first time i got here and i won't recommend this restaurant to anyone. for food it's quite good, i like the satay kulit. tahu bejeg is good, too spicy but quite good (6.000). oseng mercon is very expensive, 18.000 and you only got small bowl. and i don't get sambal (you can see on display that "free sambal & lalab"). no tisu and spoon too on the table. AND HERE'S THE BEST PART. the service is very very very very bad! all staff, literally ALL STAFF are unfriendly, not smile, short talk. i asked for spoon, and the staff look at me like this emoji 🙄😒. and then he walked to kitchen, and then asked me again: "what? soy sauce?" LIKE WHAT? CAN YOU SEE THE DIFFERENCE BETWEEN "sendok" and "kecap"? oh for layout, it's bad at all! all dish + plate + rice are on the same table, which is so confusing because when i want to get the rice, the staff rejected me, he said that they will take it for us. okay then. then i want to take tahu bejeg, which is so gross if i took it and put it on an aluminum plate (because i put pepes and raw dish there), so i asked for plate, and then they tell me that it can be order on cashier. if you have rules like that, so don't mix all dish on the same table. just put rice and cooked side dish on the cashier like warteg, so we aren't confused which dish can we...
Read moreSetahun lalu. Saya sempat mau makan disini. Dulu masih emperan. Sekarang the best... sudah ada kiosnya hehe.
Ini review saya: Menurut saya jargon "restorannya wong cilik" kurang tepat. Kenapa kok kurang tepat? Menurut saya untuk sebongkah nasi diharga 5000 sangat tidak relevan, dimana dengan uang segitu nasi yang didapat justru lebih sedikit daripada nasi Kaefci. Ini jadi membuat orang enggan balik ke warung zomer (mungkin yang udah ngasih bintang dibawah 3 mikir mikir lagi kalo mau kesini), kedepan pun saya kalo mau ke sini mungkin bakal bawa nasi sendiri. Es teh juga menurut saya tidak relevan harganya (sama 5k)... kalah lho sama rasanya es teh ayam goreng ne**ngso. Dimana mereka menjual dengan harga 4 ribu dan masih ada ekstra rasa lecci di tehnya.
Tapi jujur... masakannya teh geloo.. juara pisan enaknya, kemarin reques sambal dibanyakin juga dilayani, dan soal yang keras keras seperti di sesi tanya jawab di atas... iya memang ada, bakwan jagung lumayan mengarah ke alot daripada empuk.
Di sana makan menghabiskan --40 ribu (nasi 2porsi, es teh, oseng mercon, usus, bakwan jagung. Itu menurut saya ngga terlalu baik untuk dikata restoran wong cilik. Andai saja, harga nasi atau es teh bisa lebih membumi lagi... pasti tidak segan segan untuk kembali. Saya merasa kalo harga lauk sejujurnya sudah cukup masuk akal, mengingat zona merah sudah lama berdiri, tidak ada salahnya mengambil profit dari sini... toh masakannya enak, sambalnya juga masuk. Setidaknya jika habis di bawah 33/34 ribu, menurut saya worth it.
Saya pikir kembali tidak ada salahnya membawa sisa makanan yang sayang sekali untuk dihabiskan. Agar bisa menyambung hidup di esok kemudian. Konyol... tapi ingin membuktikan juga... apakah ramai karena hal mistik? Ternyata tidak.... oseng merconnya tetap enak ketika saya bawa pulang. Dan saya padukan dengan nasi polosan kuning yang saya beli di depan gang. Warbyasah!
Ke zommer lagi? Boleh lah... masakanya enak asli emang (tentu pesen lauk aja,nasinya bawa dari kos... kalo pesen lauk aja gak boleh... kayaknya gak balik kesana hahaha)...
Read moreMakan di tempat free teh panas ya kak. Bagi yang pertama datang kesini siap2 aja antri kalau lagi ramai dan kalau di depan penuh cek di belakang yah kak ada tempat buat makan di tempat juga dan wastafelnya ada di samping. Disini juga pakai pajak (VAT).
Kalau pesan g-food salad, sayur asem dan sop iga sapinya kadang ada kadang engga ada. Sop iga sapinya ga kaleng2 isiannya banyak bagi yang ga rakus bisa untuk 2x makan kalau bungkus tapi agak asin.
Kesini gatau sudah yang keberapa kali, suka sama oseng mercon nya tp dibuatkan standar kak biar porsinya ga berubah2, babat, sambel goreng ati (standar), udang enak tp 1 tusuk ada 3 😭, peda pepesnya enak, pepes tahu okelah, ceker b, ayam, asin cumk, telur puyuh oke, lalap dan sambelnya bikin aku ketagihan👌 terus pesen kesini lagi gofood ga pakai lama jadi suka pakai pesen online biar ga lama nunggu disana, ga pernah ngecewain tapi waktu nyoba terong goreng ekspetasi seperti difoto potong panjang tipis eh realitanya terong mentah di potong 3 bulat (tidak enak, keras dan hambar) juga pernah coba perkedel jagung di goreng lg tp waktu di makan rasanya seperti perkedel lama🙁 juga pernah minta lele bakar malah di kasih lele goreng dong, gak ngerti lagi kenapa bisa gitu. Untung yang membuat aku selalu kembali kesini itu lalapannya waktu fresh sama sambelnya 👌🤩 (sama ada nasi merahnya disini (btw pernah pesen online dikasih nasi merah banyak keraknya). Pernah pengen kangkung tp di bilang ga nerima dulu padahal ada (menolak rezeki😂), sebaiknya bilang habis saja atau dibilangin bakalan lama jadinya. Kalau ketemu pelanggan galak bisa di paksa harus bisa😭🤣
Mohon maaf kak ini kedua kalinya kasih ulasan diedit kembali, anggap aja aku pelanggan garis keras nya zona...
Read more