HTML SitemapExplore
logo
Find Things to DoFind The Best Restaurants

Keraton Surakarta Hadiningrat — Attraction in Surakarta

Name
Keraton Surakarta Hadiningrat
Description
Nearby attractions
Museum Keraton Surakarta
Jl. Sidikoro No.1, RW.2, Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144, Indonesia
Alun-Alun Lor Surakarta
CRGH+4GJ, Jl. Alun Alun Utara, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57133, Indonesia
Masjid Agung Keraton Surakarta
Jl. Masjid Agung No.1, Kauman, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57122, Indonesia
Kampung Batik Kauman
Jl. K.H Hasyim Ashari No.1, Kauman, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57112, Indonesia
Fort Vastenburg
Jl. Jend. Sudirman, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57133, Indonesia
Gerbang Utama Kampung Wisata Batik Kauman Solo
Jl. Wijaya Kusuma No.38, Kauman, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57122, Indonesia
Nearby restaurants
Sate Kambing Mas Mario
Jl. Kapten Mulyadi, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57118, Indonesia
Ronde & siomay - Warung Srie Redjeki
Jl. Reksoniten No.22, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57155, Indonesia
Es Masuk Gajahan
Jl. Reksoniten No.43B, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57115, Indonesia
Kerak telor
CRFH+MRQ, Jl. Alun Alun Utara, Kauman, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Armey Kitchen
Jl. Yos Sudarso Nonongan, Kemlayan, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57153, Indonesia
Dapur Asli Solo
Jl. Yos Sudarso No.172, Jayengan, Kec. Serengan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57151, Indonesia
Kusuma Sari Restaurant & Ice Cream
Slamet Riyadi St No.111, Kemlayan, Serengan, Surakarta City, Central Java 57151, Indonesia
Nasi Liwet Bu Sarmi, Lojiwetan
Jl. Kapten Mulyadi, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57113, Indonesia
Nasi Liwet Yu Sani Gemblegan
CR9C+3GQ, Jl. Veteran, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57156, Indonesia
Pecel Menangan Surakarta
Jl. Citarum No.34, Joyosuran, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57116, Indonesia
Nearby hotels
Ndalem Kinasih
Jl. Tamtaman No.138, Baluwarti, Pasar Kliwon, Surakarta City, Central Java 57144, Indonesia
Al Salam Syariah Guest House
Jl. Untung Suropati No.11, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57113, Indonesia
Sans Hotel City Inn Solo
Jl. DR. Radjiman, Kauman, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57155, Indonesia
Teras Solo Guest House Syariah
Jl. Kapten Mulyadi No.166, Ps. Kliwon, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57118, Indonesia
RedDoorz Plus near Museum Keraton Surakarta
Jl. Cisadane, Gajahan, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144, Indonesia
Syariah Wisma Kartika
Jl. Kapten Mulyadi No.140, Ps. Kliwon, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57118, Indonesia
Doeloerkoe Homestay
Jl. Kyai Gede No.28, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57113, Indonesia
The Royal Surakarta Heritage - Handwritten Collection
Slamet Riyadi St No.6, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Surakarta City, Central Java 57111, Indonesia
Horison Aziza Solo
Jl. Kapten Mulyadi No.115, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57133, Indonesia
Petit Boutique Hotel
Beteng Trade Center, Jl. Mayor Sunaryo No.4, Kedung Lumbu, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57117, Indonesia
Related posts
Keywords
Keraton Surakarta Hadiningrat tourism.Keraton Surakarta Hadiningrat hotels.Keraton Surakarta Hadiningrat bed and breakfast. flights to Keraton Surakarta Hadiningrat.Keraton Surakarta Hadiningrat attractions.Keraton Surakarta Hadiningrat restaurants.Keraton Surakarta Hadiningrat travel.Keraton Surakarta Hadiningrat travel guide.Keraton Surakarta Hadiningrat travel blog.Keraton Surakarta Hadiningrat pictures.Keraton Surakarta Hadiningrat photos.Keraton Surakarta Hadiningrat travel tips.Keraton Surakarta Hadiningrat maps.Keraton Surakarta Hadiningrat things to do.
Keraton Surakarta Hadiningrat things to do, attractions, restaurants, events info and trip planning
Keraton Surakarta Hadiningrat
IndonesiaCentral JavaSurakartaKeraton Surakarta Hadiningrat

