Read morethe place is easy to reach near the Radio Dalam street and Melawai street, the parking is spacious but sometimes it is quite hard due to the location as an on road parking.. so you have to be quite familiar with Jakarta's (or Indonesian's) street parking way of life...., the restaurant is not good, it's not air conditioned, it is like an road side open air cafeteria,... the food was very delicious, if you like porridge. chicken... and half boiled egg mixed together combined to be a very rich flavored delicacies... the staff were friendly, you need to go the cashier.. then order.. tell them where you are (either on the roadside table or in your car) and then they will deliver it to you.. after eating you need to take the finished plates back to the cashier or.. sometimes with a mobile staf on delivery to other tables or cars.. they can help you with the finished dishes and the payment as well -- a uniquely Indonesian way of service.. the price is average of its kind.. please expect around 20.000 to 30.000 Rupiah per plate... it is recommended for foodies.. if i remember correctly.. no bathroom.. keep up...
One of the OG porridge vendor in Jakarta. Located in hawker center near Ayodia Park, it is just a minutes away from Blok M and Melawai complex. Nearest shopping mall is Blok M Plaza and Gandaria City. If you want to get here, be aware that the parking lot a bit limited, it can get very crowded on after office hour and dinner time. If you don’t want to park by the street, you can park in the nearby apartment parking lot, and walk from there. By-the-way you can order and asked the server to deliver it to your car. This particular porridge vendor has been around since 1992. They serve only porridge here and only on night time, you can either get it with egg or not. The egg is raw, and just put it before they put in the hot porridge. You can mixed it before eat and will get cooked by the heat, or save it for last as a treat! They are well known to put cheese sticks instead of cracker as a crunch texture for the porridge. There are several other vendor, so if you do not feel like having porridge, you can choose various food, like sate Padang, Dim Sum,...
Read moreBubur ayam Barito Pak Agus ini sudah sangat terkenal sejak lama. Si Pak Agusnya mulai berjualan bubur ayam di Jalan Barito ini sejak sekitar tahun 1992 atau sudah 33 tahun. Dan sejak saat itu, warung bubur ayam setia melayani pelanggannya setiap hari mulai pukul 16:00 sampai larut malam. sekitar jam 24:00.
Dulu saya sering sekali njajan bubur ayam Pak Agus saat pulang kerja lembur. Setelah bertahun-tahun tidak pernah mencicipi lagi hangatnya bubur Pak Agus ini, baru beberapa hari lalu saya dan beberapa teman iseng njajan bubur ayam di warung ini lagi. Ceritanya sedang nostalgia sembari napak tilas tempat njajan masa lalu, saat baru merintis karir di Jakarta yang katanya kejam.
Dan ternyata rasa bubur ayamnya masih konsisten, masih tetap sama dengan rasa bertahun lalu. Buburnya tetap gurih sedikit asin dan sangat lembut. Karena buburnya padat, makan satu porsi bubur saja sudah terasa sangat kenyang.
Pelayanannya juga tidak berubah. Pak Agusnya masih tetap setia melayani sendiri semua pelangganya. Tanpa lelah beliau telaten dan sabar mengisi mangkok demi mangkok dengan bubur ayam buatannya.
Dan, beliau juga tetap meracik sendiri semua bubur ayam pesanan pelanggannya. Mulai dari menyendok bubur, menuangkan kecap asin, minyak bawang, hingga menaburi bubur dengan semua toping standar.
Bubur ayamnya tetap kental dan gurih. Meskipun sudah diaduk-aduk, buburnya tetap saja kental dan padat. Tidak berubah jadi cair atau berubah jadi encer banget. Isian buburnya pun tetap tidak berubah dari dulu.
Masih ada isian kuning telor mentah di dasar mangkok kemudian ditimbun bubur panas, sehingga si kuning telor itu menjadi setengah matang. Bagi yang tidak suka bisa request buburnya tanpa kuning telor ini.
Juga selalu ada toping ayam rebus/kukus, irisan daun seledri/bawang, bawang goreng, stick bawang, potongan cakwee, kecap asin, bubuk lada, minyak bawang. Di meja makan juga masih tetap tersedia sambel, kecap, bubuk merica plus tong cai.
Saat malam minggu dan hari-hari libur, pembeli bubur ayamnya selalu datang membludak. Dan pembelinya harus rela antri karena tidak kebagian meja kursi. Bila sudah tidak sabar antri menunggu meja kursi kosong, terpaksa bisa meminta buburnya di antar di mobil dan dimakan di mobil. Bila tidak punya mobil, ya terpaksa harus bersabar antri sampai dapat meja kursi yang kosong.
Dengan kesibukannya seperti itu saat pembeli sedang ramai, Pak Agusnya masih sempat dan bisa berbincang akrab dan santai dengan saya. Dia ternyata bisa membedakan, mana pelanggan lamanya dan mana pelanggan barunya. Beliau juga mengucapkan terima kasih karena saya dan teman-teman masih ingat dan mau mampir ke warung buburnya. Bahkan Pak Agus juga mengundang saya agar hadir dalam pesta mantu untuk anaknya beberapa hari setelah lebaran nanti.
Saat ini, warung bubur ayam Pak Agus ini rata-rata bisa menghabiskan beras hingga 80kg per hari. Sedangkan ayamnya bisa habis sampai lebih dari 250 ekor setiap hari. Sungguh hebat perjuangan dan pelayanan...
Read more