dari gempur rokok-rokok nasional, bahkan internasional. Konsumennya lebih kepada para nelayan, kebanyakan dari Pekalongan, Pemalang, dan Tegal, sebuah kota kecil para nelayan, sekitar 2 jam dari Semarang ke arah barat Pulau Jawa. Dan ku yakin sekali, masyarakat nelayan mempunyai pasar yang luar biasa! Tidak kalah dengan pasar masyarakat mengeah ke atas, bahkan bisa lebih...
Read moreSalah satu pabrik rokok lokal yang masih tersisa di kawasan Kota Lama Semarang, rokok ini diklaim sebagai "rokoknya para nelayan". Dulu, pabrik ini adalah gedung bernama "Maintz and Co"; Sebuah perusahaan energi swasta di Hindia Belanda pada waktu itu. Anak perusahaannya adalah ANIEM atau (Algemeene Nederland Indische Electriciteits Maatschappaij), sekarang dikenal sebagai PLN (Perusahaan Listrik Negara). Setelah masa kemerdekaan, kantor ini terkena kebijakan nasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia tanggal 2 Mei 1959. Mari dukung produk...
Read more