Basic Info

Keraton Surakarta Hadiningrat

Jl. Kamandungan, Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144, Indonesia
4.6(6.2K)
Open 24 hours
Save
spot

Ratings & Description

Info

Cultural
Family friendly
attractions: Museum Keraton Surakarta, Alun-Alun Lor Surakarta, Masjid Agung Keraton Surakarta, Kampung Batik Kauman, Fort Vastenburg, Gerbang Utama Kampung Wisata Batik Kauman Solo, restaurants: Sate Kambing Mas Mario, Ronde & siomay - Warung Srie Redjeki, Es Masuk Gajahan, Kerak telor, Armey Kitchen, Dapur Asli Solo, Kusuma Sari Restaurant & Ice Cream, Nasi Liwet Bu Sarmi, Lojiwetan, Nasi Liwet Yu Sani Gemblegan, Pecel Menangan Surakarta
logoLearn more insights from Wanderboat AI.
Phone
+62 271 641243
Website
kratonsurakarta.com

Plan your stay

hotel
Pet-friendly Hotels in Surakarta
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Affordable Hotels in Surakarta
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.
hotel
Trending Stays Worth the Hype in Surakarta
Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Reviews

Nearby attractions of Keraton Surakarta Hadiningrat

Museum Keraton Surakarta

Alun-Alun Lor Surakarta

Masjid Agung Keraton Surakarta

Kampung Batik Kauman

Fort Vastenburg

Gerbang Utama Kampung Wisata Batik Kauman Solo

Museum Keraton Surakarta

Museum Keraton Surakarta

4.4

(101)

Closed
Click for details
Alun-Alun Lor Surakarta

Alun-Alun Lor Surakarta

4.4

(2.9K)

Open 24 hours
Click for details
Masjid Agung Keraton Surakarta

Masjid Agung Keraton Surakarta

4.8

(3.5K)

Open until 12:00 AM
Click for details
Kampung Batik Kauman

Kampung Batik Kauman

4.7

(1.1K)

Open 24 hours
Click for details

Nearby restaurants of Keraton Surakarta Hadiningrat

Sate Kambing Mas Mario

Ronde & siomay - Warung Srie Redjeki

Es Masuk Gajahan

Kerak telor

Armey Kitchen

Dapur Asli Solo

Kusuma Sari Restaurant & Ice Cream

Nasi Liwet Bu Sarmi, Lojiwetan

Nasi Liwet Yu Sani Gemblegan

Pecel Menangan Surakarta

Sate Kambing Mas Mario

Sate Kambing Mas Mario

4.6

(400)

Click for details
Ronde & siomay - Warung Srie Redjeki

Ronde & siomay - Warung Srie Redjeki

4.4

(539)

Click for details
Es Masuk Gajahan

Es Masuk Gajahan

4.4

(1.3K)

Click for details
Kerak telor

Kerak telor

4.7

(8)

Click for details
Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
Wanderboat LogoWanderboat

Your everyday Al companion for getaway ideas

CompanyAbout Us
InformationAI Trip PlannerSitemap
SocialXInstagramTiktokLinkedin
LegalTerms of ServicePrivacy Policy

Get the app

© 2025 Wanderboat. All rights reserved.
logo

Reviews of Keraton Surakarta Hadiningrat

4.6
(6,243)
avatar
5.0
1y

Keraton Surakarta atau juga dikenal sebagai Keraton Solo jadi salah satu kerajaan atau keraton yang masih eksis di Jawa Tengah. Terdapat cerita panjang di balik berdirinya Keraton Surakarta yang ternyata bermula dari Keraton Kartasura yang rusak.

Meskipun berdirinya Keraton Surakarta disebut bermula dari Keraton Kartasura yang rusak, tetapi berdirinya keraton yang dipimpin oleh Pakubuwono ini tak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Mataram.

Adapun perpindahan dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta juga disebabkan oleh adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1740-an.

Berikut ini informasi lengkap mengenai sejarah Keraton Surakarta dikutip dari skripsi 'KONFLIK RAJA KEMBAR KERATON SURAKARTA HADININGRAT (2004-2012)' yang disusun oleh Risti Eviana dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), diakses detikJateng dari situs eprints.uny.ac.id pada Rabu (8/2/2023).

Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta

Berdirinya Keraton Surakarta tidak terlepas dari Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram ini didirikan oleh Panembahan Senapati Ing Ngalogo pada tahun 1575 dan menjadi sultan pertama. Kerajaan Mataram berkembang hingga mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Agung pada tahun 1613-1645.

Dari Kerajaan Mataram ini kemudian melahirkan keturunan dinasti berikutnya, yaitu Keraton Surakarta yang didirikan oleh Pakubuwono II dengan gelar Susuhunan Paku Buwana Senapati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panatagama.

Geger Pecinan Pada masa pemerintahan Pakubuwono II terjadi peristiwa Geger Pecinan. Pemberontakan ini dimulai sejak tahun 1740 saat VOC memberlakukan kebijakan untuk mengurangi jumlah orang Cina di Batavia yang kemudian membuat banyak orang Cina mengungsi ke wilayah Jawa Tengah dan membentuk laskar-laskar perlawanan.

Pelarian laskar Cina tersebut mendapat dukungan dari para bupati di wilayah pesisir serta secara diam-diam Pakubuwono II juga mendukung gerakan perlawanan laskar Cina terhadap VOC ini melalui Adipati Natakusuma selaku seorang patih Kerajaan Kartasura dengan tujuan untuk memukul mundur kekuasaan VOC di wilayah kekuasaan Mataram Kartasura.

Namun, usai melihat Kota Semarang yang menjadi pusat VOC di Timur Batavia tidak jatuh ke tangan orang-orang Cina, Pakubuwono II menarik dukungannya dan kembali memihak VOC untuk memerangi perlawanan laskar Cina.

Pakubuwono II kemudian menangkap Adipati Natakusuma yang akhirnya dihukum buang ke Sailon (Srilanka) untuk menutupi kecurigaan VOC terhadapnya. Namun, kekuatan pasukan Cina semakin kuat dengan adanya dukungan Bupati Pati, Grobogan, dan beberapa kerabat raja.

Bahkan, laskar Cina ini mampu mengangkat Mas Garendi sebagai penguasa yang baru atas kerajaan Mataram Kartasura dengan gelar Sunan Kuning.

Pada tahun 1742 pihak kerajaan semakin terdesak, sehingga membuat raja, kerabat, dan pengikutnya yang masih setia harus mengungsi ke Ponorogo.

Para pemberontak berhasil menduduki dan merusak bangunan Keraton Kartasura. Pemberontakan tersebut kemudian dapat dipadamkan oleh Pakubowono II dengan bantuan pasukan VOC. Pakubuwono II berhasil merebut kembali Kerajaan Kartasura yang sebelumnya berhasil diduduki oleh laskar Cina.

Berpindah ke Surakarta Usai kembali bertakhta, Pakubuwono II merasa bahwa Keraton Kartasura sudah tidak layak untuk menjadi pusat kerajaan. Hal ini karena menurut kepercayaan Jawa, keraton yang sudah rusak telah kehilangan wahyu.

Akhirnya, usai melalui berbagai pertimbangan, Desa Solo dipilih menjadi tempat pengganti Keraton Kartasura yang sudah rusak yang kemudian diberi nama Keraton Surakarta oleh Pakubuwono II. Secara resmi Keraton Surakarta berdiri pada 17 Februari...

   Read more
avatar
4.0
29w

I would like to share my opinion about Keraton Surakarta. Keraton Surakarta is located in the center of Surakarta city, precisely inside the Baluwarti fort.

I was impressed with Keraton Surakarta. Keraton Surakarta is very amazing because it contains historical and art collections. Keraton Surakarta building has beautiful and interesting traditional architecture.

I was disappointed because of the lack of better handling of the existing heritage. Some access to Keraton Surakarta is limited, especially for people with disabilities. In addition, the information available is still limited regarding Keraton Surakarta.

For tourists who want to visit Keraton Surakarta, I recommend activities that must be done, namely the Surakarta Museum collection, exploring the architecture of the palace, and enjoying the beauty of parks such as Taman Sriwedari and Bale Kambang. And don't forget for tourists who want to visit must pay attention to the dress code and behavior while in Keraton Surakarta.

for that I will give 4 stars. I give 4 stars because Keraton Surakarta is very beautiful, there is a lot of history and interesting things there. for that this place...

   Read more
avatar
4.0
16w

The official Surakarta Hadiningrat Palace residence of the Kasunanan Surakarta located in the heart of Solo City, blends traditional Javanese architecture with subtle European touches. Inside, a museum displays royal heirlooms, golden chariots, traditional attire, and historical collections from past kings. Stepping into the palace grounds, you are immediately greeted by a serene and sacred atmosphere. Friendly guides share stories from each room, making the visit more meaningful. The collection is impressive, although certain parts of the building could use more maintenance. Visitors are expected to dress modestly and follow the rules, such as refraining from entering restricted areas or taking photos in prohibited spots. The soft sound of gamelan music and the lingering scent of aged wood in every corner add to the magical charm. Despite minor shortcomings, the historical value and unique atmosphere make the Surakarta Hadiningrat Palace well worth visiting—especially for history and culture enthusiasts who wish to experience the living heritage of a Javanese...

   Read more
Page 1 of 7
Previous
Next

Posts

ErmaDNErmaDN
Keraton Surakarta atau juga dikenal sebagai Keraton Solo jadi salah satu kerajaan atau keraton yang masih eksis di Jawa Tengah. Terdapat cerita panjang di balik berdirinya Keraton Surakarta yang ternyata bermula dari Keraton Kartasura yang rusak. Meskipun berdirinya Keraton Surakarta disebut bermula dari Keraton Kartasura yang rusak, tetapi berdirinya keraton yang dipimpin oleh Pakubuwono ini tak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Mataram. Adapun perpindahan dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta juga disebabkan oleh adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1740-an. Berikut ini informasi lengkap mengenai sejarah Keraton Surakarta dikutip dari skripsi 'KONFLIK RAJA KEMBAR KERATON SURAKARTA HADININGRAT (2004-2012)' yang disusun oleh Risti Eviana dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), diakses detikJateng dari situs eprints.uny.ac.id pada Rabu (8/2/2023). Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta Berdirinya Keraton Surakarta tidak terlepas dari Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram ini didirikan oleh Panembahan Senapati Ing Ngalogo pada tahun 1575 dan menjadi sultan pertama. Kerajaan Mataram berkembang hingga mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Agung pada tahun 1613-1645. Dari Kerajaan Mataram ini kemudian melahirkan keturunan dinasti berikutnya, yaitu Keraton Surakarta yang didirikan oleh Pakubuwono II dengan gelar Susuhunan Paku Buwana Senapati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panatagama. Geger Pecinan Pada masa pemerintahan Pakubuwono II terjadi peristiwa Geger Pecinan. Pemberontakan ini dimulai sejak tahun 1740 saat VOC memberlakukan kebijakan untuk mengurangi jumlah orang Cina di Batavia yang kemudian membuat banyak orang Cina mengungsi ke wilayah Jawa Tengah dan membentuk laskar-laskar perlawanan. Pelarian laskar Cina tersebut mendapat dukungan dari para bupati di wilayah pesisir serta secara diam-diam Pakubuwono II juga mendukung gerakan perlawanan laskar Cina terhadap VOC ini melalui Adipati Natakusuma selaku seorang patih Kerajaan Kartasura dengan tujuan untuk memukul mundur kekuasaan VOC di wilayah kekuasaan Mataram Kartasura. Namun, usai melihat Kota Semarang yang menjadi pusat VOC di Timur Batavia tidak jatuh ke tangan orang-orang Cina, Pakubuwono II menarik dukungannya dan kembali memihak VOC untuk memerangi perlawanan laskar Cina. Pakubuwono II kemudian menangkap Adipati Natakusuma yang akhirnya dihukum buang ke Sailon (Srilanka) untuk menutupi kecurigaan VOC terhadapnya. Namun, kekuatan pasukan Cina semakin kuat dengan adanya dukungan Bupati Pati, Grobogan, dan beberapa kerabat raja. Bahkan, laskar Cina ini mampu mengangkat Mas Garendi sebagai penguasa yang baru atas kerajaan Mataram Kartasura dengan gelar Sunan Kuning. Pada tahun 1742 pihak kerajaan semakin terdesak, sehingga membuat raja, kerabat, dan pengikutnya yang masih setia harus mengungsi ke Ponorogo. Para pemberontak berhasil menduduki dan merusak bangunan Keraton Kartasura. Pemberontakan tersebut kemudian dapat dipadamkan oleh Pakubowono II dengan bantuan pasukan VOC. Pakubuwono II berhasil merebut kembali Kerajaan Kartasura yang sebelumnya berhasil diduduki oleh laskar Cina. Berpindah ke Surakarta Usai kembali bertakhta, Pakubuwono II merasa bahwa Keraton Kartasura sudah tidak layak untuk menjadi pusat kerajaan. Hal ini karena menurut kepercayaan Jawa, keraton yang sudah rusak telah kehilangan wahyu. Akhirnya, usai melalui berbagai pertimbangan, Desa Solo dipilih menjadi tempat pengganti Keraton Kartasura yang sudah rusak yang kemudian diberi nama Keraton Surakarta oleh Pakubuwono II. Secara resmi Keraton Surakarta berdiri pada 17 Februari 1745. -Detik.com-
navisya dnavisya d
The official Surakarta Hadiningrat Palace residence of the Kasunanan Surakarta located in the heart of Solo City, blends traditional Javanese architecture with subtle European touches. Inside, a museum displays royal heirlooms, golden chariots, traditional attire, and historical collections from past kings. Stepping into the palace grounds, you are immediately greeted by a serene and sacred atmosphere. Friendly guides share stories from each room, making the visit more meaningful. The collection is impressive, although certain parts of the building could use more maintenance. Visitors are expected to dress modestly and follow the rules, such as refraining from entering restricted areas or taking photos in prohibited spots. The soft sound of gamelan music and the lingering scent of aged wood in every corner add to the magical charm. Despite minor shortcomings, the historical value and unique atmosphere make the Surakarta Hadiningrat Palace well worth visiting—especially for history and culture enthusiasts who wish to experience the living heritage of a Javanese kingdom firsthand.
Abbott HsuAbbott Hsu
Solo palace with European and Jawaese concept in it's layout and construction. The exterior defending wall and fortress are pretty high and well kept till now. Though the overall dimension looks like big, the opening areas are limited, not too much areas for tourists to visit. The front yard and surrounding facilities are not maintained well. The tour guide told us it is because Sultan wants to deal with his current territory by himself. The government can do nothing for it. The opening areas show you the heritage of royal families, some traditional activities, like wayang kulit and tari topeng. You can find the military force and some display from the antique weapons. Royal life can be observerd by different kinds of transportation as well, like sedan chair and carriage. The horse for daily transportation or war is remarked ad well. Of course, you can find some cultural emerging among countries, like China and Dutch. It takes you around 1.5 hour to complete the visit. Enjoy it.
See more posts
See more posts
hotel
Find your stay

Pet-friendly Hotels in Surakarta

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Keraton Surakarta atau juga dikenal sebagai Keraton Solo jadi salah satu kerajaan atau keraton yang masih eksis di Jawa Tengah. Terdapat cerita panjang di balik berdirinya Keraton Surakarta yang ternyata bermula dari Keraton Kartasura yang rusak. Meskipun berdirinya Keraton Surakarta disebut bermula dari Keraton Kartasura yang rusak, tetapi berdirinya keraton yang dipimpin oleh Pakubuwono ini tak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Mataram. Adapun perpindahan dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta juga disebabkan oleh adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1740-an. Berikut ini informasi lengkap mengenai sejarah Keraton Surakarta dikutip dari skripsi 'KONFLIK RAJA KEMBAR KERATON SURAKARTA HADININGRAT (2004-2012)' yang disusun oleh Risti Eviana dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), diakses detikJateng dari situs eprints.uny.ac.id pada Rabu (8/2/2023). Sejarah Berdirinya Keraton Surakarta Berdirinya Keraton Surakarta tidak terlepas dari Kerajaan Mataram. Kerajaan Mataram ini didirikan oleh Panembahan Senapati Ing Ngalogo pada tahun 1575 dan menjadi sultan pertama. Kerajaan Mataram berkembang hingga mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Agung pada tahun 1613-1645. Dari Kerajaan Mataram ini kemudian melahirkan keturunan dinasti berikutnya, yaitu Keraton Surakarta yang didirikan oleh Pakubuwono II dengan gelar Susuhunan Paku Buwana Senapati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panatagama. Geger Pecinan Pada masa pemerintahan Pakubuwono II terjadi peristiwa Geger Pecinan. Pemberontakan ini dimulai sejak tahun 1740 saat VOC memberlakukan kebijakan untuk mengurangi jumlah orang Cina di Batavia yang kemudian membuat banyak orang Cina mengungsi ke wilayah Jawa Tengah dan membentuk laskar-laskar perlawanan. Pelarian laskar Cina tersebut mendapat dukungan dari para bupati di wilayah pesisir serta secara diam-diam Pakubuwono II juga mendukung gerakan perlawanan laskar Cina terhadap VOC ini melalui Adipati Natakusuma selaku seorang patih Kerajaan Kartasura dengan tujuan untuk memukul mundur kekuasaan VOC di wilayah kekuasaan Mataram Kartasura. Namun, usai melihat Kota Semarang yang menjadi pusat VOC di Timur Batavia tidak jatuh ke tangan orang-orang Cina, Pakubuwono II menarik dukungannya dan kembali memihak VOC untuk memerangi perlawanan laskar Cina. Pakubuwono II kemudian menangkap Adipati Natakusuma yang akhirnya dihukum buang ke Sailon (Srilanka) untuk menutupi kecurigaan VOC terhadapnya. Namun, kekuatan pasukan Cina semakin kuat dengan adanya dukungan Bupati Pati, Grobogan, dan beberapa kerabat raja. Bahkan, laskar Cina ini mampu mengangkat Mas Garendi sebagai penguasa yang baru atas kerajaan Mataram Kartasura dengan gelar Sunan Kuning. Pada tahun 1742 pihak kerajaan semakin terdesak, sehingga membuat raja, kerabat, dan pengikutnya yang masih setia harus mengungsi ke Ponorogo. Para pemberontak berhasil menduduki dan merusak bangunan Keraton Kartasura. Pemberontakan tersebut kemudian dapat dipadamkan oleh Pakubowono II dengan bantuan pasukan VOC. Pakubuwono II berhasil merebut kembali Kerajaan Kartasura yang sebelumnya berhasil diduduki oleh laskar Cina. Berpindah ke Surakarta Usai kembali bertakhta, Pakubuwono II merasa bahwa Keraton Kartasura sudah tidak layak untuk menjadi pusat kerajaan. Hal ini karena menurut kepercayaan Jawa, keraton yang sudah rusak telah kehilangan wahyu. Akhirnya, usai melalui berbagai pertimbangan, Desa Solo dipilih menjadi tempat pengganti Keraton Kartasura yang sudah rusak yang kemudian diberi nama Keraton Surakarta oleh Pakubuwono II. Secara resmi Keraton Surakarta berdiri pada 17 Februari 1745. -Detik.com-
ErmaDN

ErmaDN

hotel
Find your stay

Affordable Hotels in Surakarta

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Get the Appoverlay
Get the AppOne tap to find yournext favorite spots!
The official Surakarta Hadiningrat Palace residence of the Kasunanan Surakarta located in the heart of Solo City, blends traditional Javanese architecture with subtle European touches. Inside, a museum displays royal heirlooms, golden chariots, traditional attire, and historical collections from past kings. Stepping into the palace grounds, you are immediately greeted by a serene and sacred atmosphere. Friendly guides share stories from each room, making the visit more meaningful. The collection is impressive, although certain parts of the building could use more maintenance. Visitors are expected to dress modestly and follow the rules, such as refraining from entering restricted areas or taking photos in prohibited spots. The soft sound of gamelan music and the lingering scent of aged wood in every corner add to the magical charm. Despite minor shortcomings, the historical value and unique atmosphere make the Surakarta Hadiningrat Palace well worth visiting—especially for history and culture enthusiasts who wish to experience the living heritage of a Javanese kingdom firsthand.
navisya d

navisya d

hotel
Find your stay

The Coolest Hotels You Haven't Heard Of (Yet)

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

hotel
Find your stay

Trending Stays Worth the Hype in Surakarta

Find a cozy hotel nearby and make it a full experience.

Solo palace with European and Jawaese concept in it's layout and construction. The exterior defending wall and fortress are pretty high and well kept till now. Though the overall dimension looks like big, the opening areas are limited, not too much areas for tourists to visit. The front yard and surrounding facilities are not maintained well. The tour guide told us it is because Sultan wants to deal with his current territory by himself. The government can do nothing for it. The opening areas show you the heritage of royal families, some traditional activities, like wayang kulit and tari topeng. You can find the military force and some display from the antique weapons. Royal life can be observerd by different kinds of transportation as well, like sedan chair and carriage. The horse for daily transportation or war is remarked ad well. Of course, you can find some cultural emerging among countries, like China and Dutch. It takes you around 1.5 hour to complete the visit. Enjoy it.
Abbott Hsu

Abbott Hsu

See more posts
See more posts